[Seungyul, Gyulyoun]
Warning : Mature content 🔞, semegyul, ukeyoun, topgyul, botyoun. Angst, hurt/comfort.
Chapter 1
"Aishh fuck..."
Laki-laki berambut coklat itu meringis, mengusap kasar darah yang mengalir disudut bibirnya. Badannya terasa remuk, memar dan luka robek terlihat jelas dilengannya yang berotot. Untuk kali ini dia benar-benar babak belur.
"Bangsat..." sumpah serapah terus terucap dari bibir tebalnya, dia bukan laki-laki lemah tapi ayolah dia baru saja di keroyok oleh 15 orang laki-laki dan mereka membawa balok kayu, tongkat baseball, saatnya membuang harga diri dia bukan tokoh utama film action yang dengan mudah mengalahkan belasan orang tanpa terluka. Disandarkannya tubuh atletisnya di dinding gang yang gelap nan sempit itu.
Tes
Tes
Rintikan hujan mulai turun perlahan hingga menjadi deras, laki-laki itu mendengus benar-benar hari yang sial. Pertama, dia harus kalah ratus ribuan won dalam poker game di casino, kedua dia dipukuli orang-orang suruhan dari mantan kekasih psychonya, ketiga di saat tubuhnya bahkan terasa remuk hujan mulai turun seolah tanpa ampun memperburuk harinya. Jam ditangannya baru menujukan pukul 10 malam, namun jalanan sudah tampak sepi dan lenggang.
"Ah bangsat...harusnya aku dirumah saja hari ini"
Hangyul menutup matanya perlahan.
Lelah.
Hanya satu kata itulah yang bisa mendeksripsikan kondisinya saat ini. Bibirnya terasa perih, luka robek dilengannya terasa makin perih saat terkena air hujan.
Hangyul membuka matanya perlahan saat merasa hujan tak lagi membasahi wajahnya. Ditatapnya sosok asing di hadapannya, menyodorkan payung ke atas kepalanya.
"Apa kau baik-baik saja?"
Laki-laki itu memiliki rambut panjang, disibaknya poni yang menutupi wajahnya. Kulitnya sangat putih, matanya terlihat sayu, bibirnya berwarna pink dan hidungnya sangat mancung. Hangyul bahkan bisa mencium aroma harum samar-samar dari laki-laki tersebut. Sangat harum perpaduan antara, citrus dan lemon.
"Aku akan menelpon ambulans"
Suara laki-laki itu terdengar sangat halus.
"Jangan."
"Kenapa? Kau terlihat kesakitan. Tubuhmu dipenuhi dengan luka memar"
"Kumohon"
Hangyul meringis.
Berbicara membuat bibirnya semakin terasa perih.
"Aku baik-baik saja kau bisa pergi"
Hangyul menutup matanya kembali. Berharap laki-laki itu pergi menjauh darinya.
"Ugh..."
Laki-laki itu meletakkan payungnya, dan berusaha menggandeng lengan Hangyul.
"Kalau kau tak mau kerumah sakit, kita bisa kerumah ku"
Hangyul terdiam.
'Apa dia sudah gila? Dia bahkan tidak mengenalku'
Hangyul berjalan perlahan mengikuti langkah dari laki-laki yang memiliki tinggi badan sedikit lebih tinggi darinya.
Harum.
Entahlah padahal mereka berjalan di tengah-tengah rintikan hujan. Namun Hangyul masih bisa mencium aroma dari tubuh laki-laki asing yang membawanya pulang.
"Kau sangat aneh"
"Kenapa?"
"Kita bahkan tidak saling kenal"
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING [GYULYOUN]
FanfictionSeorang laki-laki memasuki kehidupannya, merengkuh tubuhnya dengan erat, bibirnya menjelajahi permukaan kulitnya, berbisik dengan halus ke telinganya. Saat itu dia tahu, bahwa tanpa sadar ada perasaan yang tak bisa dibohongi didalam hatinya. Walaup...