13

9.6K 514 31
                                    

"tidak Hoseok maafkan aku. Aku sudah punya kekasih sama sepertimu dengan Hyera yang sudah siap menikah.Kami pun akan segera menikah. Jadi mari kita akhiri semuanya!."

Hoseok terdiam.

Seulas senyum tipis tergambar di bibirnya. "lalu apa yang kita lakukan tadi." ucapnya sambil berdiri mendekati ranjang dengan tiang infus di tangannya.

Kutatap lekat pemuda itu. Rasanya ingin ku peluk tubuh rapuh itu sekarang namun tungkai ku tak bisa bergerak dan malah mengucap kata bodoh yang akan aku sesali di waktu berikutnya "itu hanya khilaf maafkan aku."

"khilaf ya___" Hoseok kembali terdiam, bersiap memakai baju dengan bersusah payah.

Aku mendekatinya. Mencoba membantunya sebelum kudengar dia berkata "dari ciumanmu tadi aku tau kau mengingkankanku setelah ini mari kita tidur bersama untuk yang terakhir kali."

Suaraku tercekat di tenggorokan.

Kata-katanya menyakitiku.

"apa kau akan membayarku?." tanyaku menahan sesak dalam dada. "kau tau aku tak punya cukup uang untuk ke korea, jika kau membayarku setidaknya aku tak perlu meminjam untuk biaya transportasi."

"apa aku harus membayar untuk tidur dengan istriku?." sarkasnya. "lalu apa pacarmu juga membayar jika tidur denganmu."

Plakk!.

Tanpa sadar aku menampar pipinya membuatnya terkekeh sebelum menarik paksa tengkuk leherku menyambar bibirku melumatnya dengan kasar. "akan kubayar berapapun untuk bisa menidurimu." bisiknya mengerikan sebelum mendorong tubuhku menjauh.

Aku gemetar, dengan lutut berdenyut sakit.

Bahkan hatiku pun juga sama sakitnya.

Hoseok membalikkan tubuhnya di atas ranjang menaikan selimut sebatas dada sebelum memberi perintah. "pergilah aku akan tidur, kutunggu kau di kamar hotel besok malam, aku ingin service yang memuaskan."

Rasanya ingin kucabik mulut kasarnya.

Hoseok suamiku bukanlah orang yang seperti ini.

Hoseokku pemuda yang baik,humoris dan perhatian.

Atau mungkin inikah pribadinya yang sebenarnya?.

Tidak itu tidaklah mungkin.

..........

Secepat mungkin aku merapikan pakaian yang akan aku bawa ke korea hari ini.

Sengaja.

Aku sengaja menghindarinya. Tak mungkin memenuhi keinginan untuk tidur dengan suamiku sendiri meski dibayar berapapun juga, aku sudah berhenti menjual diri dari sejak pertama aku melakukannya.

Terasa sangat melelahkan melakukan semua kegiatan ini dengan kaki pincang, tapi jika aku terus memakai alat itu kakiku akan berdenyut sakit,biar bagaimanapun alat itu harus di lepas sekali waktu.

Ting.

Tong.

Suara bel pintu terdengar nyaring. "apakah itu Mia?." bathinku.

Memang sempat ku katakan padanya soal kepergianku ke korea dan aku belum sempat berpamitan secara langsung.

"sebentar!!." teriakku tak yakin bahwa orang di luar mendengarnya.

Aku meraih kaki palsuku memakainya dengan cepat takut-takut kalau orang yang datang bukanlah Mia.

Karena selama disini hanya Mia dan suaminya yang tau keadaanku,bahkan tidak para tetangga.

ONS GIRL (18++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang