Pagi harinya aku bersiap untuk kiliah karena sudah tiga hari aku gak masuk, setelah berpamitan pada kedua orang tuaku aku bergegas pergi ke kampusku, aku mencari kelasku sampai akhirnya aku malah bertemu Jeanete.
“Hey shifa. Kemana saja kamu tiga hari ini?”
“hai Jeanete aku sakit jadi tidak berangkat”
“kamu sakit apa? Sudah sembuh?” aku sedikit heran dengan perhatian Jeanete yang terlau berlebihan tapi aku membuang pikiran itu.
“hanya tidak enak badan, mm kita satu kelas lagi ya?” tanyaku
“yup, ayo masuk”
Setelah itu kami masuk ke dalam kelas dan duduk di deretan bangku paling depan tidak berapa lama dosen yang mengajar memasuki ruang kelas, aku mengikuti kelas dengan serius karena aku sudah tiga hari tidak mengikuti perkuliahan. Tapi ada yang anaeh sedari tadi aku menyadari kalau Jeanete selalu melihat ke arahku seperti sedang menilai atau entahlah apa.
Sebenarnya aku merasa risih diperhatikan seperti ini tapi bagaimana lagi apa yang bisa aku lakukan, sekarang dosen masih mengajar akhirnya aku Cuma bisa mengikuti semua yang dosen sampaikan dengan pikiran yang berkecamuk di kepalaku. Saat akhirnya kuliah selesai saat aku akan bergegas pulang Jeanete mencegahku.
“Shifa bagaimana kalau kamu main ke apartemenku?”
“ah untuk apa?” tanyaku heran
“untuk main saja. Aku kesepian di apartemen sendiri. Mau ya?”
“mm maaf Jeanete bukannya aku gak mau tapi hari ini aku tidak bisa karena orang tuaku masih berada di paris jadi aku harus menemani mereka. Mungkin lain kali”
“mm baiklah kalau begitu aku pergi dulu ya bye Shifa”
“bye Jeanete”
Setelah kepergian Jeanete aku masih mengernyit bingung dengan ajakannya akhirnya aku putuskan untuk segera pulang ke flat, selama seminggu ini aku memang didijinkan untuk berlibur oleh miss Ailee selain karena untuk memulihkan keseahata juga karena miss Ailee ingin aku menemani kedua orang tuaku.
Aku berjalan menyusuri trotoar sampai akhirnya sampai di depan gedung flatku aku kemabali mengernyit bingung ketika melihat ada dua mobil yang salah satunya sebagai mobil kak Hafiz, mungkin dia sedang berkunjung, akhirnya aku hanya melangkah menuju flatku dan saat aku mengucapkan salam di depan pintu flat ibulah yang membukakan pintu.
Saat memasuki flat aku lihat ruang keluarga rame disana terdapat bapak dan Hani yang duduk di sofa yang menghadap kea rah pintu, lalu ada kak Hafiz dengan seorang lelaki seumuran bapak di sebelah kanannya dan ada Aziz di sebelah kirinya. Aku langsung dibimbing ibuku untuk duduk dan aku diapit oleh kedua orang tuaku.
“karena nak Shifa sudah datang jadi kita mulai saja acara hari ini” ucapan bapak-bapak yang berada di samping kak Hafiz yang wajahnya sangat mirip dengan kak Hafiz membuatku bingung. Memang ada acara apa?
“Bissmillahirrohmanirrohim. Jadi maksuda kedatangan kami ke sini hari ini adalah untuk meminta izin pada bapak Kemal Akbar untuk meminang anak bapak saudari Asyifa Zahranita untuk menjadi istri dari anak saya yang bernama Hafiz Ghani Azzam.”
“terima kasih atas kedatangan bapak sekeluarga, sejujurnya saya akan merasa senag sekali kalau kita bisa menjadi keluarga apalagi setelah mengetahui orang tua nak Hafiz adalah bapak yang tidak lain adalah Guru besar yang saya kagumi, tapi keputtusan akan saya serahkan pada anak saya. Bagaimana nak apa kamu menerima lamaran nak Hafiz?”
“mm” aku bingung jujur saja dan terlalu syok antara senang dan bingung “bolehkah izinkan saya untuk memikirkannya terlebih dahulu? Saya akan memberikan jawabannya lusa jika kalian berkenan menunggu” kataku sopan
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Asyifa
Romance“saya terima nikah dan kawinnya Aisyah Zahranita binti Kemal Akbar dengan mas kawin tersebut dibayar tunai” “bagaimana para saksi? Sah?” “sahhhh” Aku menghembuskan nafas dengan lega saat mendengarkan kata sah dari ruang tengah tempat ijab qobul bar...