1.

75.5K 1.9K 18
                                    

“saya terima nikah dan  kawinnya Aisyah Zahranita binti Kemal Akbar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai”

“bagaimana para saksi? Sah?”

“sahhhh”

Aku menghembuskan nafas dengan lega saat mendengarkan kata sah dari ruang tengah tempat ijab qobul baru saja diucapkan.

Langsung saja aku memeluk mbak Aisyah yang sekarang telah resmi menjadi nyonya Fadlan, aku melihat kakakku ini sedang menangis haru karena menddengar suarak kak Fadlan yang lantang tadi. Aku ikut merasakan apa yang kakakku rasakan, aku tau perjuangan cinta kak Aisyah dan kak Fadlan tidaklah mudah apalagi karena restu yang sangat sulit didapatkan dari pihak keluarga kak Fadlan.

Karena menurut keluarga kak Fadlan keluarga kami tidak sebanding dengan keluarga mereka, sejujurnya kemarin aku sempat ragu saat akhirnya tante Sarah merestui hubungan kak Fadlan dan kak Aisyah. Aku tau keluargaku hanyalah keluarga biasa saja yang tidak sekaya keluarga kak Fadlan, Ayah hanyalah seorang dosen yang bekerja di salah satu Universitas ternama di Jakarta sedangkan Ibu hanya ibu rumah tangga yang sekarang sedang mulai menekuni usaha toko kuenya.

Dan kak Aisyah hanyalah seorang Guru Agama di salah satu SMA terbaik di jakarta sedangkan kak Fadlan adalah seorang CEO dari salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Aku melepaskan pelukan kak Aisyah dan meminta perias untuk membenahi make-up kakakku yang sudah mulai luntur karena menangis, setelah itu Ibu datang memanggil kak Aisyah untuk segera menemui kak Fadlan yang sekarang sudah syah menjadi suaminya.

Aku menyusul di belakang, kak Aisyah memang sangat cantik dan anggun apalagi ditambah dengan auranya dengan baju pengantin muslim yang meilit utbuhnya yang tidak mempertontonkan pemandangan yang memang tidak seharusnya di lihat oleh orang lain, selain suaminya. Malam  ini aku mengenakan gamis yang memang sudah didesain khusus untuk acara malam  ini, aku baru saja lulus SMA dan berniat melanjutkan studyku di luar negeri karena kebetulan aku mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas di Paris.

Aku lihat banyak tamu yang sedang berdatangan menyalami kakakku dan suaminya, teman kak Aisyah memang sangat banyak selain cantik dia juga sangat ramah tidak heran jika tamunya sebanyak ini, berbeda sekali denganku yang tidak ada anggunnya sama sekali.

Aku menengok kea rah tante Sarah yang sedang menampilakan wajah datarnya tanpa senyum saat menyambut ucapan dari beberapa orang, sepertinya perjuangan kak Aisyah untuk meuluhkan hati sang mertua belum berakhir dan akan terus berlanjut. Berbeda dengan tante Sarah, om Burhan terlihat selalu tersenyum pada setiap tamu yang menyalaminya, lalu disamping om burhan ada Kafka adek kak Fadlan yang memasang wajah datar seperti ibunya, tapi aku tau walaupun kafka memasang wajah datar dia sudah menerima kak Aisyah menjadi kakak iparnya.

Kafka seumuran denganku dan dari kabar yang aku dengar dia juga akan melanjutkan studynya di luar negeri, tapi kalau aku mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah disana, dia hanya mengandalkan harta keluarganya. Sejujurnya aku tidak terlalu menyukainya karena dialah yang membuat hati temanku hancur kerena kelakuan dia yang sangat seenaknya mempermainkan perasaan perempuan.

Saat akhirnya acara selesai aku membantu kak Aisyah membawa barangnya yang akan dia bawa ke rumah yang sudah si belinya bersama kak Fadlan beberapa bulan yang lalu, aku melihat kak Aisyah sedang menangis ketika berpamitan dengan bapak dan ibu aku tau sekali berat untuk kak Aisyah meninggalkan bapak dan Ibu tapi bagaimanapun juga sekarang kak Aisyah sudah harus mengikuti kemanapun kak Fadlan membawanya.

Sedangkan di sebelahnya aku melihat kak Fadlan sedang berpeukan dengan kedua orang tuanya, dan tante sarah masih saja menampakkan muka datarnya, aku menghela nafaas sepertinya kak Aisyah harus diberi ekstra kesabaran untuk menghadapi mertua seperti itu.

Jodoh AsyifaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang