Masuk pesantren tidak asing lagi bagiku, karna enam tahun sudah aku menuntut ilmu dipesantren, bahkan tempat nya lebih jauh, diluar kota sana, bukan dekat rumah seperti pesantren yang aku tinggali sekarang.
Tapi yang bikin aku malas adalah, ketika akan berbaur sama orang-orang baru, orang-orang yang belum aku kenali sama sekali, kamu tau sendiri aku ini orangnya pemalu, aku tak mudah mencari teman, semuanya harus di mulai dari awal kan?, berkenalan, pertamanya sok manis, sok kalem, pendiem, lama-lama malah bikin ilfeel. Haha itu mah waktu aku satu MTS yak, pertama kali masuk pesantren. Masih lugu, imut-imut, sekarang mah amit-amit.
Jadi, sekarang, mulai hari ini, ceritanya, aku udah resmi lagi menjadi santriwati. Aku termasuk golongan santriwati pengabdian, nonformal gitu sih lebih tepatnya, masih ikut belajar itu pasti, tapi nanti aku bakalan disuruh bantu-bantu mengajar di madrasah tsanawiyah. Oke, gak masalah.
Masa juga aku harus bergabung lagi sama yang masih sekolah, gak banget deh aku!
Lagi sibuk-sibuk beresin barang-barang kedalam lemari, tiba-tiba ada seorang gadis berkerudung panjang merah jambu menghampiriku dengan senyuman lebar dibibirnya.
"Assalammualaikum..haii.."
Aku terdiam memandanginya, ia menyapaku, dan aku gugup sekaligus malu, "Em..eh waalaikumussalam..haii juga" aku membalas senyumnya kaku
"Kenalin aku maghfiroh jannah, tapi sering dipanggil ana," dia mengulurkan tangannya padaku, aku mengangguk dan langsung membalas uluran tangannya.
"Oh salam kenal ana, aku alifah, biasa dipanggil al.."
"Salam kenal al, kamu asal dari mana?"
"Dari sinilah, rumahku nggak jauh dari sini," jawabku dengan senyuman yang lugu
"Wah enak dong, rumahnya dideket sini, bisa pulang terus dong hehe"
"Memangnya rumah mu dimana?" Tanyaku
"Dibogor hehe"
Aku mengangguk-anggukan kepalaku ber--OH ria, "lumayan jauh juga sih, tapi nggak apalah, namanya juga menuntut ilmu demi masa depan. Iya nggak?" Aku menaik-turunkan alisku, sepertinya aku sudah mulai akrab dengannya, padahal baru kenalan sebentar.
Dia kemudian menyunggingkan senyum manisnya "Hehe iya bener, kamu asalnya orang mana sih?" Tanya nya seperti penasaran
"Orang bandung. Kenapa emang?"
"Pantesan,"
Aku mengerutkan dahi ku bingung "Pantesan kenapa?"
"Cantik banget kamu al,"
Ya tuhan dia memujiku, bisa aja dia bikin aku terbang tinggi dan melayang keudara, haha, "Bisa aja kamu mah, kamu juga cantik ana hehe" aku memujinya balik "Manis juga"
Dia malah tertawa terbahak-bahak, lah emangnya ada yang lucu ya dari yang kubilang barusan?, "Kok malah ketawa?" Tanyaku tak mengerti
"Kamu orang pertama yang memuji aku cantik, btw makasih ya, mungkin kamu cuma mau nyenengin hati aku aja atau karna mau balas memuji ku karna tadi aku memujimu?"
Aku menggeleng cepat, "Nggak kok, serius. Kamu cantik, senyum kamu manis, aku gak bohong kok!" Masa sih aku orang pertama yang bilang dia cantik?, menurutku dia lumayan cantik, manis. Kok?
"Haha udahlah lupain, cantik mah relatif.."
"Iya iya, btw kamu pengabdian kan?"
"Iya, kamu udah lulus kan?" Dia balik bertanya
Aku mengangguk seraya tersenyum.
"Kok malah nyantri lagi?" Tanyanya bingung
"Gakpapa, biar ilmu agamaku lebih dalem lagi, daripada nganggur aja dirumahkan, nggak ada kerjaan, mending belajar lagi. Toh aku juga gamau kuliah," jelasku
KAMU SEDANG MEMBACA
My Future Husband
Romanceseorang gadis yang bernama alifah, baru saja tamat madrasah aliyah (ma), ia lebih memilih masuk pesantren lagi dibanding harus kuliah yang membuatnya pasti akan pusing dengan setumpuk tugas, membayangkan itu saja gadis itu sudah bergidik ngeri. Set...