karena pada akhirnya, diri sendiri lah yang akan mengajarkan kita untuk menjadi lebih kuat dari sepenggal pengalaman yang sudah kita dapat.
-Rasya Adesta
~~~~~Davina mengerjapkan kedua matanya. Davina mencium bau bau obatan, ia sangat yakin kalau dia sedang berada di UKS.
Davina paling benci sama bau obat obatan apalagi kalau dia disuruh minum obat. Sungguh Davina paling benci kalu dia disuruh minum obat.
"lo udah sadar?" ucap seseorang. Davina menoleh dan mengangguk kan kepalanya.
Jujur saja dia masih merasakan pusing yang amat luar biasa di tambah rasa sakit di perut nya yang makin menjadi jadi sakitnya.
Davina baru sadar kalau dia belum sarapan dirumah, dan berakhir dia pingsan di tengah lapangan.
"awsss.." ringis Davina sambil memegang perutnya yang terasa sakit. Dia sudah tidak tahan sama rasa sakit di perutnya.
"lo kenapa? apa yang sakit?" tanya seseorang tersebut yang sedari tadi sudah memperhatikan Davina yang menahan sakitnya.
"gu...gue gak papa ko kak, ma-makasih udah tungguin aku di uks, kakak boleh balik ke kelas." ucap Davina yang berusaha menahan sakitnya yang semakin sakit.
"gue gak akan balik sebelum lo ngasih tau gue kalau lo sakit apa!" ucap Desta.
"oke oke aku kasih tau. Aku sebenernya punya sakit mag."
"terus?"
"aku tadi pagi belum sarapan di rumah karna aku udah telat berangkat ke sekolah, kalau aku telat makan mag aku bakalan kambuh." jelas Davina yang menutup matanya sambil meremas perutnya dan sesekali menggigit bibir bawahnya supaya ringisan nya tidak keluar.
"jangan remas perut lo! yang ada nanti perut lo makin sakit! lo tunggu sini biar gue beliin lo bubur." Ucap Desta sambil berjalan menjauhi Davina.
"pak oppa bubur nya satu ya, sekalian teh hangat nya" pesan Desta ke pak oppa.
"oke mas, tunggu sebentar ya" Desta hanya mengangguk dan mengeluarkan handphone nya dari saku celana nya.
"ini mas bubur sama teh hangat nya udah jadi." Ucap pak oppa yang membuat aktivitas Desta terhenti. Desta memasukkan handphonenya ketempat semula.
"berapa semuanya pak?" tanya Desta.
"15 ribu mas." Desta langsung mengeluarkan uang yang ada di saku bajunya 20k.
"ini pak, ambil aja kembaliannya." Ucap Desta yang langsung mengambil alih nampan yang berisi bubur dan teh hangat.
"makasih mas." ucap pak oppa yang langsung di angguki Desta.
Desta segera melangkahkan kaki nya menuju UKS dimana tempat Davina ber istirahat. Desta mempercepat langkahnya saat mengingat Davina yang sedang ke sakitan.
"heey bangun dulu, makan nih." Ucap Desta yang baru masuk ke dalam UKS dan menaruh nampannya di atas nakas sebelah Davina.
Davina yang mendengar kan itu segera membuka matanya dan mengubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk.
Saat Davina ingin mengambil bubur yang berada di atas nakas tapi ada tangan yang mencegah tangan Davina.
Davina menoleh ke pemilik tangan tersebut.
"kenapa kak?" tanya Davina dengan muka polosnya.
"gue suapin." ucap Desta yang langsung mengambil bubur tersebut.
"tapi ka-" ucap Davina terpotong oleh ucapan Desta.
"gak ada tapi tapian! gue gak nerima penolakan. sekarang buka mulut lo!" ucap Desta yang mengarahkan sendoknya yang sudah berisikan bubur ke depan bibir Davina.
Davina menurut dan membuka mulutnya. Selama makan tidak ada yang berbicara sampai akhirnya buburnya sudah habis di makan semua oleh Davina.
"nih minum dulu." Desta mengambil teh hangat dan memberikan kepada Davina.
Davina menerima teh hangat dan meminum setengah. Tidak sampai habis karna ia sangat sudah kenyang.
"habisin minumnya." ucap Desta yang sadar kalau Davina meminum hanya setengah.
"gak deh kak aku udah kenyang banget " ucap Davina dengan muka melasnya. Semoga saja kakak osis di depannya ini percaya kalau dia beneran sudah sangat kenyang dan perutnya sudah tidak ingin menampung banyak makanan dan minuman lagi.
"yaudah." Desta merapihkan mangkok bubur yang sudah habis ke atas nampan.
"makasih ya kak." ucap Davina sangat tulus sambil memperhatikan gerak gerik Desta yang sedang merapihkan bekas makanan yang ia makan.
"for what?" tanya Desta.
"udah jagain gue di uks, udah nemenin gue sampai lo bolos pelajaran demi nemenin gue disini, dan makasih juga bubur sama teh hangatnya." ucap Davina dengan senyum manisnya yang membuat jantung Desta deg degan.
"iya sama sama. lain kali lo sebelum pergi ke sekolah makan dulu. jangan sampai lo telat makan." ucap Desta sambil menatap mata Davina dengan sendu. Entah apa arti tatapan itu.
"iya kak." ucap Davina sambil menganggukan kepalanya.
"perut lo udah enakan kan? gak se sakit yang tadi?" tanya Desta. Sebenernya Davina bingung dengan sifat Desta akhir akhir ini yang banyak bertanya dan senang mengobrol. Padahal setau dia, seorang Rasya Adesta sang ketua osis yang sangat dingin sampai di buat julukan 'ice prince'.
"iya kak udah enakan kok." ucap Davina yang memang setelah makan bubur tadi perutnya sudah lumayan enakan.
"yaudah kalau gitu gue ke kelas ya. Gapapa kan gue tinggal lo sendirian disini?" tanya Desta. Entah Desta pun tidak tau mengapa dirinya senang sekali banyak bertanya kepada Davina.
"iya kak gapapa." ucap Davina.
"ohiya ini gue kasih lo coklat, kebetulan tadi pagi gue mampir ke supermaket sebentar." ucap Desta sambil mengambil coklat di kantong celananya dan kasih ke Davina.
Davina yang memang sangat suka coklat, ia mengangguk semangat dan langsung menerima coklat tersebut dengan senang hati.
"makasih kak!" ucap Davina sangat senang dan membuka bungkus coklat tersebut dengan sangat tidak sabar.
"hahaha iya iya, makan nya pelan pelan aja, kalau gitu gue balik dulu. bye." ucap Desta sambil mengelus rambut Davina.
"bye kak!" ucap Davina yang sedang memakan coklat tersebut.
~~~
haiii apa kabar?
hehehe maaf baru up.
jangan lupa vote and coment.
and thanks yang udah baca heart's choice!salam dari author☺✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart's choice
Novela JuvenilBukan tidak mencintaimu aku hanya butuh waktu untuk memastikan rasa ini -rafasya davina