2

22.4K 653 32
                                    

"Kau selalu saja membuatku bergairah," bisiknya di tengah lumatan-lumatan kecil yang dia hujamkan di leher. Tak lupa mengigitnya memberi tanda kepemilikan di sana. Sementara aku hanya bisa mengerang tersulut hasrat yang kian menggebu.

"Aku merindukanmu." Dia melumat bibirku dengan sangat lembut setelah mengucapkan kata keramat itu, membuatku mendesah tertahan, karena tanpa aba-aba tangan nakalnya menyusup masuk di balik baju dan meremas dada ini.

"Reysa ... apa kau tak merindukanku?" Hoseok menghentikan aktifitasnya sejenak kala mendapati aku yang bertindak tak seperti biasanya. Aku hanya sedikit mendesah tanpa melakukan balasan.

"Kau gila mana mungkin aku tak merindukanmu?" protesku cepat melunturkan rasa kecewanya sambil menyambar bibir manis itu. Menggigitnya pelan, menggoda sambil mengerling nakal membuat gairahnya kembali memuncak.

Suamiku pun beraksi lebih ganas lagi. Langsung melumat bibirku meluapkan hasratnya yang semakin memuncak.

"Panggil namaku, Sayang ...," racaunya di tengah kenikmatannya menari di atas tubuhku.

"Aahhh ... Hoseok oppa ..fasterr ...," rintihku dalam kegilaan hasrat kami yang beradu. Permainannya terlampau panas dan menggairahkan. Membuat peluh membanjir di sekujur tubuh kami.

"As your wish, Baby ...." Seringai iblis menghiasi wajahnya tapi aku suka.

Dia memompa tanpa jeda, lebih gila dari biasanya membuatku melayang ke langit ke tujuh. Bagaimana bisa dia begitu perkasa. Kau sungguh membuatku gila Hoseok. Benar-benar gila.

Kami beraksi terlalu hebat mengucurkan peluh di sekujur tubuh, bahkan keadaan ranjang pun sudah tak berbentuk, karena pergulatan panjang yang entah kapan akan berakhir.

Syukurlah kamar ini kedap suara hingga tak ada tetangga yang akan terganggu. Membuatku bebas menjerit dalam setiap hentakan Hoseok atas tubuhku.

"Aakkhhh ...." Hoseok mendesah penuh kenikmatan saat mengalami pelepasannya setelah sekian lama bergumul dengan inti diriku.

Senjatanya berkedut di dalam sana menumpahkan seluruh isinya tanpa sisa. Sebelum akhirnya mengendur dan tertidur. Aku bahagia selalu dapat memuaskan birahinya.

Satu kecupan hangat selalu dia berikan sebagai bentuk ucapan terima kasih, sebelum netranya terpejam sambil memelukku dengan hangat.

"aku mencintaimu, Hoseok oppa ...," lirih saat mendapati dia sudah terpejam dengan suara nafas yang teratur.

Aku hanya bisa berucap cinta ketika dia sudah tertidur karena kelelahan.

Kenapa? Karena aku tak pernah siap dengan kenyataan jika dia menikahiku hanya untuk memuaskan libidonya. Mengingat alasan pernikahan kami yang tak biasa. Ya, dia menikahiku hanya karena ingin meniduriku yang saat itu masih perawan.

............

Tubuh kami masih bergelung di balik selimut saling memeluk. Tanpa busana.

Masih bisa kurasakan kejantannya berkedut di dalam milikku yang tak mau dia lepaskan seperti biasanya.

Aku menunggu.

Menunggu dia menghujaniku dengan gerakan mautnya di pagi hari seperti biasanya juga.

"Oppa ...," bisikku pelan membuatnya mengerjap perlahan.

Membuka mata dan tersenyum. "kau mau lagi?" godanya.

Aku hanya mengangguk malu dengan wajah memerah. Aku tau dia menginginkannya juga.

"Serangan di pagi hari jauh lebih nikmat sayang." Kata itu pernah dia ucapkan disuatu hari yang telah lampau.

ONS GIRL (18++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang