"Ara, jangan nangis lagi ya. Aku ada disini kok nemenin kamu."
Jisung kecil yang tengah mengusap halus pucuk kepala si gadis kecil yang sedang terisak, penuh dengan kasih yang sangat hangat membuat si gadis begitu merasa terlindungi sekarang.
Kini, mereka berada dihalaman rumah sang gadis. Keadaan didalam rumah, sedang tidak baik. Ara yang baru pindah bersama sang kakak seharusnya sudah hidup dengan damai. Tetapi tiba-tiba saja ayah mereka datang mencari ibu nya yang bahkan mereka pun tidak tau dimana beliau berada.
Kak Lino, sedang berusaha menelfon Irene untuk meminta bantuan karena ia tak tau lagi harus seperti apa. Sejak seminggu ia pindah pun, hanya ada Irene yang membantu. Irene yang memberi tempat bagi Lino dan Ara.
Jisung kecil sudah membawa mainan, seharusnya ia mengajak Ara bermain sekarang. Jisung kesal melihat Ara menangis sendiri dipojok, Ayahnya yang membentak sang gadis kecil yang tidak tau apa-apa membuat Jisung merasa iba. Lalu ia mengajak Ara keluar untuk sekedar menenangkannya.
"Makasih ya Jisung, kamu nolongin aku lagi." Ara kecil menyeka beberapa air mata yang mengalir dari kedua manik mata yang teduh itu.
Jisung tersenyum, lantas mengajak Ara untuk bermain dirumah nya.
---
"Tante, Lino ga ngerti kenapa Ayah dateng lagi cari ibu dan marah-marah lagi."
Lino, yang bocah berumur 12 tahun itu cukup mengerti keadaan dibanding dengan adiknya yang baru saja berulang tahun ke-9.
Irene langsung menghampiri laki-laki yang sudah berumur itu dengan emosi yang masih tersulut.
"Mas Dongwook mau ngapain lagi sih? Apa ga cukup mas nyakitin anak dan istri mas lagi?" tegas Irene kepada sang ipar. Ia tak tahan dengan sikap lelaki bermarge Lee itu.
"Kamu tau apa rin? kamu hanya adik ipar saya." tangkas sang pemilik marga Lee tersebut.
"Mas Dongwook, udah cukup kamu gapernah pulang selama ini. Kalo kamu nyari mbak Taeyeon dia gaada disini. Jangan marah-marah sama anak kamu lagi, kasian." Irene lantas memeluk Lino yang sedari tadi hanya berdiri didekat pintu dengan kaki yang masih bergetar.
Lino sudah tak bisa berpikir, yang penting adiknya tidak melihat sang Ayah dalam keadaan seperti ini lagi.
"Saya nyari Taeyeon karna masih ada urusan sama dia. Asal kamu tau rin, dia selama ini jadi istri ga berguna."
"Kak! lo apa-apaansih ngomong kaya gitu? mbak Taeyeon tuh istri lo." Itu sang adik, Lee Donghae yang baru saja tiba dari kantornya setelah sebelumnya Irene menelfon dirinya dan memberitahu bahwa sang kakak kembali.
Donghae mendekat ke arah Irene dan Lino yang sekarang berada dihadapan Dongwook.
"Mas.." lirih Irene yang sedikit terisak, ia mengerti perasaan bagaimana seorang perempuan jika mendapat perkataan bahkan perlakuan kasar dari sang suami. Irene hanya tak habis pikir memiliki Ipar yang bersifat seperti itu.
Terlebih lagi, ia merasa sangat kasihan terhadap Taeyeon harus mendapat suami yang berotak licik seperti Dongwook.
Irene, adalah adik kelas Taeyeon semasa sekolah. Ia terkejut ketika tau kalau mereka menjadi ipar setelah dirinya menikah dengan Lee Donghae. Sejak saat itu, hubungan nya dengan Taeyeon menjadi sangat dekat. Ia tau betul bagaimana kehidupan Taeyeon ketika berumahtangga bersama Dongwook. Tak heran jika ia sangat menyayangi anak-anak Taeyeon. Lino dan Ara.
Donghae melirik kearah Irene, lalu wajahnya menatap sang kakak kembali.
"Kak, gue mohon lo pergi aja. Mbak taeyeon gaada disini, toh kalian juga akan ketemu di pengadilan minggu depan kan?" Dongwook memicingkan senyumnya mendengar ucapan yang baru saja Donghae lontarkan itu.
"Lo tuh adek gue, bisa-bisa nya lo bela orang lain ya." ucap Dongwook yang langsung pergi dari hadapan mereka.
Donghae tak habis pikir setega itu kakaknya bersikap terhadap keluarga nya sendiri. Sudah menyakiti anak dan istrinya yang bahkan selama ini ia tak beri tanggung jawab.
"Lino, kalau ibu kamu telfon jangan bilang kalau Ayah kesini ya. Lino gamau kan liat mereka berantem lagi?" Irene menatap Lino dengan sangat khawatir.
Khawatir jika Taeyeon tau perihal ini, mereka akan kembali bertengkar.
"Iya tante, Lino juga gamau Ara kenapa-napa lagi gara-gara Ayah." ucap Lino dengan sangat polos.
"Lino, adik kamu kemana?" tanya Donghae.
"Ara tadi nangis sewaktu Ayah bentak-bentak, tapi ada Jisung yang ajak dia keluar. Lino bersyukur ada Jisung yang mau bantu kami."
Irene dan Donghae tersenyum mendengar ucapan bocah lekaki itu. Di usia nya yang padahal belum dewasa itu, ia mengerti apa yang harus ia lakukan dan apa yang terbaik untuk keadaan dirinya dan adik perempuannya sekarang.
Sejak saat itu, Lino selalu percaya pada Jisung. Walau hanya dengan tindakan kecil yang Jisung lakukan. Tetapi itu terasa besar bagi Lino.
•tbc•
Hai, Sudah berbulan-bulan aku anggurin cerita Han Jisung ini. Maaf ya readers, membuat kalian menunggu.
Aku banyak kegiatan dan belum sempat bisa lanjutin ini. :( [merasa bersalah]Kalian jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan ya! Cuci tangan rajin-rajin. Sekarang lagi musim Covid-19. UN ku dibatalkan teman-teman:(
Semoga wabah ini cepat usai ya! Aamiin.
[ Salam hangat dari Kak Lino.]
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You | Han Jisung ft. 00Liner
Fantasy❝Ever since I met you. I'm happy with minor changes. That's why Me After You.❞ \\ ©14 Juni 2019 •highest rank #2 in hanjis •highest rank #1 in intro •highest rank #6 in heejin