*Flashback*

78 39 4
                                    


Girls like you - Minion

🎵🎵🎵

Sekolah luci tiba² mengumumkan bahwa lusa akan diadakan bazar karena ingin menyambut kepala sekolah baru.

Setiap kelas harus menyediakan makananan yang berbeda, minimal lima menu.

Kelas luci sudah membeli bahan² untuk dagangan nya nanti, ada tiga jenis minuman dan ada lima jenis makanan yang berbeda.

"Eh, nit uang kas masih ada??" tanya fedro sang ketua kelas pada nita sang bendahara di kelas luci.

"Emm, masih kok"

"Ada berapa?? Soal nya ada bahan yang kurang nih"

"Tenang aja, masih banyak kok"

Duh, gue lupa bayar uang kas lagi

Luci cemas, karena pasti ia akan ditagih, nita memang orang yang ramah dan easy going, tapi kalau sudah menyangkut dengan uang
kas, jangan ditanya lagi ia akan berubah menjadi malaikat maut.

Kringgg,,,,,,

Bel istirahat menggema di seluruh sekolah, membuat luci menghela napas lega.

Fyuhh, selamat

"Kantin yok!" ajak karin sambil menarik tangan luci mengikuti arah kaki nya menuju kantin.

"Eh, gue engga ke kantin, mau ke ruang TU buat ngasih formulir"

"Yaudah, gue anter"

"Engga usah, lagian habis itu gue mau ke perpus buat minjem buku"

"Hmm yaudah deh, gue duluan ya"

Saat luci berjalan menuju ruang TU matanya menangkap sosok yang tidak asing bagi nya, dan sosok itu adalah darren.

Darren sedang duduk sambil meminum air dingin, membuat yang melihat nya langsung terpesona seketika, tak terkecuali luci.

Luci langsung menghampiri darren dan langsung menyapa nya
"Hai, mm dadan, dari, dadar gulung, dak-"

"Darren" ucap darren membenarkan ucapan luci.

"Oh, iya darren!"

"Ada apa?? Ciee kangen sama gue ya"
Tanya darren dengan nada menggoda.

"Yailah, manggil doang, yaudahlah gue pergi ya"

"Eh, jangan atuh neng baperan amat, sini duduk dulu di samping akang" ucap darren sambil menepuk nepuk tempat duduk di sebelah nya.

"Sorry, gue sibuk"

"Ck, so sibuk padahal mah mau jual mahal"

"Ish, apaan sih" luci langsung meninggalkan darren yang masih menikmati minuman nya itu.

Setelah selesai dengan urusan nya di ruang TU, luci langsung berjalan menuju perpus, tempat favorit nya setelah rooftop dan ruang musik.

Luci tidak masuk ekskul musik atau band, tapi luci sangat menginginkan memiliki grup band sendiri.

Ia tau bahwa keluarga nya tidak mengijinkan nya untuk mengikuti kegiatan musik, tapi tetap saja, menjadi pemusik adalah impian nya sejak kecil.

Luci sebenar nya tau bahwa sedari tadi darren terus mengikuti nya tanpa bersuara, tapi ya dia biarkan saja

Paling juga dia cuma iseng, lagian lumayan diikutin cogan, astagfirullah ngomong apaan gue barusan, cogan?? Udah engga waras nih gue.

Karena merasa waktunya sudah pas untuk mencyduk dia, luci pun langsung berjalan dengan lambat dan langsung menoleh dengan cepat.

"Hayoo ketauan!!!"

Luci menghampiri darren dengan mata yang di sipit² kan.

Darren ingin lari tapi sudah terlambat luci sudah berada di depan nya, lagi² jantung mereka berdegup kencang karena jarak mereka yang terlalu dekat.

"Ehem, ngapain lu ngikutin gue??"
Luci memulai pembicaraan terlebih dahulu, untuk menghilangkan suasana canggung di sekitar nya.

"Gr amat, cuma kebetulan kali"

"Oh, yaudah gue ke perpus"

"Eitt, tunggu dulu"

Luci menatap darren heran sambil menautkan kedua alis nya seolah bertanya ada apa??.

Seolah mengerti dengan kode dari luci, darren langsung bicara
"Yang semalem ngechat lu lewat line, itu gue"

"Oh, iya nanti gue kasih nama"

"Btw, thanks ya semalem udah ngijinin gue masuk"

Flashback onn

Luci membuka pintu rumah nya untuk darren, mencari dimana keberadaan darren di sekitar rumah nya, dan ternyata darren masih di bawah sambil mendongakan kepala nya ke atas.

Udah tau ujan, bukan nya pulang malah kaya anak di usir dari rumah.

"Eh, masuk sini!!" ucap luci sedikit berteriak karena hujan yang deras.

Darren langsung memasuki rumah luci, lebih tepat nya milik paman nya luci.

"Ish, lu kenapa engga pulang" ucap luci dengan sedikit khawatir karena darren terus menggigil.

"Kan...pen-gen nemuin...lu" ucap darren sambil memegangi tubuh nya yang menggigil.

Darren memang tidak tahan dengan cuaca yang dingin, jadi jangan heran kenapa ia menggigil hanya karena terkena hujan.

Pernah saat SMP ia ikut kemping di saat hujan deras dan akhir nya ia demam hanpir satu minggu.

Semua manusia punya kekurangan bukan, begitu juga dengan darren.

Luci tersenyum tipis dan langsung pergi mengambil handuk dan kaos ganti untuk darren.

Untung saja paman dan bibi sedang tidak ada di rumah, kalau ada engga tau deh gimana bentuk nya darren setelah diamuk tulang

"Nih, ganti baju dulu, kamar mandi nya ada di sebelah kanan dapur" luci memberi kaos dan handuk yang ia ambil tadi untuk dareen sambil menunjuk ke arah dapur.

"Baju siapa ini?? pas banget di badan gue" ucap darren sambil mengelap rambut nya yang basah dengan handuk yang luci beri tadi.

"Ohh, itu baju gue"

"Hah, masa sih lu pake baju kaya gini"

"Ya suka² gue lah mau pake baju kegedean kek, mau pake baju bolong² kek, gue ini yang make ribet banget dah"

Darren ikut duduk di sebelah luci yang sedang makan camilan sambil menonton film kartun kesukaan nya Spongebob Squarepants.

"Lu tinggal sendiri??"

"Eh, engga gue tinggal sama paman bibi gue, tapi mereka lagi pergi"

Darren tidak mau bertanya soal orang tua luci, karena takut menggores luka gadis yang di sebelah nya itu.

"Ujan nya udah berhenti deh kaya nya, gue balik ya"

"Mm, yaudah baju nya buat lu aja"

"Oke makasih, jangan kangen ya"

"Idiww, ngapain gue ngangenin orang kaya elu"

"Yaudah, see you di sekolah hehe" darren cengengesan, membuat nya terkesan orang yang sangat humoris, ya walaupun memang kenyataan nya begitu.

Flashback off

***



My Love Story [ SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang