Jangan lupa vote, chingu!
Happy reading!***
Bel masih 15 menit lagi? Tumben kepagian.
Pikir siswa bernama Lee Hoseok atau lebih akrab dipanggil dengan nama 'Wonho' itu. Ya, biasanya dia datang kalau tidak pas bel ya telat. Jarang-jarang dia datang 10 menit apalagi 15 menit. Walaupun anak kepsek, dia tinggal di kediamannya sendiri, katanya supaya 'bebas' dan 'gak banyak diatur'.Wonho berjalan melewati koridor sekolahnya dengan santai sambil melihat ke layar handphone-nya menuju kelas, padahal ada larangan membawa gadget apapun ke sekolah, anak kepsek bebas saja ya. Dia jalan lewat saja disambar murid-murid perempuan kelas lain, kalau tidak dikasih coklat ya surat, kalau tidak surat tidak coklat ya ucapan suka. Tapi ya, tidak ditanggap, secara dia tidak pernah akrab dengan mereka jadi tidak dianggap serius. Mungkin kalau dikasih coklat, coklatnya dibagikan ke anak-anak sekelas. Kalo surat, dibaca kalau tidak menarik ya dibuang. As simple as that.
Sesampainya di kelas, dia langsung duduk di pojok belakang, berkumpul dengan Jooheon dan Minhyuk. Memang dia masuk murid nakal, tapi dibanding sama temennya itu, dia paling tidak banyak bicara. Kalau mau bolos ya diem langsung jalan keluar kelas bersama Jooheon dan Minhyuk yang mengikuti seperti anak ayam.
Beberapa menit terlewat, bel sekolah bunyi, dimulai dari pelajaran Matematika. 2 hari yang lalu ada ulangan Matematika dan hari ini hasilnya dibagikan. Hasilnya tidak terlalu membuat kaget.
"Wah, nilaiku naik," kata Minhyuk bangga, walaupun naiknya 2 digit dari 63, tapi itu sudah termasuk bagus buat dia.
"Ck, masih saja 75, aku tidak paham dengan materi ini," decak Jooheon, memang diantara mereka bertiga dia paling pintar.
Yang sudah menyebut nilainya akhirnya melirik ke arah Wonho, yang cuma melihat nilainya sedikit lalu langsung dikremekin jadi bola kertas. Dia melihat kedua temannya itu.
"48."
Sudah tertebak sih aslinya. Nilai Wonho paling tinggi saja tidak sampai 55. Hampir tidak ada yang percaya dia anak kepsek gara-gara nilainya yang selalu jeblok. Bahkan Jooheon dan Minhyuk sampai prihatin lihatnya.
Wonho ngeluh, "aku butuh tutor," katanya sambil melihat dua orang temennya, "aku serius."
Reaksinya emang agak berlebihan, tapi wajar juga kaget. Biasanya dia tidak terlalu memikirkan statusnya sebagai anak kepsek gagal, mungkin dia mau berubah karena diomel bapaknya lewat telepon mungkin. Ya bagus dia mau berubah, tidak ada yang mau larang juga 'kan?
Secara Wonho bilangnya kelihatan serius, Jooheon dan Minhyuk bakal bantu dia cari tutor. Dan secara Wonho tidak suka guru-guru bimbel, mereka bakal cari orang di sekolah.
Bel istirahat bunyi dan waktunya mereka cari tutor buat Wonho. Mereka keliling mencari orang-orang yang dikenal top rank di sekolahnya, rata-rata perempuan. Tapi Wonho sudah terlalu kenal sama ekspresi yang ada di sekitarnya. Susah untuknya mencari tutor yang benar niat mengajar, secara kayaknya yang terlihat niat PDKT saja. Mereka bingung dan hampir putus asa saat Minhyuk tiba-tiba buka mulut.
"Si Im Changkyun itu aja gimana? Dia rank 1 seangkatan 'kan?"
"Dia seksi keamanan, pasti punya tanggung jawab yang lain," kata Wonho, "lagian mana mau dia mengajar?"
"Tidak ada salahnya mencoba, 'kan?" celetuk Jooheon.
Wonho mendengus kesal. Dia sudah tahu pasti Changkyun tidak mau mengajarnya. Ya, sekarang masa sibuk para seksi sekolah karena akan ada pentas seni, tapi ada hal lain juga yang membuatnya yakin ia mau mengajarnya. Changkyun tidak suka melihat Wonho, Jooheon, dan Minhyuk, tapi tatapan sinisnya lebih menujukan kepada Wonho.
Sudah berulang kali Wonho mengatakan bahwa Changkyun pasti tidak akan mau mengajarkannya secara dia tidak suka dengan Wonho sendiri. Tapi tentu saja, Jooheon dan Minhyuk memaksa karena ia adalah harapan terakhirnya. Karena kesal juga, Wonho mengiyakan dan akan mencari nomor ponselnya sepulang sekolah.
Selepas bel sekolah, ia langsung berjalan ke mading, dimana foto dan nama para seksi terpampang. Mengapa dia kesana? Karena dibawah foto para seksi terdapat informasi mereka, termasuk nomor ponsel.
Im Changkyun... Im Changkyun...
Gumamnya sambil mencari nama itu satu per satu.Ketemu.
Foto orang bernama Changkyun itu terpampang jelas. Matanya yang berada di belakang kacamatanya itu melihat lurus ke kamera. Bibirnya yang tidak terlalu penuh tertutup rapat, tidak menunjukkan ekspresi apapun. Wonho sekilas melihat foto orang itu, lalu mencatat nomor ponselnya.
Kalau dilihat-lihat, ternyata manis juga.
Gumamnya sembari mencatat nomor ponsel orang bernama belakang Im itu.Setelah mencatat nomor ponsel itu, ia langsung bergegas pulang. Tanpa ia ketahui, ada 2 orang anggota seksi yang mengintipnya.
"Itu kira-kira nomor siapa yang dicatat?"
"Pasti nomorku."
"Itu nomorku!"
"Nomorku!!"
.
.
.
.
Hari belum terlalu gelap saat Wonho selesai mandi sore. Terlihat ia menggunakan kaus berwarna abu terang dan celana training hitam panjang. Rambutnya yang masih basah ia gosok-gosokkan ke handuk yang baru ia gunakan untuk mengeringkan diri. Ia menatap nomor ponsel yang baru saja ia catat sebelum berlari ke rumah."Hubungi sekarang atau nanti malam? Kalau sekarang ganggu tidak ya? Tapi kalau malam bukannya makin mengganggu? Ahh kenapa aku gugup.." Wonho menggeram kesal. Tidak biasanya ia segugup ini ketika mau menghubungi seseorang.
"Apa ku beri pesan saja ya," katanya sambil berpikir. Berpikir konsekuensinya apabila ia ternyata mengganggu belajar Im Changkyun itu.
"Ah persetan, ku kirim pesan saja."
hari ini 18.38
Halo.
.
.
.To be continued
* * * *
hey hey semua, author baru disini, baru mulai buat fanfic, tolong kritik dan sarannya, thanks!
-author k
KAMU SEDANG MEMBACA
TUTOR - wonkyun.
FanfictionPertama kali Wonho - anak kepsek tapi tukang bolos - bilang dia butuh tutor emang buat Jooheon dan Minhyuk kaget, secara dia tidak pernah peduli soal nilainya di kelas. Banyak murid perempuan yang daftar jadi tutornya tapi tidak ada untung, tidak ad...