TENTANG NYA

31 2 0
                                    

"Serius?" Mata ana hampir terkeluar dari tempatnya, karna kaget mendengar cerita ku dari awal. Iya, dari awal aku bertemu akhi sholeh di depan warung sewaktu aku ingin beli gas, sampai aku lari terbirit-birit karena kaget bertemu dengannya tadi, semua nya aku ceritakan. Semuanya.

"Biasa aja dong neng, tuh mata udah mau kayak keluar aja," ucapku sembari memutar mataku malas

"Ini tuh nggak biasa beb! Asli," jawab ana menggebu-gebu

Dengan mata nya yang masih melotot, ana bertanya, "Jadi selama ini kamu mendem rasa gitu sama ustad fais? Berarti kamu cemburu dong pas liat ustad fais sama putri tadi? Yaampuunn beb..." katanya dengan memasang wajah prihatin

Aku mengedikkan bahu ku malas, "Ya gitu, emang sedeket apa sih mereka?"

"Kamu liat aja tadi, ustad fais tuh yah dikit-dikit manggil putri, apa-apa putri, ya gimana nggak kita curiga coba?"

"Gitu yah? Apa mungkin ustad fais suka ya sama putri?"

"Kayaknya, putri kayaknya juga suka, jadi mereka tuh sama-sama saling suka."

Mendengar itu, perasaanku jadi tak menentu, pikiranku jadi kalang-kabut. Harapanku juga sudah pupus, untuk apa juga mengharapkan manusia yang justru sama-sama berharap kepada yang maha kuasa.

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup, dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.

-ali bin abi thalib

Bener banget. Sakit, pahit rasanya memang, tapi aku mencoba untuk biasa saja, "Ustad fais udah lama ya ngajar disini? Nama panjang ustad fais apa ya?" tanya ku masih penasaran akan dirinya.

"Berapa lama ya?" Ujar ana bak perpikir, "Mungkin udah dua tahun lah yah..kalo nama panjangnya, muhammad faisal al-fharuq,"

"Ooo..." aku menganggukan kepalaku ber--OH ria.

"Cieee yang jealous...ehem," kata ana meledekku, yang membuat aku jengkel kepadanya

"Nggak ah, biasa aja, lagian juga ustad fais emang bukan siapa-siapaku, apa hak ku ingin cemburu? Dan mungkin juga ustad fais nggak kenal aku,"

"Nggak mungkin dia nggak kenal kamu!"

"Tapi dia biasa aja liat aku? Nggak ada gitu mau negur atau nyapa kek, setidaknya bilang 'eh kita bukannya tetanggaan ya?' Ini nggak sama sekali, sekali nya negur malah dimarahin! Kan kesel,"

Ana mengerlingkan mata nya, "Yang sabar ya, ustad fais emang gitu, orang nya dingin, cuek, maka nya kita ngira dia suka sama putri, karna dia manis kalo sama putri mah,"

Aku mengerucutkan bibirku sebal, mendengar nama putri, rasa nya hatiku perih, "Iihhh!! Mungkin mereka ada hubungan keluarga kali!"

"Nggak ada, nggak ada sama sekali."

"Ah bodo!"

"Ciee sakit hatii,"

"Lebih sakit yang mana coba? Digantungin tanpa ada kepastian atau cinta bertepuk sebelah tangan?"

"Sakit semua!" Jawab ana lugas

Ah, jawaban ana sama sekali tak membantu, kepalaku jadi pening kan memikirkan ini, aku cemburu? Emang aku siapa nya?

***

My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang