12

35.7K 722 11
                                    

Hari ini Alexia akan melepaskan keperawananya demi uang. Walau ia merasa sangat terhina, tapi mau bagaimana lagi sudah tak ada pilihan lain dalam hidupnya.

Sekarang Lexi sudah berada di sebuah kamar hotel bintang 5 bersama dengan Brenda. 1 jam lagi pria yang ingin membelinya akan datang.

"Kamu sudah siap Lexi." Brenda melihat Lexi.

"Apa aku kelihatannya siap dengan kejadian yang memuakan seperti ini?" Lexi sangat kesal pada perkataan Brenda.

"Siap ga siap ini sudah merupakan keputusanmu. Namun, ada satu hal yang ingin aku katakan ke kamu."

"Apa itu?"

"Kamu sudah tau kan harga keperawananmu?"

"Ga usah kamu ulangi lagi, aku sudah tau 500  juta."

"Kamu ga laku dengan harga segitu Lexi."

"Tapi aku memiliki jual lebih daripada yang lain."

"Apa yang kamu bilang? Kamu memiliki jual lebih. Wah, parah kamu. Status keluargamu lah yang membuat nilai jualmu hanya 200 juta, ga lebih dan ga kurang. Kalau dulu mungkin bisa 500 juta, kalau sekarang sudah syukur dapat 200 juta."

Walau dalam hati Lexi merasa sangat marah atas ucapan Brenda, tapi ia tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui perkataan wanita tersebut.

"Baiklah aku setuju," ucap Lexi pasrah.

"Ok. Setuju yaa dengan 200 juta."

"Iya Brenda."

"Lalu sisanya bagaimana? Kamu kan membutuhkan uang 500 juta."

"Entahlah aku akan mencari cara lain."

"Aku punya usul nih, tapi kalau kamu mau menerima usulku."

Wajah Lexi  yang tadinya tanpa semangat langsung menatap Brenda. "Apa usulmu?"

"Aku ada tabungan 300 juta. Kalau kamu mau aku akan meminjamkanmu uang untuk biaya pengobatan Tante Sila."

"Benarkah Brenda? Terima kasih Brenda, terima kasih." Mata Lexi berkaca-kaca mantap Brenda.

Lexi langsung memeluk Brenda dengan air mata menetes di pipinya. Ia sangat bersyukur Brenda mau menolongnya walau itu hitungan utang.

"Sudahlah jangan peluk-peluk aku seperti ini. Aku risih." Brenda mendorong tubuh Lexi agar menjauh darinya.

Sambil mengusap air mata Lexi tersenyum pada Brenda. Senyumnya begitu tulus.

"Tapi ada syaratnya." Brenda menyeringai.

Merasa senyuman Brenda berbeda membuat Lexi menjadi curiga. Ia tahu tidak mungkin ada yang gratis di dunia ini, tapi apa sebenarnya rencana Brenda. Ia sama sekali tidak bisa menebak jalan pikiran temannya tersebut.

"Kalau ga mau ya udah. Aku ga masalah." Brenda berkata dengan acuh.

"Bu-bukan, bukan begitu Brenda. Kamu saja belum mengatakan apa syaratnya kok udah langsung bilang kalau aku ga mau sih," ucap Lexi gugup.

"Syaratnya kamu harus menjadi wanita malam sampai hutang 300 juta lunas. Gampang 'kan."

Mata Lexi membulat. Ia tidak pernah menyangka kalau akan terjebak dalam dunia malam. Kalau ia menyetujui persyaratan Brenda, tidak akan ada jalan untuk kembali ke kehidupan yang normal.

"Kamu memang tidak punya pikiran Brenda. Kamu memang wanita bangsat yang kurang ajar. Kamu sengaja memanfaatkan kesulitanku demi keuntungan pribadi kamu sendiri. Kamu bukan teman, kamu itu mucikari!"

"Hahaha... betapa naifnya kamu, Alexia Smith. Kamu pikir ada yang gratis di dunia ini. Kamu yang ga punya pikiran!"

"Aku ga akan pernah mau jadi wanita murahan sepertimu! Aku ga mau menjual tubuhku hanya demi uang!"

"Kamu membuatku semakin ingin tertawa terbahak-bahak Lexi. Kamu mengatakan ga mau menjual tubuhmu hanya demi uang? Lalu yang kamu lakukan sekarang apa? Jualan nasi goreng gitu. Kalau kamu pintar pasti tau apapun yang kamu akan lakukan saat ini sama saja kamu menjual dirimu dan menjadi wanita murahan, Lexi." Brenda menatap Lexi dengan angkuh.

Tangan Lexi mengepal. Ia sudah tidak tahan lagi dengan segala macam penghinaan Brenda. Ia memang sangat, sangat membutuhkan uang, tapi menjadi wanita malam tidak akan pernah menjadi pilihan hidupnya.

"Apa! Huh, apa? Kamu mau marah? Kamu mau ngamuk-ngamuk? Lihatlah kondisimu lebih miskin daripada aku. Tau diri dong kamu."

Wajah Lexi memerah. Ia sudah sangat marah dan terhina. Ia pun melayangkan tangan kanannya ke pipi Brenda dengan keras.

Plak!
Lexi mendaratkan tamparan ke pipi Brenda membuat wanita tersebut memegang pipinya yang memerah.

"Kurang ajar, bajingan kamu, Lexi." Brenda juga melayangkan tangannya ke arah pipi Lexi. Akan tetapi, Lexi sudah siap dengan serangan balik dari Brenda dan menahan tangan Brenda.

"Kamu ga akan pernah bisa untuk mengontrolku, Brenda. Aku membatalkan semuanya tanpa terkecuali." Lexi mengucapkannya dengan intonasi tegas.

Mendengar perkataan Lexi membuat Brenda sangat terkejut. Ia tidak menyangka kalau Lexi akan membatalkan semua rencana yang sudah disusunnya dengan sempurna, yaitu menjebak Lexi dalam dunia malam.

"Aku lebih baik jadi pelayan daripada harus menjadi wanita panggilan seperti kamu!"

Lexi melangkahkan kakinya meninggalkan kamar hotel tanpa sekalipun menoleh ke belakang. Baginya semua sudah selesai dan tidak lagi mau terjebak dalam lingkaran dunia malam yang akan membuat masa depannya hancur.

#Miss L
*******************

Sweet Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang