Chapter 4

22 9 13
                                    

  Heyy Author kawai kambek dengan membawa cerita legendnya.... jan lupa vote, komen, dan follow ini akun yahh
Hepi reading all ☺☺☺💓
_____________💓❄
   
      "Aduklah dengan hati hati pada saat menaburkan rainbow powernya kedalam tungku" seorang guru sedang menjelaskan cara membuat sebuah ramuan. Yeah, di pagi hari ini adalah pembelajaran ramuan. Miss Raia, guru peracik ramuan tengah menjelaskan bagaimana cara membuat ramuan penyembuh tingkat sedang.

       "Hey Hana kau aduknya pelan pelan dong, jangan keras keras seperti itu" Fiolla memperingatkan Hana akan langkah langkah membuat ramuan penyembuh itu. Dikarenakan Hana sedari tadi mengaduk ramuan sangat keras. Padahal di langkah langkahnya mengaduk dengan pelan.

     "Ahh maafkan aku, ngomong ngomong mengaduk sambil menaburkan bubuk rainbow powder kan?" Hana menunjuk bubuk powder yang ada didepannya.
"Yeah" sahut Olla.
"Ok anak anak, setiap bahan yang diberikan ibu guru kepada kalian kekurangan satu bahan, jadi carilah bahan yang kurang itu di sekitar sekolah, hanya di sekitar sekolah ok?" Tiba tiba guru menjelaskan, membuat semua murid memberhentikan aktivitasnya.

       "Ouwh kekurangan satu bahan toh, pantas saja aku tak bisa meraciknya dengan benar" Fiolla menggaruk garuk tengkuknya yang padahal tidak gatal. "Hmm kalau begitu ayo kita cari, ayo Hana" Fiolla menggandeng tangan Hana dan menggeretnya keluar kelas.
"Aahh iya kita mencari dimana?"
"Tentu saja mencari disekitar sekolah" Dasar Violla selalu saja jawabannya seperti ini.

_________❄❄❄

     "Aihh aku harus mencari dimana?" Hana mendongak dan menyipitkan matanya, agar sinar matahari tidak menyilaukan penglihatannya. Tadi, Hana telah berpisah dengan Fiolla dan Violla. Dikarenakan, bahan yang mereka butuhkan berbeda dan ada di tempat lain. Sehingga mereka terpaksa harus berpencar untuk mencari bahan itu.

      "Fiuh panas sekali hari ini" Hana mengusap dahinya yang sudah penuh dengan peluh.
"Ahh tauklah tapi kan bisa membakar lemak nakal ditubuhku hahhahah" Hana tertawa sendiri, ia tetap semangat dengan moto 'panas di siang hari akan membunuh lemak nakalku' sungguh sungguh percaya diri dia.

       Hana berjalan kesana sini, ketempat yang satu dan ke tempat yang lain, sampai mengutak atik semak semak belukar penuh kerumitan.
'Duk' suara suatu benda terbentur. Hana membentur bahu seseorang pada saat ia ingin menggeser tubuhnya untuk mengutak atik semak belukar yang tidak sampai menjangkau tubuhnya. Hana langsung menoleh kepada orang yang terkena benturan tubuhnya.

        Mata Hana membelalak. Bahkan tubuhnya pun seperti membeku. Dia seperti orang tidak bisa menggerakkan tubuhnya barang secentipun. Tapi memang itu kebenarannya. Tangannya mengepal hingga buku buku jarinya memutih. Keringat dingin mulai memenuhi dahinya.
Iya. Seharusnya dia tidak ketempat ini. Seharusnya ia tidak menabrak bahu itu. Dan seharusnya ia tidak menatap mata itu, seharusnya dia kabur saja.

     Di hadapannya mata tajam itu seperti ingin menusuk dirinya. Bahkan ia merasa aura pemilik mata itu ingin membunuhnya. Starish. Lelaki itu menatap matanya dengan penuh kebencian yang mendalam. Membuat tubuhnya tidak bisa bergerak barang secentipun.
"Minggir itu milikku" cara berbicaranya yang dingin membuat Hana menciut seketika. Hana merasa seperti kucing yang sedang berhadapan dengan singa.
Ia akan merasa sebentar lagi akan di terkam.

      "Mmm anuu itu...." Starish menjulurkan tangannya untuk mengambil tanaman untuk ramuan penyembuh yang ada di depannya. Pasalnya, didepannya mulai tadi ada tanaman yang ia butuhkan untuk ramuan penyembuh itu. Dan bertepatan sekarang, bahan yang dibutuhkan Starish sama dengan seperti miliknya. Dan bahan itu ada di depan mata mereka berdua. Dan yang pasti Starish yang akan mendapatkannya. Padahal mulai tadi Hana lah yang melihatnya duluan.

     "Apa?? Ini milikku" Tuh kan pasti Starish lah yang mendapatkannya. Jika dia melawan, adanya dia terbaring di rumah sakit again. Jadi sekarang dia hanya bisa menyerah. Biarlah Starish yang mendapatkannya. Toh dia tidak bisa apa apa. Starish menjulurkan tangannya untuk mengambil bahan ramuan di depan matanya. Setelah itu ia pergi tanpa mengatakan sepatah katapun.

      Dan beginilah hasilnya, Hana harus mencari bahan itu lagi. Dan bahan itu adalah salah satu bahan yang sangat sulit ditemukan. Di tengah tengah suasana terik matahari ini. Hana mencari bahan untuk ramuan penyembuh itu.

_____________💓❄❄

   "Hana kenapa baru kembali!?!?!?!" Hana berjalan dari ujung lorong dengan layunya. Dia seperti orang tidak diberi makan selama 1 minggu. Di genggamannya ada salah satu bahan untuk ramuan penyembuh itu.
"Ahh maafkan aku tumbuhan ini sangat sulit dicari" Hana menampakkan senyumnya seolah ia berkata 'aku tidak apa apa'
"Kau tidak bisa membohongi kami" Violla menatap Hana dengan tajamnya. Ia menelisik ke mata Hana seolah menyrlidiki sebuah kasus pembunuhan.
"Hmm Starish yahh?" Violla menyeringai, mendapat jawabannya Violla berjalan dan menghilang dari hadapan mereka.

      "Hah kau ini, pasti sebentar lagi Olla akan marah besar besaran, dia tidak suka di bohongi barang sekecil apapun"
Fiolla mengehala nafas. Iya memang, Violla sedari kecil tidak suka di bohongi, ntah itu kebohongan kecil maupun besar.
"Lalu, lalu aku harus bagaimana?!?!?" Hana panik dengan sendirinya.
"Tenang saja Olla tidak akan marah padamu kok hehe" Fiolla menampakkan senyum manisnya seolah ini tidak ada apa apanya.
"Ehh tapi...."
"Hush sudahlah ayo kita menuju kelas" Fiolla memotong ucapan Hana, dan dia menarik tangan Hana untuk segera masuk kedalam kelas.
_______👉👉👉
  
       Hana sangat terkejut, bahkan tidak hanya dia saja tapi semua yang ada dikelas ini terkejut. Tado pada saat Hana menapakkan kakinya kelantai kelas. Ia langsung terkejut melihat keadaan kelas seperti kapal pecah. Bahkan lebih dari itu. Dan lebih mengejutkannya lagi, di depan kelas Starish sedang terkapar kesakitan. Di lihat dari situ Starish dalam keadaan sedang diserang. Dan yang menyerangnya adalah Violla, sahabatnya.

       "SUDAH KUBILANG KAU KAN YANG MEMBUAT HANA BERBOHONG!!!" Teriakan Violla menggetarkan seisi sekolah. Bahkan semua orang sekarang sangat takut dengannya.
"Ehehe tuh kan sudah kubilang Olla tidak akan marah padamu" Fiolla malah senyum senyum santai pada saat seperti ini. Memang mulai tadi Fiolla menampakkan wajah wajah santainya. Yang lain ketakutan dia malah santai. Mungkin itu karna dia adalah keluarga Violla.
"K...kau ini dia malah sedang menyerang Starish!!!" Hana mengguncang guncangkan pundak Fiolla kedepan dan kebelakang.
"Ugh santailah kau ini, dia tidak akan membuat keributan apapun kok hahaha" yang diteriaki malah nyengir nyengi tidak bersalah.
"Apanya yang santai dia sudah membuat kelas hancur!!!"
"Oh tidak, tidak tidak ini tidak boleh terjadi" Fiolla menampilkan muka seriusnya. Ia menghiraukan perkataan Hana. Ia sudah seperti orang ketakukan saat melihat hantu. Matanya terus terpaku kedepan.
Perlahan lahan hana menolehkan wajahnya kedepan. Di sana Violla mengeluarkan sesuatu di tangannya. Berwarna hitam. Perlahan lahan itu membesar.

"LARI SEMUA!!!!!"

_____________❄🐨🐨🐨

Yooo yooo minnaaa author kawai kambek hehew :}
Maaf maaf baru kambek hehew :}
Nyaw :}
Jangan lupa follow akun ini yah

             SELAMAT HARI           KEMERDEKAAN INDONESIA YANG KE-74 🎉🎉🎊

MERDEKA ATAU MATI

MERDEKA !!!!!
🎉🎊🎉

_COAVILAFANTASY

    

     

    

  

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fantasy Center: My Hurt FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang