Saat sampai diasrama, aku langsung terduduk lemas tepat disamping ana, melihatku yang kelelahan nya bukan main, ana langsung memberikan air putih padaku. Napasku ngos-ngosan, dan tanganku juga masih terdingin hebat gara-gara melihat orang itu tadi.
"Hei? Kenapa? Kok ngos-ngosan gini sih? Kamu habis lari-larian ya? Kenapa? kamu dimarahin ya sama ummi?" Tanya ana beruntun, ia begitu penasaran ketika melihatku pulang dengan napas terengah-engah.
Anjani teman sekamarku juga mendekat, penasaran, ada apa gerangan. "Apa kamu dikejer sama hantu ya al?" Tanya anjani konyol, mana ada siang-siang bolong begini ada hantu.
Ketika mendengar itu, ana langsung memutar matanya malas, "Ada-ada aja kamu nih an, mana ada juga hantu di siang bolong."
"Kan siapa tau,"
"Al, kenapa sih? Kamu dimarahin ya?" Ana bertanya kembali, ia heran sekaligus bingung. "Ummi apa yang marahin kamu? Terus, salah kamu apa?"
Aku masih diam, mencoba untuk menetralkan napasku agar lebih tenang.
"Al !" Panggil ana tak sabaran
"Gapapa" jawabku enteng, tanpa beban.
Ana memicingkan mata nya tak percaya, "Bohong! Ayo jujur, kamu kenapa tiba-tiba pulang dengan napas ngos-ngosan kayak gini? Atau kamu dikejer oleh seseorang? Ada yang mencoba menganggu kamu gitu?"
"Ih gak ada an, beneren, aku gapapa,"
"Lah terus kenapa kamu lari-larian kek gini? Hah?"
"Yah gapapa, pengen lari aja, olahraga hehe, biar sehat!" Jawabku berbohong
Terlihat sekali kalau ana tidak percaya dengan perkataanku barusan, ia memandangku curiga, penuh dengan selidikan. "Bohong aja terus! Sama temen sendiri aja, gamau jujur!" Ujar ana merajuk, ia kemudian berdiri dan pergi keluar kamar meninggalkan aku dan anjani seorang.
"Yahh ngambek, an!" Panggilku, "Iya deh nanti aku ceritain," Teriakku, namun sayangnya ana tidak lagi mendengar, ia sudah keluar entah kemana.
"Yaudah cerita sama aku aja, kamu kenapa?" Sambung anjani masih kepo
Aku tersenyum, "Gapapa, ohyah, yang lain pada kemana? Kok sepi kamar?" Tanyaku kemudian, mencoba untuk mengalihkan pertanyaan anjani tadi.
Anjani mengangkat bahu nya, "Biasalah, pada main kekamar sebelah mungkin, atau nggak ada yang kekantin."
"Hmm," Aku mengangguk mengiyakan, "Yaudah, aku mau nyusul ana dulu ya, daah.." kataku kemudian bangkit dari duduk dan segera menyusul ana
"Loh jadi cerita nya gimana nih? Kok aku malah ditinggal? Ih gak seru ih alifah!"
***
"Aku janji bakal cerita, tapi kamu jangan ngambek kayak gini dong an, kayak anak kecil aja deh." Aku mencoba membujuk ana yang merajuk gara-gara aku tidak mau cerita tadi, sekarang, kami berdua sedang berada di bawah pohon beringin dibelakang asrama. Entah kenapa ana ngambek datang nya malah kesini, kepohon beringin, tidak takut apa nanti ada sesuatu itu.
Ana masih diam, sama sekali tak menghiraukan keberadaanku, ia sibuk mencabut rumput kecil ditanah.
"Anaaa jangan ngambek lagi dong, pleaseee, mau denger nggak? Ini aku mau cerita,"
"An, jangan suka melamun dibawah pohon beringin, kerasukan baru tau loh kamu,"
"Anaaa!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Husband
Romanceseorang gadis yang bernama alifah, baru saja tamat madrasah aliyah (ma), ia lebih memilih masuk pesantren lagi dibanding harus kuliah yang membuatnya pasti akan pusing dengan setumpuk tugas, membayangkan itu saja gadis itu sudah bergidik ngeri. Set...