Jngan meninggal kan bunga ya telah kau rawat lama demi sebuahh mawar baru yang lebih indah
-author.****
"Assalamualaikum mah." ucap Davina ketika masuk kedalam rumahnya. Davina segera menyalim mamahnya yang sedang nonton TV di ruang tamu.
"wa'alaikumsalam sayang." ucap Sinta --nyokap Davina-- sambil menatap ke anaknya yang tampak sedang bahagia. Sinta yang melihat anaknya tersenyum bahagia seketika juga ikut bahagianya walaupun tidak tau apa yang membuat anak gadisnya ini bahagia. Tetapi Sinta bersyukur Davina bahagia seperti ini. semoga kamu selalu bahagia ya sayang batin Sinta.
"Keliatannya anak mamah satu ini lagi bahagia banget." Ucap Sinta sambil mengelus rambut anaknya.
"aku setiap hari juga bahagia kok mah, aku setiap hari bahagia kan gara gara mama sama papah juga." Ucap Davina memeluk mamahnya.
"aku bahagia karna masih bisa ngerasain hangatnya keluarga dan kasih sayangnya keluarga, belum tentu anak diluar sana masih bisa ngerasain hangat dan kasih sayang dari mama sama papah, jadi aku bersyukur dan bahagia." lanjut Davina yang membuat hati Sinta menghangat. Sinta mengeratkan pelukannya, menikmati pelukan hangatnya dari Davina.
Sinta bersyukur sekali mempunyai anak seperti Davina.
"iya sayang, mamah sama papah lebih bahagia punya anak seperti kamu." ucap Sinta yang membuat senyum Davina makin merekah.
"papah belum pulang ya mah?" Tanya Davina, Davina tau pasti papahnya lembur. Mengingat akhir akhir ini papahnya sering kali pulang tengah malam.
"iya sayang, papah masih banyak kerjaan di kantornya." Ucap Sinta yang langsung di angguki Davina.
"yaudah kamu sekarang mandi dulu habis itu kamu makan ya, mamah udah buatin kentang sama sambel kesukaan kamu." lanjut Sinta yang langsung membuat mata Davina berbinar. Davina segera melepaskan pelukannya dan langsung berdiri.
"Oke mah! aku ke kamar dulu ya mau mandi, abis itu aku makan. Bye mah!" ucap Davina yang langsung lari ke kamarnya, sebelumnya Davina mengecup pipi mamah tersayangnya.
Sinta yang melihat kelakuan anaknya hanya bisa menggeleng dan tersenyum.---
Desta baru saja sampai dirumah nya. Dia memarkirkan motor nya di sebelah mobil milik papahnya.
"Assalamualikum bun, yah." Ucap Desta menghampiri bunda dan ayahnya yang sedang berpelukan di ruang tamu.
Desta yang melihat kemesraan kedua orang tuanya hanya menghela nafas, entah yang keberapa kali. Karna setiap hari Desta melihat kemesraan kedua orangtuanya. Apalah daya Desta si pangeran jomlo.
"eh sayang, sini." Ucap Sully --Bunda Desta-- yang langsung di angguki Desta.
Desta segera duduk di hadapan bunda dan ayahnya yang masih berpelukan itu. Desta memutar matanya sambil menghela nafas yang kesekian kalinya.
"yah, bun kalau mau mesraan mending di kamar aja, sekalian buat adek buat Desta." Cletuk Desta yang membuat mata kedua orangtuanya melotot.
"kamu tuh ya! Seharusnya kamu tuh yang ngasih kita cucu! Bunda kan sudah tua." Ucap Sally sambil melepaskan pelukannya dengan Rafi --Ayah Desta--.
"tuh kan bunda selalu aja ujung ujungnya ngomongin cucu. Aku kan masih SMA bun, baru kelas 11. Aku masih mau ngeraih mimpi aku dulu." Gini lah bundanya. Setiap hari tanpa ngomongin cucu terus, dikira gampang apa buat cucu? punya pacar saja tidak.
Desta kalau sudah sama keluarganya pasti cerewet dan manja nya keluar.
"lagian aku juga belum punya pacar Bun." lanjut Desta yang membuat Sully menghela nafas.
"Desta kamu itu ganteng, banyak yang mau sama kamu, satu sekolah aja pada ngantri minta jadi pacar kamu. Kamu tinggal milih aja abis itu kamu ajak pacaran." Ucap Sully yang sedikit kesal dengan anak satu nya itu.
"Bun ga segampang itu. Aku juga harus milih kali siapa yang cocok buat aku. Aku juga gamau langsung asal nunjuk orang. Kalau dia ga cocok sama aku gimana?."
"sudah sudah! Desta kamu ke kamar kamu, mandi selesai mandi makan." ucap Rafi yang dari tadi hanya menatap anak dan istrinya yang sedang debat tentang cucu dan pacar.
"iyaudah Yah, aku ke atas dulu." Ucap Desta sambil menaiki anak tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
Desta menutup pintu kamarnya dan menguncinya. Saat ini dia tidak ingin di ganggu oleh siapapun. Menurut nya hari ini adalah hari yang melelahkan.
Desta merebahkan tubuh nya di atas kasur king size nya. Padahal Desta belum melepas sepatu dan mengganti bajunya dengan baju santai. Saat ini Desta masih memakai pakaian sekolah.
Desta menutup kedua matanya untuk istirahat sebentar. Malahan dia tidak ingat lagi kalau dia disuruh makan sama ayahnya. Saat ini Desta hanya ingin istirahat, dan ingin menenangkan fikirannya.
Dan tak lama, Desta sudah di alam mimpinya. Dia berharap semoga hari esok adalah hari yang menyenangkan. Semoga.
---
Davina sudah selesai mandi dan makan. Saat ini dia sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur nya.
Davina melihat jam yang sudah menunjukan pukul 08.35. Dia mengambil handphone nya yang ada di atas nakas. Davina saat ini ingin mencari instagram kakak kelasnya. Lebih tepatnya instagram milik Desta.
sampai akhirnya di menemukan instagram milik Desta. Tapi sayangnya akun milik Desta di private. Davina sedikit kecewa tapi dia kembali tersenyum saat mengingat kejadian tadi sepulang sekolah.
Menurutnya dia cewe ter beruntung bisa berboncengan dengan Desta. Sampai akhirnya Davina merasakan kantuk yang mulai menyerangnya. Dia menarik selimut nya dan mulai menutup matanya.
'semoga besok adalah hari yang menyenangkan dari hari sebelum sebelumnya.'
***
uhuy balik lagi sama author!💖
baper deh author sama Desta and Davina:(kasian deh kalyan jomlo hehe. author juga jomlo sih, emang ga ngaca ni author.😌
udah intinya kalian jangan lupa tinggalin jejak kalian🐾
vote and comment oke!salam dari author!
see you next chapter💫
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's choice
Teen FictionBukan tidak mencintaimu aku hanya butuh waktu untuk memastikan rasa ini -rafasya davina