*Kunti??*

80 38 7
                                    


Cinta Luar Biasa - Chintya Gabriella

🎵🎵🎵


Senja sedang muncul secara perlahan² di ibukota jakarta, dengan cahaya yang indah dan berkilau membuat gadis dengan training merah terkagum² melihatnya.

Luci memotret senja yang indah itu, karena luci memang menyukai poto² matahari terbit dan tenggelam.

Handphone nya sudah di servis, walaupun layar nya agak retak, tapi tidak apalah yang penting ia punya alat untuk berkomunikasi.

Cekrek,

luci mengedarkan pandangan nya, mencari siapa yang memotret nya.

Dan berdirilah seorang laki² yang memakai hoodie abu² dan celana jeans hitam sambil memegang ponsel di tangan kanan nya.

"Eh, lo ngapain moto gue hah?!" ucap luci dengan lantang karena jarak mereka agak jauh.

Karena ketahuan, akhirnya lelaki tersebut berlari menghindari perempuan yang ia potret tadi.

Awal nya luci diam saja, seperti membiarkan laki² tadi lari tapi hati nya berkata

Kalo poto gue dibikin jadi yang engga² gimana dong, yaudahlah gue kejar aja

Dan akhirnya terjadilah kejar-kejaran antara mereka berdua.

Flashback onn

Seorang laki² sedang berjalan sambil menendang kerikil² yang ada di jalan, awalnya ia ingin ke rumah teman² nya tapi niat nya ia urungkan karena pasti mereka akan mengajak nya ke club atau diskotik.

Darren memang tidak suka pergi ke club karena darren lebih menyukai tempat yang sunyi.

Main hp aja lah - batin darren

Tapi saat darren ingin membuka lockscreen di ponsel nya, mata nya tiba² menangkap gadis yang sedang memotret senja.

Karena darren kagum melihat pemandangan senja dan perempuan dengan baju lengan panjang dan celana pendek itu, dia dengan sengaja memotret mereka.

Cekrekk

Ternyata gadis yang di potret nya menoleh ke arah nya, karena malu darren langsung berlari meninggalkan tempat itu.

Flashback off

"Woii!! berhenti mau lu apain hah, poto gue!!" luci terus berlari mengejar darren, tapi karena kaki nya yang pendek ia tidak mampu mengejar darren.

Darren berhenti, menoleh ke belakang sebentar lalu menghampiri luci yang tengah mengatur napas nya sambil memegangi lututnya.

"Ck ck, segitu doang cape"

Luci sedikit tersentak karena darren tiba² bicara dan jarak mereka yang hanya terpaut beberapa cm.

Luci terus memandangi manik hazel milik darren, tidak bisa ia pungkiri bahwa darren hampir mendekati kata sempurna.

Rahang yang tegas, hidung mancung, mata hitam kecoklatan, alis tebal, tubuh atletis juga berbentuk dan tentu saja tinggi.

Bahkan saking dekat nya luci sampai mencium aroma parfum milik darren

Deg deg deg

Jantung luci berdegup dengan kencang, menambah rasa grogi nya saat ini.

Duh jantung, biasa aja kali, model kaya gini mah banyak di pasar obral.

Darren berdehem, membuat luci membuyarkan semua lamunan nya
"Ehem, gue tau kalo gue ganteng, tapi biasa aja kali liatin nya".

" hih, pd amat"

"Alah ngaku aja, terus kenapa lo tadi liatin gue gitu banget"

"Ya karena gue punya mata"

Luci berjalan melewati darren dengan santai nya, membuat darren langsung menarik tangan nya.

"Gue anter ya??"

Deg deg deg

Kali ini jantung darren yang berdegup kencang, karena menatap manik hazel milik luci dengan lekat.

Luci yang merasa dipandang dengan tatapan yang sulit diartikan itu, memilih untuk pergi menghilangkan suasana canggung di pinggir jalan itu.

Poto nya yang di ambil diam² sudah ia lupakan dan ia pikir

Toh, walaupun cowo tadi ngeselin kaya nya dia anak baik²


🕊🕊🕊

21.36

Tring

Luci membuka kedua mata nya dan menyesuaikan nya dengan cahaya lampu di kamar nya.

Luci tidak suka gelap, oleh karena itu walaupun ia tertidur pun lampu kamar nya harus menyala.

"Siapa sih malem² kaya engga ada kerjaan aja, engga tau orang ngantuk apa !?" luci mulai menggerutu sambil membuka lockscreen di ponsel milik nya.

Tok tok tok

Tiba² terdengar suara batu kerikil yang dilempar ke jendela kamar luci.

Eh, kok gue merinding ya

Luci memang tidak suka dengan hal² yang berbau horor.

Luci menuntun kaki nya menuju ke arah jendela, dari dalam ia melihat sosok dengan pakaian serba putih, melihat itu luci langsung kembali ke tempat tidur nya.

Tok tok tok

Tring

Luci mengambil ponsel nya dengan tangan yang bercucuran keringat saking takutnya.

Luci menautkan kedua alis nya heran, lagi² nomor tidak dikenal itu menge-chat dirinya dan katanya ia suruh membuka jendela kamar nya.

Ck, ck kuntilanak jaman sekarang mah udah punya hp, pake nipu² segala lagi

Luci akhir nya membuka jendela kamar nya sambil menutup mata takut nya tiba² sosok putih tadi terbang ke arah nya.

"Woii"

Loh, suara ini kaya kenal gue

Luci membuka kedua mata nya secara perlahan, memastikan bahwa yang di luar rumah nya itu bukan sosok kuntilanak.

Dan berdirilah sosok laki² memakai hoodie putih sambil mendongakkan kepala nya ke atas, menatap luci dengan lekat.

Lagi² jantung luci berdegup dengan kencang membuat suasana di sekitar luci menjadi canggung.

"Ehem, gue tau gue ganteng, tapi biarin gue masuk dulu kali, udah kaya maling aja gue, diluar mulu"

Darren berdehem membuat luci berhenti menatap nya, dan langsung bicara pada darren

"Eh, emang nya lo siapa gue, sodara bukan, kenal aja engga, pake nyuruh² lagi"

"Lu gak berperikemanusiaan banget ya, tamu ada di luar bukan nya suruh masuk dulu kek, bikinin minum kek, eh malah ngusir"

"Yang nyuruh lu dateng siapa, itu sih DL ya" ucap luci sambil menutup kembali jendela kamar nya.

"Gue selepet juga lu lama²"

Kok gue engga tega ya.

Luci merasa tidak tega melihat darren di luar dengan cuaca yang sangat dingin ini.

Tik tik tik

Bulir² air sudah mulai turun ke tanah, membuat luci langsung turun ke bawah menuju pintu rumah nya, berniat untuk membukakan pintu untuk darren.

***


My Love Story [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang