8. Yakin Tidak Mau?

724 38 25
                                    

Pandangan Seungri hanyut melihat kendaran dan orang-orang yang berlalu-lalang di trotoar. Sudah hampir satu jam lebih dia berada didalam taksi yang mengantarkannya ke apartemen Jiyong. Tidak bisa disalahkan jika terjebak macet, memilih keluar dengan jam sibuk seperti ini memang pasti akan terjebak macet. Seulas senyum Seungri terukir ketika melihat apartemen Jiyong dari kejauhan.

"Terimakasih." Seungri memberikan uang kepada supir taksi sebelum keluar dari dalam taksi.

Dia sudah berada didepan apartemen Jiyong, dengan pasti Seungri memasuki lobby apartemen. Tidak menghiraukan sapaan dari resepsionis Seungri langsung berjalan menuju lift, kali ini dia membawa kartu akses apartemen Jiyong, jadi dia tidak perlu berbasa-basi dengan resepsionis wanita yang sepertinya menatapnya intens sejak dia memasuki lobby.

Seungri berhenti di depan kamar Jiyong agak ragu untuk masuk, mengingat peristiwa sebelumnya di apartemen ini.

Beberapa kali menekan bel tidak ada tanda-tanda apapun, Seungri akhirnya memutuskan untuk membuka pintu. Matanya menyipit didalam gelap, hampir semua lampu mati kecuali lampu dapur yang berada di sudut apartemen.

Seungri menyalakan beberapa lampu, melihat pintu kamar Jiyong yang tertutup, pandangan Seungri berhenti melihat keadaan apartemen yang berantakan, banyak botol minuman, banyak puntung rokok yang berserakan, di tambah bungkusan makanan cepat saji yang dibiarkan berantakan diatas meja 'apa dia makan dengan baik?''

Seungri mendekati kamar Jiyong, mengetuk beberapa-kali sebelum masuk. Sama halnya dengan diluar, tidak ada satu lampu-pun yang menyala di kamar Jiyong. Berhati-hati Seungri masuk menyalakan lampu meja yang berada di samping tempat tidur Jiyong, berusaha tidak mengeluarkan suara apapun.

Berusaha menyesuaikan mata dengan lampu yang baru menyala, Seungri dapat melihat Jiyong yang berbaring dengan selimut membungkus tubuhnya hingga hampir menutupi wajahnya. Wajahnya terlihat begitu lelah, Seungri mendekat untuk duduk dipinggir kasur, suhu rusngan kamar benar-benar dingin. Seungri menaikan suhu pendingin ruangan, tidak ingin Jiyong kedinginan.

Dalam diam Seungri mengamati wajah Jiyong, dadanya berdesir mendengar nafas Jiyong yang teratur. Bibir Jiyong terlihat kering, sepertinya dia jarang minum air dan tidak makan dengan teratur. Seungri ingin membangunkan Jiyong tapi diurungkan niatnya, lebih baik dia menunggu Jiyong sampai bangun.

Berjalan keluar menutup pintu kamar, Seungri bergerak membersihkan apartemen Jiyong. Memisahkan sampah yang dan membuang sisa-sisa makanan. Selesai dengan itu Seungri membuka kulkas berniat memasak sesuatu yang hangat dan berkuah untuk Jiyong.

. . .

Mata Jiyong mengerjap beberapa-kali, berusaha menggerakan tubuhnya yang kaku akibat tidurnya yang di bawah pengaruh alkohol. Jiyong bergerak mencari posisi yang tepat untuk kembali tidur lagi. Belum masuk ke dalam tidurnya, bau masakan yang khas memasuki indra penciumannya. Mau tak mau Jiyong mencari sumber bau.

Dua mangkuk putih berisi nasi dan sup terlihat mengeluarkan asap dan aroma yang enak terlihat menggiurkan. Jiyong sebenarnya lapar tapi dia lebih ingin tau siapa yang menyiapkan ini. 'apa tae hee datang lagi' pikirnya. Sudah beberapa kali Tae Hee datang membantunya, untuk mengambil barang dan mengurus kerjaannya.

Jiyong mengambil handphonenya di nakas, membaca pesan-pesan masuk.

to : Jiyong
from : Tae Hee
traktir aku makan, jika kau ingin berterimakasih.

to : Jiyong
from : Tae Hee
aku tidak akan mengganggu kalian, hubungi aku kalau membutuhkan sesuatu

to : Jiyong
from : Tae Hee
cuma mengingatkan, besok kau ada acara jam 1. Simpan energi mu buat besok 😏 *shit aku memang manajer yang baik 😎

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE ETERNAL PROMISESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang