1 September 2015, 08.15
"Apa,? Aku di pecat?" Mata ku langsung menampakkan pupilnya secara keseluruhan, sebab terkejut dengan apa yang di katakan oleh Minjun Nim. Juragan di tempat kerja ku.
"Iya nona Do. Kau harus ku berhentikan karena tempat kami tidak membutuhkan tenaga kerja lagi." Jawabnya kelewat santai.
"Apa?"
"Oh tenang, aku tidak melupakan pesangonmu."
"Tapi tuan,, saya butuh pekerjaan.."
Si tua itu tak menghiraukan oerkataanku dan berlalu ke dalam ruangannya. Aku masih menunggu, hingga akhirnya ia keluar membawa sbuah amplop. "Ini pesangonmu.. Terimalah,,".
Oh, aplop itu berisikan uang.
"Maaf tuan, aku hanya butuh pekerjaan dan gajinya." Ujarku berlalu pergi.
🌈🌈🌈
Apa ini? Bak sembilu menusuk jari. Sakitnya tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata lagi. Pasalnya, pekeejaan yang selama ini ku andalkan untuk menyambung hidup kino telah lenyap.
Air mataku tak mau lagi menampakkan diri. Jenuh dengan penderitaan yang selama ini aku jalani.
Saat melihat asap pabrik membubu di udara. Tergesit di benakku untuk melamar pekerjaan di sana. Tapi, apakah aku sanggup bekerja sebagai buruh di pabrik itu?
"Apa aku mati saja ya,?" Monolog ku lelah.
Dring.dring.dring..
+82********** Call You"Nomor tak di kenal? Apa ini? Siapa lagi yang mau menerormu Hyera? Aishh"
Aku tetap mengangkatnya, meskipun aku trauma dengan panggilan seperti itu. Pasalnya, beberapa bulan terakhir aku sering di teror oleh orang yang menelfon dengan nomor yang sama sekali tak ku kenali.
Setiap sore aku di ganggu, paling tidak mereka ingin melecehkanku, ya meskipun aksi mereka terlihat oleh orang lain, dan gagal.
"Hallo?"
"Kau Hyera?"
"Nee, ada apa?"
"Umm,, kau ingat aku?"
"Uh? Siapa?"
"Aku teman SMA mu dulu, teman laki-laki yang sering kau bantu dulu."
"Aku membantumu?"
"Bukan juga, kau yang sering beesamaku saat aku sama sekali tak tau dengan pelajaran."
"Kim, Kim Namjoo,?"
"Nee,, Hyera."
"Maaf kan aku,, aku tak mengenali suara mu."
"Tidak, maklum. Oh, Hyera aku ingin memberi tahumu sesuatu. Aku butuh seorang pekerja. Ku dengar kau tidak melanjutkan kuliahmu."
"Oh, Namjoon. Kau datang di saat yang tepat.."
"Oh baguslah, ku kira kau akan senang. Kalau begitu, temui aku di kantorku. Akan ku kirim alamatnya nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Sincere To You~[PJM]
Fanfic"Aku tulus padamu atas keterbatasanmu Jimin-ah. Dan tolong percaya itu." Permohonan ku terasa sia-sia, sebab Jimin tidak benar-benar menanggapinya. Jimin seperti biasa hanya memberikan bahasa tubuh yang perlahan mulai ku pahami. Dia hanya memukul ke...