Semenjak kejadian dikamar Chaeyoung, ia dan gurunya masih sama-sama canggung jika bertemu, padahal kejadian itu sudah seminggu yang lalu, namun tetap saja rasa canggung itu masih ada.
Bayangkan saja bagaimana rasanya menonton adegan panas ditemani seorang guru laki-laki, bukan, tapi seorang Pria dewasa, jelas Chaeyoung tidak bisa dengan mudahnya bersikap seperti biasa jika berhadapan langsung dengan gurunya itu.
Apalagi saat Seokjin menyuruh Chaeyoung untuk membawakan buku tugas teman-teman nya ke ruangan guru, Chaeyoung dengan segenap tenaga mencoba untuk tidak mengingat lagi kejadian memalukan itu, meskipun mustahil, karena setiap kali Chaeyoung melihat Seokjin, adegan panas itu terputar dengan sendirinya di kepalanya
“Di sini saja.” Tunjuk Seokjin ke arah meja kerjanya, agar muridnya itu menaruh buku-buku yang ia bawa di meja itu, Chaeyoung pun menurut, “makasih yaa.”
Senyum menghiasi wajah pria itu ketika mengucapkan rasa terima kasihnya, yang di balas senyuman juga oleh muridnya, membuat kecanggungan diantara mereka mulai berkurang. Sepeninggalnya Chaeyoung, Seokjin langsung mengerjakan tugasnya.
“Ini anak pinter juga ternyata.”
“Siapa tuh pak?”
Di tengah-tengah kesibukan Seokjin memeriksa buku tugas muridnya, ia bergumam sendiri pada dirinya, namun tak sengaja terdengar oleh rekan kerjanya, tidak adanya sekat diantara meja guru yang satu dengan yang lain memancing rasa penasaran orang tersebut yang keberadaannya tepat di sebelah meja kerja Seokjin.
“Eh.. Bu Seulgi.. ini saya lagi meriksa tugas murid saya.”
Bu Seulgi, guru seni budaya, yang juga merupakan wali kelas dari kelas dua belas ips tiga itu penasaran dengan apa yang dikatakan Seokjin
“Oh.. Son Chaeyoung?” tanya Guru perempuan itu penasaran
“Loh.. kok tau Bu?"
“Cuma nebak aja, saya lihat tadi dia masuk sama Bapak,” jelas Bu Seulgi sambil melakukan kegiatan yang sama seperti dirinya, memeriksa buku tugas.
“Oh.. iya, Bu Seulgi ini kan wali kelas dua belas ips tiga kan?” tanya Seokjin lagi setelah teringat siapa wanita yang sedang mengajaknya berbincang itu
“Iya Pak,” jawab wanita itu ramah
Pria itu mengangguk paham dan berpikir kalau guru di sampingnya pasti tahu betul tentang murid bermasalah itu
“Saya boleh tanya sesuatu Bu?” tanya Seokjin ramah, berharap semoga Guru Seni Budaya dengan kelopak mata monolid itu mau menjawab pertanyaan nya.
“Tentang apa Pak? Son Chaeyoung?”
“Wah.. seperti nya Bu Seulgi ini bisa membaca pikiran.”
“Tanyakan saja Pak,” ujar Guru itu dengan senyuman ramah
“Seperti nya dari sekian banyak guru-guru yang mengajar disini, cuma Bu Seulgi yang tidak memanggil Chaeyoung dengan julukan murid bermasalah?”
“Dia mungkin bermasalah, tapi setidaknya dia punya nama,” jawab guru seni budaya itu santai
“Kalau begitu kenapa dia di juluki murid bermasalah Bu?”
Wanita cantik itu berhenti sebentar dari aktivitas nya, kemudian fokus kepada eksistensi rekan kerja di sebelah nya
“Ceritanya rumit Pak, tapi yang jelas, bagi saya dia hanyalah Son Chaeyoung, si murid pintar yang sialnya sedikit bermasalah, apapun yang anda dengar dari guru-guru yang lain mungkin benar adanya, tapi percayalah, itu bukan kesalahan nya. Dia anak yang baik, anda akan melihat seberapa menggemaskan nya dia jika sudah memahami nya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pedopil Teacher ✔
FanfictionProblematic Student with her Pedopil Teacher Start: 14 Juli 2019 End: 12 Januari 2020 Cerita ini tidak untuk di revisi. Karena akan dijadikan bahan pembelajaran atau patokan bagi saya sendiri agar bisa menulis lebih baik lagi.