PILIHAN

29 4 0
                                    


Apakah kamu pernah merasakan masa dimana hidupmu tidak ada tujuan? Gak jelas arahnya mau kemana? Gimana kedepannya nanti? Bingung sendiri dengan apa yang harus dicapai?

Kalo pernah, berarti kamu sama seperti aku. Iya, saat ini aku sedang merasakan itu semua, bahkan aku pun bingung mau jadi apa aku nantinya? Dengan apa yang ku cita-citakan sendiri pun aku tak tau. Gak jelas memang, kayak gak ada semangat hidup!

Kalo kata wirda sih "Hidup itu jangan sampai nggak tahu mau kemana, jangan sampai nggak jelas. Sebab kalo nggak, bakal bingung." Yap, tepat sekali. Benar itu apa yang dibilang sama wirda, karna saat ini aku benar-benar bingung dengan hidupku yang....ya begini-begini saja. Nggak ada tujuan..

Ditambah lagi aku kesal sekali, bunda nggak berhenti-hentinya memarahiku. Entah kenapa semua yang aku lakukan terasa salah dimata bunda, aku bingung, salahnya apa sih? Bunda kenapa? Dan pertanyaanku akhirnya terjawab, bunda risih lihat aku dirumah saja nggak ada kegiatan sama sekali, bunda ingin aku kuliah. Tapi aku nolak mentah-mentah, bunda marah karna aku malas-malasan dan kerjaanku cuma rebahan gak jelas dikasur sambil memainkan ponsel.

Dan aku kesal sekali, seolah-olah aku bener-bener malas malasan dirumah dan nggak pernah ngerjain tugas dirumah. Jadi bunda nggak nganggab aku gitu? Jadi selama ini aku nyapu, ngepel, nyuci piring, dll itu apa bun? Yaampun aku capek sendiri kan mikirinnya, kayaknya bunda emang mau ngusir aku deh dari rumah ini.

Tadi pagi bunda bilang, kalo ia mau bicara padaku bersama abi selesai makan malam nanti, menyangkut masa depan ku. Oke, kita lihat apa yang akan dibahas? Dan apa rencana bunda kedepannya untukku?.

***

"Jadi kamu harus ada tujuan mau kemana? Cita-cita kamu tuh mau jadi apa sih?" Tanya bunda merecokiku malam ini

Aku diam menunduk, aku pun gatau bun, mau jadi apa aku nanti? Aku juga gatau cita-cita ku apa? Emang dasar aku.

Abi memandangiku bingung "Al..kalo kamu nggak mau kuliah terus kamu ngapain dirumah aja? Nganggur?" Aku beneren speechless mendengar pertanyan yang dilontarkan oleh abi

Aku menarik napasku perlahan sembari memejamkan mataku, aku benar-benar bingung harus menjawab apa ini?

"Al jawab!" Bunda ngegas karna aku tak kunjung menjawab pertanyaan mereka

"Harusnya kamu contoh tuh bang arkan, dia sukses disana dan sudah bikin bunda dan abi bangga, nggak kayak kamu! Yang bisanya nyusahin aja!" Marah bunda seketika, bang arkan lagi, bang arkan lagi, selalu seperti itu. Tak pernah berubah, selalu nama itu yang disebut dan dibangga-banggakannya saat sedang menceramahiku.

Bang arkan itu adalah kakak laki-lakiku, ia S1 nya kuliah di yaman, dan sekarang ia S2 nya melanjut di al-azhar cairo mesir. Memang patut untuk dibanggakan, bang arkan memang sangat cerdas, sangat jauh jika dibanding denganku, tutur katanya sangat lembut dan sopan. Ia sangatlah baik dan perhatian, selain itu ia juga mempunyai paras wajah yang sangat tampan dan meneduhkan, bang arkan memang benar-benar suami idaman para kaum hawa, beruntung sekali siapa saja perempuan yang bisa mendapatkan hati bang arkan, karna nyatanya bang arkan tidak sembarang memilih calon untuk ia jadikan istrinya kelak.

Teringat bang arkan aku jadi rindu, tapi juga kesal. Karna selalu nama dia yang dibangga-banggakan, yang dibawa-bawa didepan keluarga. Sedangkan aku? Huft.

"Jadi bunda sekarang mau kamu memilih,"

Aku menautkan alisku bingung "Milih apa?" Aku akhirnya angkat bicara

My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang