Satu

7 1 0
                                    

Gadis itu terperanjat dari tidurnya, sedikit melirik pada jam wekker berwarna putih di atas nakas kayu samping tempat tidurnya, matanya membulat sempurna.

"Sial! Aku telat!" Umpatnya dan berlari cepat mengambil handuk lalu melesak masuk ke dalam kamar mandi.

...

"Kau Sudah bangun?" Tanya gadis lain yang usianya lebih tua tujuh tahun darinya.

"Kau tak membangunkanku! Aku jadi telat!" Umpatnya kesal sembari mendaratkan tubuh kurusnya yang dibalut seragam SMA.

"Kau saja yang susah sekali bangun. Tadi eonni sudah membangunkanmu tapi kebiasaanmu itu, ckck..." Ujarnya menggeleng sembari meletakan omlet pada piring dihadapan  gadis SMA yang hanya memajukan bibir bawahnya.

Tanpa basa basi gadis dengan seragam SMA itu segera melahap habis omletnya tanpa sisa lalu bergegas pergi setelah berpamitan menuju halte bus.

Untung saja bus terakhir belum pergi meninggalkannya. Ia sedikit terengah lalu mengatur napas setelah lari beberapa ratus meter menuju halte.

Sepanjang jalan ia hanya melirik kaca bus memperhatikan keramaian kota di luar sana.

Hingga ia tersentak kaget saat sebuah lengan melingkar dileher dan terjatuh tepat di bahu kanannya.

Ia pun melirik tajam pada seorang pemuda yang menyunggingkan senyum lebarnya hingga membuat satu garis pada kedua netra pemuda itu.

Tanpa berdosa pemuda itu tersenyum seperti malaikat dan lengannya masih menggantung pada tempat semula sampai sang gadis menyingkirkan lengan itu.

"Hei Tuan putriku Hwa Seung Yeon... Bagaimana pagimu? Setelah disambut orang setampanku" Tanya pemuda itu penuh percaya diri.

Yang ditanya hanya memutar bola matanya terlalu lelah dan tak penting mengurus sahabatnya ini yang selalu mengusik ketenangannya. Tunggu apa ia bisa memanggilnya sahabatnya? Entahlah yang jelas memang pemuda itu yang mengatakan bahwa dia sahabatnya bahkan sangat dekat.

"Buruk setelah ada kau!" Jawab Seungyeon membuat pemuda itu berpura-pura tersakiti dengan jawaban Seungyeon.

"Ahh..Kau mematahkan hatiku!" Erangnya sembari memegangi hatinya.

"Menyingkirlah dari sisiku"

"Apa? Sekarang kau juga mengusirku?!" matanya membulat tak percaya.

"Hei aku tahu kau ini bodoh, tapi tak seharusnya juga kau buta! Hei Park lihatlah ini pemberhentian kita"

Si Park hanya menyengir kuda lalu bergeser dari tempatnya dan membuntuti Seungyeon.

...

"Ya! Ini kabar luar biasa!" Teriakan heboh seorang gadis dengan kunciran satu dan bibir merah serta polesan make up yang tebal berlari kecil memasuki kelas.

"Hey Yena! Kenapa kau berteriak sepagi ini? Kau seperti orang dungu!" Protes seorang pemuda yang tengah membaringkan kepalanya pada meja.

"Diam kau gendut! Kau lebih dungu dan tak berguna dengan tidur sepanjang hari disana!" protesnya tak terima.

"Yena cepat katakan ada berita apa?" beberapa gadis di kelas pun bergerumul penasaran.

"Jeon kita sudah kembali!" Teriaknya heboh rasanya ia mendapatkan sekarung emas dari kerajaan mesir, ah tidak mungkin segudang pikirnya.

Para gadis pun melongo dan ada beberapa yang menutup mulut mereka.

"Kau serius?" Gadis bernama Yena itu mengangguk antusias. Dia benar-benar bahagia, akhirnya pemuda yang selama ini ia kejar kembali lagi ke sekolah setelah mengambil cuti panjang.

"Ada apa heboh sekali?" Tanya Jimin yang baru sampai kelas bersama Seungyeon.

Seungyeon tak menggubris pertanyaan Jimin ia hanya melengos pergi ke mejanya melewati gadis-gadis yang masih menggosip dan sama sekali tak tertarik untuk bergabung. Membuang waktu dan pikiran saja pikirnya.

Jimin yang gatal dan penasaran akhirnya bertanya pada salah satu gadis disana.

"Hei,  kau tahu ada apa?"

"Jeon Jungkook kembali" katanya singkat dan jelas, sontak Jimin melirik Seungyeon yang duduk beberapa meja dari tempatnya berdiri.

"Terima kasih infonya" Jimin pun duduk dimejanya dan seketika pikirannya berkecamuk di dalam sana. Takut - takut Seungyeon mengingat sesuatu.

To Be Continue👉

Don't Forget tinggalkan jejak Voment🌟😉

-YeoboJJK-

My Only Dear [JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang