02. Apparantly

73 4 1
                                    

Hamzah masih bingung.

Mera, cewek rambut sebahu yang dia sukainya itu ternyata adik kandung dari teman kenthel sejak ospek. Sebenarnya Bilal sering menceritakan tentang Mera, tapi Hamzah tidak pernah kepo mengetahui namanya atu wajahnya.

Dan juga, Mera ini yang sering dianggap pacar Yohan. Hamzah tahu bahwa Yohan sering dikabarkan dekat sekali dengan 'kawan'nya itu. Tapi Hamzah tidak tahu bahwa itu cewek yang dimaksud adalah Mera.

"Mana rendang gue?" Tagih Bilal saat sampai di meja Mera dan duduk di hadapannya.

Mera mengeluarkan tempat makan tupperware cukup besar dari totebagnya lalu menyerahkan kepada Bilal. "Nih, bilang apa?"

"Makasih adikku sayang" Bilal mengambil tempat makan tersebut lalu membukanya dan mengambil satu potong rendang untuk ia makan.

"Bang Bilal jorok banget, belum cuci tangan pasti" kata Sherin, teman Mera yang sewaktu itu perang bacot sama Yusuf.

Bilal ga peduli, makan aja. Mana Yohan ikut ngambil satu.

Mera menutup tempat makan itu, menjauhkannya dari Bilal dan Yohan. "Kata mamah ini buat anak kontrakan, bagi-bagi. Kalo ga ada lauk makan ini aja"

"Makasih ya" kata Hamzah

Mera baru menyadari kehadiran Hamzah. Ia kira Hamzah bukan teman Bilal, jadi dia diamkan dari tadi.

"Iya, sama-sama" senyum Mera.

Hamzah membalas senyuman Mera. Tapi gila, ini Hamzah beneran bukan senam jantung doang tapi lagi marathon ini jantungnya. Deg-degan parah. Padahal baru disenyumin.

"Mer, lo belum kenal Hamzah kan? Ini Hamzah" intrupsi Bilal. Mau tidak mau Hamzah harus mengulurkan tangannya kepada Mera.

Mera membalas uluran tangan Hamzah, "Mera, adiknya Bilal"

"Pake kak apa ga bang kek, Bilal doang" protes Bilal, "lu kira gue adek lo"

Mera mengacuhkan Bilal yang protes malah dia lebih memperhatikan Hamzah yang sedari tadi berdiri bukannya duduk.

Kursi yang berada di belakangnya Mera tarik, ia jadikan sebagai kursi untuk Hamzah. "Kak duduk sini aja" sambil menepuk-nepuk kursi yang tadi baru saja diambil.

Mereka berlima akhirnya mengobrol, ada sekitaran satu jam lebih mereka ngobrol. Apa aja diobrolin apa lagi Bilal, si biang gosip kedua setelah Yusuf.

"Kita duluan yah, mau ada kepentingan habis ini" ucap Mera, tangannya membereskan tasnya dan penampilannya.

Bilal menatapnya seperti meremehkan, "Alah rebahan be, sok sokan ada kepentingan"

"Lu kalo bukan abang gue udah gue buang lu ke Mars"

"Silahkan kaya lo bisa"

Bilal menyenderkan tubuhnya lalu menaruh kakinya di atas meja. Itu langsung membuat tangan Mera mendarat mulus di kakinya sampai menimbulkan suara yang sangat nyaring.

"Aww, sakit gila. Itu tangan apa baja?"

"Itu kaki ga sopan banget, mamah liat ga dikasih jajan lo sebulan"

"Tenang kan masih ada Yohan sama Hamzah, ye kan ye kan?"

"Idih sapa lu" kata Yohan

Disampingnya Hamzah hanya menertawai Bilal yang terlihat sangat kesal karena kedua temannya tidak membelanya.

"Ayo, mer. Nanti telat" ucap Sherin yang sudah ada di pintu keluar kantin FISIP, menunggui Mera yang masih ada urudan dengan Bilal.

Mera meninggalkan ketiga lelaki itu dan segera berjalan menyusul Sherin. Mereka berdua pergi menuju tempat dimana kepentingan itu berada.

Di meja tadi, Bilal lagi mencomot lagi rendang yang ada di tempat makan. Yohan dia sedang berbalas pesan dengan Mera yang belum ada lima menit meninggalkan kantin.

Sedangkan tokoh utama, sedang melamun. Memikirkan mengapa ia bisa tahan duduk disebelah Mera dengan keadaan jantung yang tidak terlalu sehat.

Yaampun, maklum ya. Terakhir jatuh cinta pas SMA, masih cinta monyet.

"Ketemu ga lo bang sama si 'anu'?" tanya Yohan, matanya masih saja fokus melihat ponselnya.

"Ketemu" Hamzah kemudian tersenyum.

Yohan dan Bilal yang mendengarnya langsung terkejut. Berarti mereka sudah bertemu dengan cewek yang sudah menaklukan hati ketua kontrakan mereka.

"Siapa, zah? Pake baju apa? Cantik ga? Kaya apa mukanya? Cantik dia apa gue?" tanya Bilal bertubi-tubi.

"Ada lah nanti, dirumah aja gue critain"

"Halah, paling juga nanti lo critanya ke bang Bilal sama bang Jahran doang" kata Yohan tidak terima.

Ya, Hamzah juga kalau mau cerita ini ke Yohan harus mikir 7 hari 7 malam. Masa mau cerita kalo cewek yang ditaksir itu pacarnya Yohan. Bisa aja loh bisa aja, gada yang tahu.

"Nah itu lo tahu" jawab Hamzah. "Gue mau pulang udah jam 3 lebih"

Ia langsung merapihkan segalanya dan bersiap meninggalkan meja. Bilal juga mengikuti Hamzah, hanya Yohan yang madih duduk di kursi.

Yohan mematikan ponselnya, memasukan ke tasnya lalu menyusul kedua abangnya yang sudah jalan mendahuluinya. Sampai ia menyusul dan membisikkan kalimat kepada Hamzah.

"Bang, lo suka sama Mera yah?"

~~

Anggraini Dinaya ShirenatikaKriminologi '17

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggraini Dinaya Shirenatika
Kriminologi '17

"Lo jadi cewek jangan bego-bego amat lah"

mellifluous | han seungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang