"Permisi."
Gadis itu menyembulkan kepala melalui pintu kaca, ragu ingin melangkah masuk setelah pandangannya menelusuri seluruh penjuru ruangan namun tak mendapati seorang pelanggan.
Sambil menatap lurus menuju meja kayu dengan desain modern berbentuk bundar yang di tengah nya di isi seorang wanita muda dengan pakaian pegawai. Jaraknya tidak terlalu jauh dari pintu masuk, sehingga gadis itu yakin suara nya bisa di dengar dengan jelas.
Terbukti dengan wanita itu meletakkan ponsel nya terlebih dahulu sebelum mendongak dan berujar, "ya? Ada yang bisa saya bantu?"
Wanita dengan sanggul rapi itu menatapnya tersenyum, menandakan ia boleh melangkah lebih jauh.
Gadis itu sempat kebingungan melihat kesekitar di perjalanan menuju meja si pegawai. Mamanya bilang, butik yang ia kunjungi termasuk salah satu butik terkenal yang sudah memiliki nama besar.
Namun sejauh mata memandang, gadis itu tak menemukan satu pelanggan pun di dalamnya. Kecuali tiga orang pegawai yang tengah sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Di tambah satu yang sedang menatap tersenyum menunggunya sampai di meja kasir.
"Permisi mbak, ini butiknya tutup atau gimana?"tanya gadis itu penasaran
Sedangkan yang ditanya hanya tersenyum maklum sembari menjawab, "enggak dek, masih buka, cuma lagi jam istirahat makan siang, kan sudah ada tulisan nya di depan."
Chaeyoung berbalik menatap pintu kaca yang baru ia lewati sambil bergumam, "oh, kirain tutup, saya gak sempet liat tadi mbak."
Kembali berbalik menghadap si pegawai, gadis itu bertanya, "oh iya, Mama saya tadi sudah ngasih tau kan kalau saya yang di suruh ambil barang nya?"
Sejujurnya gadis itu lelah sekali hari ini.
Kuliah pagi dengan dosen killer sudah menguras fisik dan batin nya. Salah sendiri kenapa begadang tadi malam hanya untuk menyempurnakan maha karya yang belum pasti bisa di saksikan si objek dalam lukisan.
Alih-alih pulang untuk menikmati tidur siang, gadis itu malah mendapatkan pesan untuk mengambil barang yang salah dialamatkan ke butik yang sekarang ini ia datangi.
Sebagai anak yang sudah tidak bermasalah lagi, tentu gadis itu menurut. Meskipun sempat menggerutu karena harus memundurkan jadwal tidur siangnya.
Dan lagi, butik itu perlu waktu perjalanan setidaknya hampir satu jam dari kampus nya berada.
Mengangguk mengerti, si wanita muda itu beranjak keluar dari tempat untuk menuju ruangan yang terhubung melalui pintu yang berada tak jauh dari meja kerja nya.
Sebelum masuk lebih jauh, pegawai itu berujar, "dek, duduk santai aja dulu, barangnya sudah terlanjur di masukin ke gudang, bakalan makan waktu lama buat nyari nya."
Chaeyoung tersenyum ramah sambil menganggukan kepala.
"Oh iya, kamu mau di buatin minum apa?"
Chaeyoung menggeleng cepat, "gak usah repot-repot mbak."
"Oh ya sudah, nanti kalau haus ambil sendiri di sana ya." Tunjuknya pada lemari pendingin yang letak nya menjorok di sudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pedopil Teacher ✔
FanfictionProblematic Student with her Pedopil Teacher Start: 14 Juli 2019 End: 12 Januari 2020 Cerita ini tidak untuk di revisi. Karena akan dijadikan bahan pembelajaran atau patokan bagi saya sendiri agar bisa menulis lebih baik lagi.