Lexi terdiam di dalam bis. Ia sangat lelah dengan semua yang telah terjadi. Kesempatan emas telah dilewatinya, apakah ia bodoh atau pintar telah menolak uang 200 juta dan uang pinjaman dari Brenda.
Hidupnya terasa semakin sulit. Tak ada lagi tempatnya mengadu, tak ada lagi tempatnya untuk meminta pertolongan. Ia bingung harus bagaimana sekarang.
Di saat ia larut dalam pikirannya, tiba-tiba teringat pada Jeff. Sewaktu pertemuan yang tidak sengaja di kafe tempatnya janjian dengan Brenda, mantan kekasihnya tersebut mengatakan kalau membutuhkan bantuan untuk menghubunginya.
"Aku hubungi Jeff aja deh," ucap Lexi.
Lexi mengambil ponselnya untuk menghubungi Jeff. Terdengar beberapa kali suara dering ponsel, tapi tidak ada jawaban. Ia tidak menyerah dan mencoba terus menerus menghubungi mantan kekasihnya tersebut. Usaha Lexi tidak sia-sia, usahanya untuk menghubungi Jeff akhirnya berhasil.
"Ngapain kamu telepon kekasihku!" terdengar suara seorang wanita marah.
Lexi hanya memutar bola matanya malas. Ia tahu kalau suara marah itu adalah Caroline.
"Jangan marah-marah Carol. Ga baik untuk kecantikanmu nanti bisa banyak keriput kalau ngomel terus, nanti kamu ga laku lagi deh," ujar Lexi kesal.
"Memang yaa dari dulu kamu selalu pedas kalau kamu berbicara. Ga ada yang tahan berhubungan sama kamu!"
"Hahaha, terserahlah. Aku ga peduli, toh kamu mau aja bekas ku."
"Aku ingin sekali menyirammu dengan air keras Lexi! Lihat saja aku akan membuatmu menyesal."
Bukannya takut Lexi malah sengaja mengejek Carol, "Yaa ampun aku takut, aku takut Carol. Maafkan aku, Carol."
"Kurang ajar! Jalang murahan!"
"Up's kamu mengatai dirimu sendiri yaa Carol. Jalang bilang jalang. Memangnya aku ga tau pekerjaan kotormu."Di seberang telepon Caroline sangat terkejut. Ia tidak menduga kalau Lexi mengetahui tentang ia sebagai wanita malam.
"Jangan menfitnah aku. Aku bukan sepertimu."
"Carol... Carol... sudahlah jangan munafik. Aku tau siapa kamu dan Jeff tau ga yaa apa pekerjaanmu dibelakang pria bodoh itu."Wajah Caroline memucat. Ia melirik Jeff yang sedang tertidur disampingnya setelah mendapatkan kepuasaan dari tubuhnya. Ia takut kalau sampai Jeff tau tentang semuanya bisa-bisa kekasihnya tersebut akan membenci dan meninggalkannya.
"Apa mau mu?" tanya Caroline kesal dan tanpa basa-basi.
"Aku sebenarnya tidak ingin bicara denganmu, tapi sepertinya ini kesempatan untuk memulai sesuatu sama kamu yang bisa menguntungkan untuk kita berdua," ujar Lexi.
"Kamu memang keterlaluan Lexi. Kamu gak tau malu dan memang kurang ajar."
"Ayolah Carol jangan terlalu memujiku seperti itu. Aku jadi ga enak sendiri loh selalu dimuliakan sama kamu."Caroline semakin kesal mendengar perkataan Lexi, tapi ia tidak memiliki cara lain untuk membuat mulut wanita sialan ini untuk diam.
"Carol alangkah baiknya jika kita melakukan win-win solution demi kepentingan bersama. Kamu enak dan aku juga enak, jadi tidak ada yang dirugikan."
"Sebutkan berapa uang yang kamu inginkan Lexi?"
"Hahaha, kamu memang sangat pintar Carol. Kamu memang langsung tau kalau soal memuaskan dan dipuaskan."
"Brengsek! Aku tidak pernah memuaskan wanita."
"Nah, mulai lagi bodohnya, jangan dikit-dikit bodoh begitulah Carol. Masa kamu gak tau apa Maksudku?"
"Apa maksudmu?"
"Kamu ini benar- benar hanya memiliki payudara besar, tapi otak kecil." Alexia menggeleng-gelengkan kepalanya. "Maksudku memuaskan itu yaa berapa yang bisa kamu transfer ke rekening ku."
"Berapa yang kamu mau?"
"Ga banyak kok Carol hanya lima ratus juta."
"Kamu benar-benar sakit jiwa Lexi!" Caroline menghela napasnya dengan berat." Lima ratus juta bukan uang yang sedikit dari mana aku bisa mencari uang segitu."Lexi terdiam. Benar juga apa yang dikatakan Caroline. Jika wanita itu memiliki uang yang banyak tak mungkin menjual dirinya ke pria-pria hidung belang.
"Hahaha, kamu memang tak berguna Carol. Jadi wanita malam uang segitu aja ga ada."
"Kamu kan tau bagaimana aku. Apa kamu berpikir kalau aku sangat kaya dari hasil jual diri? Banyak yang harus aku bayar bukan cuman untuk kebutuhan ku sendiri."
"Baiklah aku ga akan minta banyak. Kalau begitu sepuluh juta saja dulu untuk sementara."
"Sementara? Apa maksudmu akan meminta uang lagi?"
"Tergantung. Tergantung dari sikap kamu ke aku."Terdengar suara helaan napas berat dari ujung komunikasi.
"Lexi, aku meminta maaf sama kamu. Aku memang salah sudah merendahkanmu, merebut kekasihmu. Semua aku yang salah," ucap Caroline dengan lembut. Ia lebih baik mengalah dari pada Jeff tau semuanya.
Lexi merasa kasihan pada Caroline. Walau bagaimanapun bukan salah wanita itu menjalin hubungan dengan Jeff, tapi kata-kata Caroline tentang wanita itu merebut Jeff darinya adalah salah.
"Tolong kamu ralat perkataanmu tentang rebut merebut. Aku sudah putus dengan Jeff sebelum kamu menjadi kekasihnya."
"Iya maafkan semua kata-kataku, Lexi. Aku mohon jangan memberitahukan Jeff tentang pekerjaanku. Aku sangat mencintai Jeff."Lexi menghela napasnya. "Iya aku ga akan mengatakan apapun ke Jeff asal bayarannya dua puluh lima juta dan itu pertama juga yang terakhir."
"Baiklah Lexi. Aku akan mengirimkanmu dua puluh lima juta asal kamu berjanji tidak akan mengatakan apapun pada Jeff."
"Aku berjanji."
"Terima kasih Lexi."
"Sama-sama Carol."Lexi memutuskan komunikasinya dengan Caroline. Ia mengirimkan nomor rekeningnya ke ponsel Jeff. Tak lama ada notifikasi yang memberitahukan kalau ada saldo masuk ke rekeningnya.
"Bagus sekali Carol. Kamu sudah menolongku walau aku terpaksa harus melakukan ini semua. Aku sudah ga ada pilihan lagi, aku membutuhkan uang," ucap Lexi pada dirinya sendiri.
Lexi mengirimkan pesan ke ponsel Jeff. Ia yakin Caroline yang masih memegang ponsel mantan kekasihnya.
Lexi 📩📩
Terima kasih Carol atas kerjasamanya. Semua rahasiamu hanya akan menjadi rahasia kita tanpa ada yang akan tau. Semoga bahagia Carol.Tak lama ada pesan yang masuk ke ponsel Lexi. Walau menggunakan ponsel Jeff, tapi ia tahu kalau itu pesan dari Caroline.
Jeff 📩📩
Terima kasih. Semoga kamu bahagia juga Lexi.Lexi tersenyum bahagia sudah mengirimkan pesan ke ponsel Jeff. Tanpa perlu ia membalas semua perbuatan Jeff akan mendapatkan karmanya sendiri. Suatu hari Jeff pasti akan mengetahui siapa sebenarnya Caroline dan tentu saja itu kalau semua ketahuan bukan dari dirinya.
Akan tetapi dibalik senyum bahagia Lexi terdapat rasa sakit hati mantan kekasihnya, Jeff. Tanpa Caroline tahu kalau sebenarnya ia mendengar semua pembicaraan kekasihnya dengan mantan kekasihnya, namun ia hanya diam. Untuk sementara bukan saatnya untuk ia memutuskan Caroline, tapi cepat atau lambat akan dilakukannya.
Jeff sangat kecewa. Selain kecewa dengan Caroline, tapi juga kecewa pada Lexi. Dua wanita yang mengisi hatinya malah bekerjasama untuk menipunya. Penyesalan selalu datang terlambat. Mungkinkah ini karma untuknya? Membuang berlian hanya demi batu krikil.
# Miss L
******************
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Revenge
Romance21 + Hot and Dark Romance Kematian Laura membuat hidup Alexia berubah. Tak ada lagi kata BAHAGIA dalam hidupnya yang ada hanyalah niat untuk membalaskan semua dendam yang telah dilakukan oleh Juan pada adiknya, Laura. Cerita dewasa harap bijak m...