13

35.9K 770 12
                                    

Kepergian Lexi membuat Brenda panik sendiri. Tinggal 30 menit Juan Carlos akan datang ke kamar hotel sedangkan Lexi malah pergi. Ia bingung harus melakukan apa. Seharusnya Brenda memikirkan kejadian ini. Ia terlalu yakin pada dirinya sendiri sehingga keengganan Lexi menjadi wanita malam bisa diantisipasinya.

"Aku harus bagaimana ini," ucapnya gusar.

Brenda menatap dirinya di depan cermin. Penampilannya tak kalah cantik dari Lexi. Ia memiliki perawakan yang hampir sama seperti Lexi. Ia tinggi, rambutnya berwarna coklat.

"Apa aku berpura-pura jadi Lexi aja ya. Kayaknya Juan Carlos ga tau bagaimana si Lexi deh," ucapnya mencoba menyakinkan dirinya sendiri.

Tinggal 15 menit lagi Juan Carlos akan segera datang dan mau tak mau Brenda tetap dengan rencananya sendiri, yaitu berpura-pura jadi Lexi.

******

Seorang pria duduk di dalam mobil sedan hitam mewahnya. Ia tak sendiri di sana ada supir, pengawal, dan sekretarisnya. Sambil memegang bibirnya ia tersenyum. Akhirnya setelah sekian lama bisa bertemu lagi dengan Alexia Smith.

Juan mengenal Alexia Smith atau yang biasa dipanggil Lexi. Ia teringat kejadian 6 tahun yang lalu saat bertemu dengan Lexi untuk pertama kalinya.

"Juan, kamu penerus perusahaan Carlos Company pengganti Papa kamu yang sudah meninggal jadi Paman harap kamu bisa menjaga sikap di pesta keluarga Smith," ucap Raul, adik Jose Carlos.

"Iya Paman Raul," jawab Juan.

Di acara keluarga Smith banyak datang tamu-tamu penting. Juan diperkenalkan pada mereka sebagai calon direktur utama Carlos Company yang baru pengganti Jose Carlos. Walaupun masih berusia 28 tahun dan banyak yang meragukan kepimpinannya, tapi ia tidak menyerah.

Sebelum ini Carlos Company dipimpin oleh Raul Carlos. Walau sebenarnya Raul memiliki perusahaan sendiri, tapi mengingat Carlos Company didirikan oleh Jose Carlos dan ia juga salah satu komisaris Carlos Company selain Jose Carlos harus mengambil alih perusahaan agar terselamatkan dari kebangkrutan.

Raul mendidik Juan dengan keras agar menjadi sosok pemimpin supaya bisa membisa membangun kembali Carlos Company dijajaran perusahaan terhebat. Kerja keras Raul dalam mendidik Juan akhirnya terbalaskan. Sekarang ia mengembalikan Carlos Company ke pemiliknya yang sebenarnya, yaitu Juan Carlos.

Tujuannya membawa Juan ke pesta keluarga Smith agar Juan bisa menjalin relasi dengan berbagai pengusaha-pengusaha yang datang ke acara tersebut. Pesta yang diadakan Joseph Smith merupakan perayaan diangkat Joseph sebagai direktur utama Trans Grup. Tentu saja ada Gustav Pablo yang merupakan komisaris Trans Grup.

Raul yakin hadirnya Gustav di sana yang bisa membantu Juan untuk mendapatkan jaringan bisnis yang lebih besar dan ia bisa dengan bangga memperkenalkan Juan pada semua kolega kerjanya.
Maksud dan tujuan tepat pada sasaran. Juan berhasil menarik perhatian Gustav Pablo. Gustav sendiri merupakan komisaris beberapa perusahaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Juan menghembuskan napasnya. Ia merasa kelelahan harus berada di pesta yang banyak orang penting. Ia sangat menghargai usaha Pamannya untuk membuatnya menjadi sukses demi memimpin Carlos Company. Memang tidak mudah, tapi ia yakin pasti bisa. Akan tetapi, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.

Seorang gadis remaja yang raut wajah tampak begitu kelelahan dan bosan memegang tangan anak perempuan. Begitu banyak orang dewasa di sana, tapi dua gadis tersebut seakan tenggelam dalam hingar bingar pesta.

"Itu yang gadis remaja namanya, Alexia dan yang kecil itu namanya, Laura. Cantik-cantik yaa mereka," ujar Raul sambil tersenyum nakal memperhatikan Juan.

"Astaga Paman jangan menganggetkan ku seperti itu," ucap Juan salah tingkah sendiri ketahuan melihat Alexia.

"Jangan macam-macam mereka anak-anaknya Joseph Smith. Tapi kalau tertarik bisa dibicarakan. Yang Alexia cantik yaa, kalau ga salah usianya 17 tahun dan yang Laura itu 7 tahun. Kamu ga tertarik dengan yang 7 tahun, 'kan, hahaha," ucap Raul yang menggoda Juan.

"Ga lah Paman. Usia Alexia juga terlalu muda untukku, 17 tahun yang benar saja Paman. Aku ini 28 tahun loh," elak Juan.

"11 tahun bukan jarak yang terlalu jauh. Bisalah kalau laki-laki usianya lebih tua dari perempuan. Kayak Paman dan Tante Victoria, beda usianya 10 tahun dan ga ada masalah."

"Iya juga sih Paman."

"Laki-laki walau usianya lebih tua, tapi kalau uangnya banyak dan berkuasa pasti banyak wanita-wanita yang mendekat, jadi lebih baik kamu fokus saja bekerja dan wanita yang akan datang menawarkan dirinya sendiri padamu."

"Iya Paman."

"Yaa sudah, Paman mau berbicang-bincang dulu sama Pak Gustav dan Pak Joseph, kamu jangan jauh-jauh nanti kalau Paman panggil kamu datang."

"Siap Paman."

Setelah kepergian Raul, tatapan mata Juan tidak bisa lepas dari Alexia. Walau apa yang dikatakan Raul benar bahwa ia harus fokus bekerja, tapi gadis berusia 17 tahun tampak begitu menarik perhatiannya. Ia ingin berkenalan dengan Alexia, tapi ia ragu dan membalikan badannya agar tidak terus menerus memperhatikan Alexia.

Namun semua usaha yang dilakukannya untuk menghindari Alexia seakan mendapatkan pertentangan dari Tuhan. Tanpa sengaja ada anak kecil yang menabrak kaki jenjangnya dan terjatuh di lantai. Ia terkejut saat tahu yang menabraknya adalah Laura Smith.

"Aduuuh." Terdengar suara rintihan dari bibir mungil Laura.

"Kamu ga apa-apa gadis kecil?" tanya Juan dengan khawatir membantu Laura untuk berdiri.

"Aku ga apa-apa. Maaf yaa Pak," ucap Laura.

"Maaf... maafkan adik saya, Pak," ucap Lexi yang berada disamping Juan.

Mendengar suara Alexia secara langsung membuat detak jantung Juan terhenti. Akhirnya ia bisa mendengar suara Alexia secara langsung tanpa harus bersusah payah berkenalan dengan gadis cantik tersebut.

"Tidak apa-apa. Nona jangan khawatir," ucap Juan berusaha mengendalikan suaranya.

Bagi Juan jangan sampai ia terlihat gugup berbicara di depan gadis yang membuat hatinya berlari-lari marathon.

"Maaf apa ini adik, Nona?" Juan berpura-pura tidak mengenal Alexia.

"Iya Pak. Maafkan kelakuan adik saya."

"No problem. Ooh iya, namamu siapa?"

"Nama saya, Alexia Smith dan ini adik saya, Laura." Lexi mengulurkan tangannya.

Juan membalas uluran tangan Lexi. "Senang mengenal kamu, Alexia. Saya, Juan Carlos." Ia tersenyum menatap Alexia.

"Panggil saja Lexi, Pak Juan." Lexi tersenyum.

Senyuman Lexi berhasil membuat Juan semakin terpesona. Gadis cantik tersebut semakin membuatnya tertarik ingin mengenalnya lebih dekat.

"Kalau begitu kamu jangan memanggilku dengan embel-embel Pak, tapi nama saja Juan."

"Bolehkah? Nanti saya dimarahi Mama dan Papa."

"Tenang aja ga masa—"

"Laura jangan lari." Lexi berteriak memanggil adiknya. "Maaf saya harus pergi dulu, Juan." Lexi segera menyusul Laura yang berlari disekitar acara.

"—lah," ucap Juan melanjutkan kalimatnya yang tadi belum sempat diucapkannya sambil menatap kecewa kepergian Lexi.

"Juan..." Raul memanggil Juan.

Mendengar namanya disebut Juan pun segera menghampiri Paman.

Lamunan Juan yang membuatnya bahagia seakan terenggut paksa. Gio, sekretaris sekaligus asisten pribadinya memberitahukan padanya kalau sudah tiba di hotel.

"Aku datang Lexi."

#Miss L
*******************

Sweet Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang