15

63.7K 1.1K 9
                                    

Secara perlahan Juan membelai surai coklat dari wajah Lexi. Tapi ia sangat terkejut, Lexi yang dimaksudnya bukan Lexi yang sebenarnya.

"Siapa kamu?" tanya Juan marah.

"Maafkan saya, Tuan Juan. Maafkan saya," ucap Brenda lalu berlutut di hadapan Juan.

"Di mana Lexi? Kenapa malah kamu yang ada di sini?"

Brenda terus menangis. Ia sangat ketakutan dan berharap Juan Carlos dapat memaafkan kebohongannya yang berpura-pura menjadi Lexi.

"Siapa kamu?" Juan bertanya lagi siapa wanita yang ada dihadapannya.

"Sa–saya Brenda," jawab Brenda tergagap.

"Di mana Lexi? Seharusnya Lexi di sini bukan kamu!"

"Maafkan saya Tuan Juan Carlos, Lexi sudah pergi."

"Kenapa Lexi pergi? Aku sudah membayar 500 juta sesuai dengan yang Lexi minta."

"Sebelum Tuan bersedia membayarnya, Lexi sudah menyerahkan keperawannya pada pria lain. Jadi Lexi berbohong dan ingin menipu anda, Tuan." Brenda mencari alasan agar tidak dipersalahkan.

Juan sangat terkejut mendengar perkataan Brenda. Antara percaya atau tidak percaya. Apakah Lexi sudah terjerumus dalam pergaulan bebas?

"Lalu ngapain kamu di sini?" tanya Juan tak suka.

"Saya dipaksa Lexi untuk berpura-pura menjadi dia dan melayani Tuan."

Sorot mata Juan berubah. Ia sangat benci jika dibohongi. Sebenarnya ia tidak mempermasalahkan mau Lexi perawan atau tidak perawan. Ia hanya ingin bertemu Lexi dan membantu hidupnya.

Juan langsung pergi meninggal Brenda. Brenda memanggil Juan, tapi tak tergerak sedikitpun lelaki tersebut untuk melihatnya. Brenda sangat kesal pada Juan. Dari sekian banyak laki-laki yang suka menggunakan jasanya hanya Juan lah yang tidak tertarik padanya.

"Kurang ajar kamu, Lexi! Kamu pikir akan semudah itu untuk membuatku jadi yang dipersalahkan! Lihat saja siapa yang akan menanggung semua perbuatanmu." Brenda berkata dengan tatapan penuh dendam.

Perasaan Juan sekarang campur aduk. Antara kesal, marah, terhina, terkhianati. Ia hanya ingin bertemu Lexi, menyapa wanita itu untuk kedua kalinya. Rasa sakit mendera hatinya walau bagaimanapun Lexi memiliki tempat di dalam hatinya. Meskipun wanita itu tidak tahu dengan perasaannya.

"Hubungi Mami Lis." Juan memberikan perintah pada Gio.

"Baik Tuan."

Mami Lis sedang melihat restorannya. Ia sangat bahagia sekarang restorannya sedang banyak pengunjung yang menikmati setiap masakan. Ia berharap agar restoran selalu ramai sehingga tak perlu lagi kembali menjadi seorang mucikari. Usianya sudah mulai senja dan ingin bertobat agar bisa menjalani kehidupan yang lebih baik.

Suara ponselnya berbunyi, tertera nama Mr. JC di layar ponsel. Ia pun melirik jam yang ada di ponselnya. Baru sekitar 10 menit masa Juan sudah begitu cepat menyudahi malamnya menikmati seorang gadis 500 juta.

"Mungkin Juan baru akan memulai kali ya. Aku angkat aja teleponnya." Mami Lis terkekeh sendiri.

"Hallo Tuan Carlos. Tumben cepat sekali biasanya lebih lama loh," sapa Mami Lis menggoda Juan.
"Mami Lis, Lexi tidak datang." Juan berkata dengan dingin.
"Eh, apa gimana? Lexi tidak datang, kenapa bisa Tuan."
"Tadi Brenda menggantikannya, tapi sayang perempuan itu bukan wanita yang kuinginkan."
"Kenapa Brenda yang menggantikan Lexi? Seharusnya tetap Lexi, kan Tuan sudah membayarnya."
"Aku ditipu Lexi sudah tidak perawan jadi ga berani menemuiku."

Mami Lis sangat terkejut mendengar perkataan Juan. Bagaimana mungkin Brenda berani berbohong padanya, walau bagaimana pun ia yakin Brenda tidak memiliki keberanian untuk menipunya.

"Ta–tapi Tuan Juan, Brenda tidak mungkin berani berbohong pada saya," ucap Mami Lis tergagap. Ia jadi panik sendiri.
"Kali ini aku memaafkanmu, Mimi Lis. Uang yang sudah ku keluarkan untuk Lexi berikan padanya, aku tidak akan mengambil kembali apa yang sudah aku berikan."
"Ba–baik Tuan."

Juan memutuskan komunikasinya dengan Mami Lis. Ia sangat kecewa pada Lexi. Ia kira Lexi berbeda dengan wanita lain, tapi tak pernah menyangka kalau Lexi akan memilih cara instan agar kehidupannya yang dulu mewah kembali seperti dulu.

"Tuan, apakah perlu saya mencari Nona Alexia?" tanya Gio.

"Tidak perlu. Biarkan saja Lexi berbuat sesuka hatinya jika itu memang pilihan hidupnya. Lebih baik aku fokus dalam pekerjaan ku, ada atau tidak ada Lexi tak membuat segalanya berubah." Juan berkata dengan tegas.

Bagi Juan memiliki wanita bukan prioritas. Menikah bukan pilihan Juan, jangankan menikah memiliki kekasih saja ia enggan. Ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Mami Lis memanggil anak buahnya menyuruh mereka membawa Brenda. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi Mami Lis untuk menyeret Brenda di hadapannya. Dua orang pria berbadan tegap sudah membawa Brenda yang ketakutan.

"Maafkan aku, Mami," ucap Brenda dengan wajah pucat pasih.

Plak!
Sebuah tamparan mendarat kencang di pipi putih mulus Brenda. Mami Lis menjambak surai coklat anak asuhannya tersebut dengan kencang.

Betapa sakitnya pipi Brenda saat mendapatkan tamparan dari Mami Lis. Mami Lis memang baik, tapi kalau apa yang telah diaturnya rusak bisa berubah menjadi orang yang kejam.

"Berani-beraninya kamu mempermalukan aku, Brenda!" teriak Mami Lis tepat di depan wajah Brenda.

"Ampuni aku, Mami." Brenda ketakutan sendiri.

"Kamu tahu Juan sangat marah padaku. Kamu berbohong mengatakan Lexi masih perawan!"

Brenda dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Aku berkata jujur Mi, Lexi masih perawan."

"Tapi kenapa Juan mengatakan hal sebaliknya? Apa yang sebenarnya kamu rencanakan?"

"Lexi pergi meninggalkan kamar hotel. Tiba-tiba dia berubah pikiran dan tidak ingin melakukan hal tersebut. Aku tidak bisa mencegahnya."

"Tapi kamu dengan tidak tau malu malah mau menggantikan dia! Kamu pikir kalau kamu itu sebanding dengannya! Pakai otakmu, Brenda. Walau keluarga Smith sudah bangkrut, tapi tetap berbeda kelas dengan kamu."

Hati Brenda sangat sakit mendengar perkataan Mami Lis. Walau ia sudah berusaha untuk menjadi wanita berkelas, tapi tetap saja tidak sebanding dengan Lexi. Dari dulu ia sangat membenci Lexi sampai sekarang malah semakin membencinya.

"Juan Carlos merupakan member vvip yang bisa menguntungkan ku, tapi sekarang pria itu kecewa dan kemungkinan tidak akan lagi mau menjadi member. Sedangkan aku baru saja memulai usaha restoran yang masih memerlukan biaya tidak sedikit."

Mami Lis merasa sangat frustasi dengan keadaannya sendiri. Kehilangan salah satu kerukan tambang emas nya merupakan hal yang paling sulit untuk dirinya.

"Mami berikan aku kesempatan. Aku akan membawa Lexi ke Juan Carlo. Kalau Juan Carlo benar-benar tau kalau Lexi masih perawan tentu akan membuat laki-laki itu mempercayai Mami lagi."

Mami Lis menatap Brenda dengan tajam. "Lakukan apa yang harus kamu lakukan. Aku tidak memperdulikan apapun lagi, sekarang kamu harus cari jalan. Kamu yang memulai dan kamu lah yang harus mengakhirinya, kalau tidak kamu yang akan menanggung akibatnya." Ancam Mami Lis pada Brenda.

"Ba-baik Mami."

Setelah mengucapkan kata-katanya Brenda akhirnya bisa pergi. Ia bertekat akan membalas semua yang Lexi lakukan dengan cara yang tidak akan mungkin bisa diperhitungkan musuhnya tersebut.

"Sialan kamu, Lexi. Lihat saja pembalasanku," ucap Brenda menyeringai.

# Miss L
*******************

Sweet Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang