05. Ting

27 3 0
                                    

Ayo dong ramaikan cerita ini, gampang banget tinggal vote sama coment aja
Makasih

Seperti yang kalian tahu. Hamzah saat ini sangat terkejut. Melihat foto Jahran di status wa Mera.

Selama dua minggu ini Hamzah perhatikan, Mera bukan tipe orang yang sedikit-sedikit update sebentar-sebentar buat status. Bahkan bisa dihitung dengan jari ia membuat status di wa maupun ig. Paling cuma lagu atau mempromosikan barang dagangan temannya.

Entahlah, apakah Mera sendiri yang mengirimkan status itu. Atau Jahran yang meminjam ponsel Mera lalu berfoto dan mengirimkan status itu.

Hamzah berniat mengomentari status tersebut. Berulang kali ia mengetikan sesuatu. Tapi ia hapus. Ketik lagi. Hapus lagi.

Hamzah|
Pantes tadi jahran rapi banget, mau jalan sama cewek ternyata

Setelah mengirimkan pesan itu, Hamzah langsung menutup ponselnya dan melanjutkan makannya. Dia tidak terlalu berharap akan dibalas atau tidak. Karena ia tahu ia tidak terlalu akrab dengannya.

Hamzah melanjutkan makan baksonya. Biasanya diselingi oleh tawaan yang disebabkan oleh tiga adiknya itu.

Ting

Hamzah mendengar ada notifikasi masuk ke ponselnya. Ia langsung membuka ponselnya dan terkejut karena Mera membalas pesannya.

|Mera
Apaan si kak cuma jalan biasa
Gada apa-apa kok

Hamzah|
Iya deh iya, good luck ya

Hamzah merutuki dirinya kenapa bisa membalas seperti itu. Itu membuat tiga orang disekitarnya menjadi bingung.

"Bang lo sehat kan?" Tanya Yohan kebingungan melihat Hamzah yang lagi menaruh kepalanya di meja.

Hamzah mengangkat kepalanya, "Gue bego banget sumpah", lalu meletakkan kepalanya kembali di atas meja.

"Kenapa kenapa? Cerita sini sama gue. Masalah apa? Masalah mau deketin cewe iya? Cewenya gimana? Pendiem apa agresif nih?" Aldi yang tadinya duduk berhadapan dengan Hamzah langsung pindah kesebelahnya. Tentu saja dengan mengusir Yohan terlebih dahulu.

"Gue belum kenal banget, tapi kayaknya pendiem deh" jawab Hamzah ngasal. Soalnya kalau hanya dilihat wajahnya saja Mera memang terlihat anak yang sangat pendiam.

"Makanya cerita ke gue, siapa tau gue kenal ceweknya kan" kata Yohan sambil memakan baksonya.

Hamzah rasanya ingin menjawab, lo kenal tapi masa gue mau ndeketin orang lagi di gas sama Jahran. "Kapan-kapan aja gue cerita. Waktunya ga tepat sekarang mah"

Hamzah melanjutkan makannya tadi. Sedangkan dua orang di depan dan sampingnya hanya kebingungan. Kalau Hugo gak peduli dia.

"Terserah lo deh"

Tidak lama setelah itu, mereka pulang ke rumah. Setelah sebelumnya berostirahat membiarkan makananya turun dahulu dan tentu membayar.

Sampai dirumah, rata-rata anak rumah udah pada bangun. Lagi bingung mau makan apa. Akhirnya Sandi memutuskan untuk memesan makanan.

"Yusuf, lo mau makan apa?" tanya Sandi yang sedang mencatat pesanan teman-temannya.

"Gue pingin bubur ayam deh, masih ada ga sih?" kata Yusuf.

"Ini udah jam berapa bego? Bubur ayam ya tadi pagi lah ya. Aduh temen siapa ini? Ga ada otak" Yohan yang kebetulan disamping Yusuf langsung menendangnya. Maklum sekarang udah jam setengah tiga sore.

"Ya sori lah gue"

"Bukannya Jahran belum pulang kan? Titip dia aja lah" kata Welly mengintrupsi.

"Iya tuh kan lebih murah. Bisa ngutang dulu. Aman nih uang gue" kata Yusuf.

Seluruh penghuni langsung berkumpul. Mengusulkan makanan yang mau dimakan. Sampai akhirnya diputuskan titip nasi padang, biar kenyang sekalian.

Sekarang Bilal lagi menelpon Jahran. Tapi dari tadi Jahran tidak mengangkatnya. Saat di chat juga tidak di balas. Akhirnya menunggu saja.

Sampai akhirnya Jahran datang. Namun, dengan raut wajah yang tidak mengenakan. Sangat berbeda dengan tadi pagi. Bahkan tidak menyapa yang lainnya langsung masuk kekamarnya.

Hamzah yang melihatnya langsung menghampiri Jahran yang tengah bersiap untuk mandi dikamarnya.

"Napa lo? Bukannya seneng baru jalan sama Mera. Tadi kayaknya bahagia banget" Hamzah menyakan itu pada Jahran.

Jahran hanya membuang nafasnya kasar. Lalu mengacak rambutnya.

"Gimana ya ceritanya"

Hamzah terdiam. Menunggu Jahran siap meceritakannya.

"Mera udah punya pacar ternyata"

mellifluous | han seungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang