01. Prefix

80 3 0
                                    

Hamzah sekarang lagi makan di kantin fakultasnya yang kebanyakan isinya cowok semua. Cewek ada, tapi paling cuma sebentar karena pada gak tahan disiulin sama cowok-cowok disekitarnya.

Maklum saja, fakultas teknik memiliki jumlah mahasiswa yang lebih banyak dibandingkan mahasiswinya. 85% mahasiswa, selebihnya mahasiswi.

Hamzah memakan sotonya sambil sesekali melihat keadaan disekitarnya lalu makan lalu melihat ponsel lalu makan lalu lihat sekitarnya. Diulang-ulang terus.

Didepannya, ada si orang gabut Yohan yang hari ini tidak ada kelas tapi tetap ke kampus alasannya mau bertemu dengan kawan lama. Halah. Disebelahnya ada Bilal yang sedang memakan mie ayamnya sambil misuh-misuh ga jelas, soalnya dia makan sambil main pubg.

"Njir, banyak cacing gaming woi disini" Bilal misuh-misuh.

"Eh anjir, di belakang gua ada nih"

"Woi bantuin napa elah, gue knock nih"

"Anjing mati gue"

Bilal akhirnya menutup ponselnya, kemudian melemparnya ke arah meja di depannya.

Yohan di sebelahnya hanya cengengesan gak jelas diikuti Hamzah yang juga cengengesan melihat Bilal yang sudah bete.

"Makanya makan ya makan, main game ya main game" ucap Hamzah sambil mendorong mangkok mie ayam Bilal yang masih banyak.

Bilal mendorong mangkok mie ayamnya ke arah Yohan, "Buat lo aja, males makan gue"

"Alhamdulillah, rezeki anak soleh emang. Makasih ya bang" Yohan mengambil sendok dan garpu di depannya, lalu mulai melahap habis mie ayam milik Bilal.

"Yoi"

"Lo baru makan dikit loh, lal. Kalo Welly tau lo baru makan sedikit diamuk lo" Hamzah memperingati Bilal. Memang tugas Hamzah menjaga semua adiknya, tapi kalau sudah urusan konsumsi Welly lah ahlinya.

"Selau lah, bisa aja gue ngasih mie ayam ke Yohan nantinya gue di kasih rendang" kata Bilal.

"Serah lo deh, bang"

Itu yang bilang Yohan.

Setelah Yohan bilang kayak gitu, mereka bertiga diem. Yohan sibuk makan mie ayam, Hamzah ngelanjutin makannya yang belum abis, Bilal lagi nahan laper sambil main ponselnya.

Maininnya sambil emosi gitu.

Sampai akhirnya, Bilal nerima telfon dari seseorang yang bisa Yohan dan Hamzah pastikan cewek.

"Apa?"

"..."

"Ngapain?"

"..."

"Males panas"

"..."

"Mamah ngirim rendang?"

"..."

"Iya iya, kakak kesana nanti"

"..."

"Iya iya, adikku sayang. Gausah bacot deh"

"..."

Bilal memutuskan panggilan telfon, dan lalu menatap dua orang yang sedang memandangnya. Membutuhkan penjelasan.

"Bener kan apa gue bilang, ga ada ruginya gue ngasih mie ayam ke lo, han" Bilal merangkul Yohan lalu menepuk-nepuk punggungnya.

"Iye bang, iye"

"Itu tadi yang telfon adek lo?" Tanya Hamzah.

Bilal mengangguk.

Bilal menarik tangannya kembali, membiarkan Yohan makan dengan tenang. Sedangkan Hamzah sudah menyelsaikan makannya.

"Zah, temenin ke FISIP yuh, ambil rendang" Bilal merapikan tasnya serta penampilannya.

"Sekalian bang, gue mau ketemu kawan nih" kata Yohan sambil menarik tangan Bilal yang posisinya saat itu sedang berdiri.

Bilal melepaskan tangan Yohan, "Bilang aja mau ketemu adek gue kan lo"

"Kan adek abang kawan gue"

Hamzah yang tidak mengetahui apa-apa hanya biasa saja. Hamzah hanya senang karena akan ke FISIP, fakultas dimana cewek itu ada. Ya semoga saja ketemu walau ga tau nanti ketemu apa nggak.

Setelah menunggu Yohan menyelesaikan makannya. Mereka bertiga menuju ke FISIP, yang tidak jauh dari fakultas mereka.

"Han, lo beneran cuma kawanan kan sama adek gue?" Tanya Bilal tiba-tiba saat sedang di perjalanan.

"Beneran bang, gue cuma kawanan. Kalo dianggep pacar sama dia ya juga gapapa"

"Jangan deh, gue pingin adek gue dapet yang kayak Hamzah aja. Jangan kaya lo" Bilal merangkul Hamzah yang berada disebelah kanannya. Yohan yang disebelah kirinya tidak dirangkul.

"Pingin gue tendang, tapi lebih tua"

Yohan yang akhirnya kena tendangan maut dari Bilal.

Sampai di FISIP, mereka langsung meluncur ke kantin fakultas. Tadi bilangnya adeknya Bilal nunggu disitu.

Di kantin mereka bertiga menelusuri pandangan untuk mencari adeknya Bilal. Kata Bilal, pake kaos merah.

Bukannya adeknya Bilal yang ditemukan Hamzah. Melainkan cewek itu, cewek dengan rambut sebahu yang sangat menarik perhatiannya. Setidaknya dia punya kesempatan melihatnya nanti saat Bilal sedang mengobrol dengan adeknya.

"Nah itu adek gue" intrupsi Bilal. Mau tidak mau Hamzah harus mengikuti Bilal.

Sebentar, kenapa Bilal dan Yohan malah berjalan ke meja dimana ada cewek rambut sebahu itu?

Aduh, tolong ini Hamzah lagi senam jantung ini.

Sampai akhirnya...

"Mera, mana rendang dari mamah?"

"Mera, jahat lo ga pernah main sama gue lagi"

Cewek rambut sebahu itu Mera, adik dari Bilal dan kawan yang mau ditemui oleh Yohan.

Dan cewek yang selama ini Hamzah taksir.



Kianna Mera Beindaas youKriminologi '17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kianna Mera Beinda
as you
Kriminologi '17

"kak, hehe, kakak nyebelin deh"


author's note:

dikarenakan aku kurang nyaman sama idol×idol, aku bakal pakai OC saja

mellifluous | han seungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang