Jangan lupa vote, chingu!
Happy reading!***
Di dalam kamarnya, Changkyun sibuk mengacak-acak kamarnya. Pikirannya berantakan. Wonho akan menjemputnya dalam 30 menit dan ia belum memutuskan apa yang akan ia pakai. Wonho adalah salah satu orang yang punya selera berpakaian yang bisa dibilang tinggi, sedangkan Changkyun orang yang tidak sebegitu peduli dengan mode. Meskipun begitu, ia tetap berusaha keras mencari pakaian yang cocok dan layak supaya bisa bersanding dengannya tanpa merasa minder.
Kihyun membuka pintu kamar Changkyun dan ketika menemukan kamarnya dalam keadaan seperti kapal pecah, Kihyun mendengus dan segera menarik kaus orang yang sejak tadi mengobrak-abrik lemari pakaiannya itu. Changkyun berusaha keras melepas genggaman Kihyun tapi sia-sia, meskipun ukuran tubuh mereka sama, Kihyun masih bisa menarik Changkyun yang sedang bersusah payah melepaskan dirinya sampai kamarnya.
"Diam disini," perintah Kihyun kepada Changkyun sebelum berjongkok dan membuka lemari bawah. Ia mengeluarkan jaket baseball miliknya berwarna hitam dengan lengan abu tua yang satu ukuran dengan Changkyun. Ia memakaikan jaket itu kepada Changkyun dan mengambil salah satu topi snapback dari belasan koleksinya.
"Nah, sekarang keluar, dia sudah menunggu sedari tadi," ucap Kihyun sambil tersenyum, "kau sudah besar, sudah ada yang suka."
Mendengar itu, wajah Changkyun memerah sampai ke telinga. Kihyun memang kakak angkat yang terbaik yang bisa ia dapat. Memang ia masih memperlakukannya seperti anak kecil, tapi itu suatu hal khas dari Kihyun yang membuat Changkyun menunggu-nunggunya untuk pulang walaupun itu hanya sesekali.
Changkyun keluar rumahnya diantar oleh Kihyun. Membuka pintu, ia melihat Wonho menyandarkan tubuhnya di mobil hitamnya. Wonho melihat Changkyun yang tersenyum malu. Changkyun menghampirinya sambil menunduk malu. Wonho melihatnya lekat-lekat.
"Aku suka jaketmu," puji Wonho singkat. Siapa sangka pujian itu bisa membuat Changkyun semakin malu? Wonho tersenyum kecil melihat telinga kecilnya yang ikut memerah hebat bersamaan ketika ia mengatakan terima kasih dengan terbata-bata. Wonho membukakan pintu kursi penumpang depan untuk Changkyun yang langsung duduk disitu dan menutupi wajahnya itu. Setelah ia masuk, Wonho menutup pintunya dan sebelum ia pergi ke bagian supir, Kihyun memanggilnya.
"Pastikan ia sudah disini sebelum pukul 11 malam," ucap Kihyun yang sedikit berteriak yang dibalas dengan tawa Wonho.
"Aku akan memastikan itu," jawab Wonho sebelum meninggalkan garasi rumah Changkyun. Kihyun masih sempat melambai-lambaikan tangannya kepada Changkyun sampai mereka pergi lumayan jauh.
Selama perjalanan, mereka tidak berbicara. Wonho sedang fokus menyetir dan Changkyun hanya melihat keluar jendela. Sebenarnya yang ia lihat bukanlah pemandangan luar, melainkan bayangan Wonho yang tercetak di permukaan jendela tersebut. Wonho terlihat tampan saat itu. Ia selalu terlihat tampan tapi ini berbeda. Ingin memecah kesunyian, akhirnya Changkyun memulai percakapan.
"Kau terlihat tampan dengan jaket kulit itu," puji Changkyun. Wonho mendengar itu dan tersenyum, "hanya dengan jaket ini?"
"Tidak, kau terlihat tampan menggunakan apapun.." Changkyun menundukkan kepalanya saat mengatakan itu sedangkan Wonho hanya tertawa kecil.
"Terima kasih, aku menunggu untuk kau mengatakan itu dari tadi."
Changkyun yang mendengar itu tersenyum kecil dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Wonho melihat itu dan hanya tertawa.
Setelah perjalanan 30 menit, akhirnya mereka sampai di tempat dimana konser Rapper Hun diselenggarakan. Mereka berdua keluar dari mobil dan disambut dengan antrian yang panjang menuju pintu masuk. Changkyun menggeram kesal melihat antrian yang terlihat tidak berujung. Wonho yang melihat itu juga terlihat kesal. Ia memutar kepalanya, dan dibalik itu ternyata ada banyak jajanan yang bisa ia makan sambil menunggu. Wonho menyenggol lengan Changkyun dan menunjuk kepada berbagai jenis jajanan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TUTOR - wonkyun.
FanfictionPertama kali Wonho - anak kepsek tapi tukang bolos - bilang dia butuh tutor emang buat Jooheon dan Minhyuk kaget, secara dia tidak pernah peduli soal nilainya di kelas. Banyak murid perempuan yang daftar jadi tutornya tapi tidak ada untung, tidak ad...