"Kepada siapa aku membenci ?"
***
Langit biru cerah, udara sejuk bawaan sang laut, serta suara berbagai aktifitas kota metropolitan itu, menemani seorang pemuda yang berdiri kokoh di ujung pagar pembatas pelabuhan.
Matanya sedari tadi memandang ujung laut yang tidak terhitung dimana tepiannya. Hembusan nafas ia keluarkan, seiring dengan angin sejuk yang menerpa wajahnya.
Suara langkah kaki memasuki indra pendengaran pemuda itu, namun tidak membuatnya berbalik. Ia memilih untuk mengacuhkan suara itu dan tetap berfokus pada indahnya ciptaan Tuhan di depan. Atau juga untuk merenungkan sesuatu(?)
"Apa langit biru dan laut itu sangat indah ? sudah 1 jam kamu bediri disini tanpa bergerak sedikitpun."
Suara itu, suara yang berasal dari wanita pemilik langkah kaki tadi. Wanita yang akhir-akhir ini menjadi 'pendengar' ceritanya.
"Hhhh, saat menikmati pemandangan seperti ini. Aku teringat dengan orang yang berharga dihidupku. Apa kau juga sama ?"
Pemuda itu tersentak. Ia menoleh menatap wanita yang tingginya lebih rendah darinya. "Mungkin iya. Aku sedang memikirkan dia."
Wanita itu terkekeh. Di lipatnya kedua tangan didepan dada, lalu menatap lurus ke depan. "Terkadang memang benar suatu perumpamaan. Ada waktu dimana kita memiliki sesuatu yang tidak kita anggap berharga, namun seiring waktu kita bersamanya, lalu ketika sesuatu itu menghilang, kita merasa sangat merasa kehilangan."
Pemuda itu tertegun. Ia memejamkan matanya untuk sejenak.
'Apa aku merasa kehilangan ?'
***
Hari ini adalah hari pertama dibulan Agustus di tahun 2018. Sudah terhitung sejak 3 bulan yang lalu aku menginjakan kakiku di salah satu SMA Swasta di kota Incheon.
Saat ini, aku menatap pantulan diriku dikaca yang sudah lengkap memakai seragam sekolah. Apa aku bersekolah dengan baik dan menjadi murid teladan ? tidak juga, aku bukan tipe pelajar yang seperti itu.
Aku lebih suka menikmati masa sekolahku tanpa perlu menunjukkan seberapa hebat dan pintarnya diriku. Apa aku menyombongkan diri ? jika kalian menganggap iya, itu terserah kalian.
Jika dikatakan pintar, aku termasuk satu dari 5 murid peraih nilai terbaik saat menjalani ujian di SMA itu. Aku memang pintar dan aku akui itu, tapi aku tidak suka jika orang lain memujiku, bahkan jika mereka keluargaku.
Bicara soal keluarga, memang apa yang diharapkan dari mereka ? aku mempunyai ayah dan ibu yang masih hidup. Namun keduanya terasa asing dihidupku sendiri. Bagaimana bisa ? tentu saja karena perhatian mereka lebih condong kepada kakak-ku.
Itu artinya kakak-ku orang yang luar biasa dan lebih hebat dariku ? jika kalian berfikir seperti itu, maka buang pikiran kalian jauh-jauh.
Dia hanya seorang pemuda yang memiliki keterbelakangan mental. Tingkahnya terkadang aneh, tidak seperti orang normal dan dia mudah sekali terjatuh. Bahkan aku bisa menghitung jika sehari dia bisa terjatuh paling sedikit sebanyak 5 kali.
Ingat perumpaan keledai bodoh yang terjatuh berulang kali dilubang yang sama ? perumpamaan itu sangat cocok dengan dia. Kalian tidak terima aku berkata kasar tentangnya ? aku tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter
FanfictionALERT !!! X1 & PROUCE X 101 FANFICTION Sinopsis Kisah bagaimana remaja bernama Cha Junho menjalani hidupnya dengan kakak yang memiliki keterbatasan mental. Hidupnya tidak sesempurna orang-orang, keluarganya lebih 'memandang' Yohan dibandingnya. Dan...