s i x

4.7K 367 41
                                    

<< 3rd person P.O.V >>

Beberapa bulan setelah kejadian itu, Jaemin dan Jeno makin mendekat. Jeno, yang sebelumnya masih menyukai Jaemin, sekarang meng-upgrade menjadi mencintainya. Ya, sang Jeno mencintai Na Jaemin. Tetapi ia ragu dengan perasaan Jaemin. Dia tidak ingin menghancurkan persahabatan mereka yang Jeno bangun mati-matian karena hanya karena Jeno mencintainya. Oleh karena itu, Jeno menyimpan rahasianya dalam-dalam, bahkan Donghyuck dan ibunya tidak mengetahui itu. Mereka mengira Jeno hanya menyukai Jaemin, tidak lebih.

•••

"Jeno! Jangan melamun terus!" Seruan itu membuat Jeno membuyarkan lamunannya dan melihat kearah namja disampingnya. Jeno menunjukan senyumannya dan memegang belakang lehernya.

"Hehe, maafkan aku. Silahkan lanjutkan, Nana," katanya sambil menunjukkan eye smilenya karena ia tahu kalau eye smilenya bisa membuat namja itu tenang.

"Untung, kamu imut kalau tidak aku pasti sudah mencubitmu dengan penjepit jemuran!" Ancam Jaemin itu dengan pout-nya. Bagaimana Jaemin tidak marah? Dia sudah berbicara selama hampir satu jam dan Jeno tidak mendengarnya satu kata pun, ia malah sibuk menatap bibirnya yang bergerak saat berbicara.

Sedangkan, Jeno dari tadi merona karena Jaemin memanggilnya imut. "Aku kan sudah bilang maaf!" Seru Jeno dengan poutnya.

"Baiklah, aku akan memaafkanmu. JIKA kamu mencium pipiku," mulut Jaemin menjadi seringai setelah melihat Jeno sudah menjadi kepiting rebus.

"A-apaan sih, kamu kok suruhnya yang aneh-aneh!" Seru Jeno. Jujur Jeno sangat kaget dengan perkataan Jaemin. Ia sangat ingin menciumnya tapi diri gengsinya menghalanginya.

"Jadi, mau atau tidak?" Tanya Jaemin masih dengan seringainya.

"I-iya deh," pasrah Jeno dengan suara yang kecil. Senyum Jaemin mengambang dan ia mendekatkan pipinya ke wajah Jeno.

Jeno pun mendekat hingga tinggal beberapa centimeter jarak mereka. Saat Jeno beru ingin menciumnya tiba-tiba Jaemin membalikkan kepalanya dan tanpa peringatan Jaemin mencium bibir Jeno.

Mata Jeno melebar. Ia mematung terkejut. Jaemin sudah menutup matanya dan mencium bibir Jeno dengan lembut.

Jeno akhirnya tersadar dan langsung meleleh karena kelembutan Jaemin kepadanya. Ia menutup matanya juga dan menciumnya balik. Jeno bisa merasa senyuman Jaemin.

Lama kelamaan dari ciuman lembut mereka menjadi ciuman yang menuntut dan mereka bahkan menambahkan lidah mereka. Karena kehabisan napas akhirnya mereka melepaskan ciuman mereka, menyisakan tali saliva dari mulut mereka. Mereka menempelkan dahi mereka dengan napas yang menderu.

Jaemin mengusap bibir Jeno, yang sudah membengkak, dengan pelan. Jaemin tersenyum ke Jeno.

Setelah Jeno sudah mengatur napasnya, ia mengulang kejadian tadi didalam kepalanya. Wajah Jeno menjadi sewarna dengan tomat bahkan telinganya juga ikut. Ia melihat ke mata Jaemin yang menatapnya juga dan mengatakan, "I-itu adalah ciuman pertamaku."

Jaemin terkejut dengan perkataannya. Ia menjadi sedikit merasa bersalah karena mengambil ciuman pertamanya. "Oh, maafkan aku...." Kenapa aku merasa ada rasa bangga karena sudah mengambil ciuman pertama Jeno? Dan kenapa aku menyukai ciuman itu? Kenapa juga aku mencium Jeno? Apa aku menyukai Jeno? Tidak! Aku tidak boleh mencintai Jeno! Semua orang yang aku cintai pasti meninggalkanku!..... Tapi tidak salahkan untuk mencintai lagi?, Jaemin menggelengkan kepalanya. Tidak! Aku tidak boleh! Pokoknya tidak boleh mencintai Jeno!

𝕋𝕙𝕖 𝔽𝕒𝕜𝕖 ℕ𝕖𝕣𝕕 ↬ ℕ𝕠𝕞𝕚𝕟 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang