"Assalamualaikum" ucap seorang gadis sambil membuka pintu rumahnya. Karena merasa tak ada sautan dari siapapun, gadis itupun berteriak "mamah, Nay pulang!". Benar gadis itu adalah Naina yang baru saja pulang diantar kekasihnya, Haikal. Sebenarnya hari ini tidak terlalu membuat fisiknya lelah, hanya saja pertemuannya dengan Haikal tadi membuat mood Naina yang semula baik menjadi buruk.
Hitam dan putih adalah warna yang mendominasi kamar gadis yang kini sudah menghempaskan tubuhnya dikasur. Naina berusaha memejamkan matanya berusaha untuk melupakan semua yang telah merusak moodnya. "Karena cuma kamu Nay yang mau sama cowok brengsek kaya aku". Nay mengusap wajahnya dengan gusar karena kalimat yang diucapkan Haikal masih terngiang di kepalanya.
"Naina, Raka boleh masuk?" suara dibalik pintu kamar Nay yang langsung membuat Nayna bangun dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya. Seorang laki-laki yang membawa segelas susu putih di tangannya langsung dipeluk Naina untuk membalikkan moodnya hari ini.
Laki-laki itu adalah Raka Prayoga kakak dari Naina. Raka adalah seorang autis, tak heran jika saat berbicara Raka selalu mengulang-ulang perkataanya sebelum ditanggapi. Raka memiliki kembaran yang bernama Ricky Prayogi, berbeda dengan Raka yang autis Ricky terlahir sebagai manusia normal.
"Mamah bilang Nay harus minum susu supaya kuat seperti Raka hihihi" Raka memberikan susu yang dibawanya tadi kepada Nay sambil tertawa. Raka sangat senang jika dirinya dibilang kuat, karena waktu kecil dulu kembarannya selalu mengejeknya lemah. "Abang, Nay kan gak suka susu putih. Nay maunya susu coklat bang." ucap Nay pada abangnya. "Susu putih lebih sehat. Susu putih lebih sehat. Raka baca dibuku." Kata Raka pada Nay.
Raka adalah anak yang jenius, setiap hari ia selalu belajar dan terkadang Raka juga bisa memperbaiki beberapa alat rumah tangga yang rusak. Tuhan memang adil, dibalik kekurangan pasti ada kelebihan. Hanya dengan berbicara pada Raka saja mood Nay sudah bisa kembali membaik. Nay tersenyum melihat abangnya yang selalu bisa membuatnya bahagia.
Berbeda dengan Raka, Ricky memiliki sifat yang dingin dan cuek kepada siapapun. Sebenarnya Ricky adalah sosok yang ceria dan penyayang. Tapi semua berubah sejak kematian kekasihnya yang bernama Syakira 2 tahun lalu karena kanker otak yang dialaminya. Sejak saat itu Ricky berubah menjadi sosok yang dingin dan cuek bahkan kepada keluarganya sekalipun. Bahkan Ricky sering bolos kuliah dan berantem dengan teman-temannya. Nay bersyukur masih ada Raka yang selalu ada untuknya meskipun dengan kondisinya yang seperti itu. Nay pun memeluk Raka
"Bang, Nay sayang banget sama bang Raka."
Walaupun nakal dan tomboy Naina tetaplah anak yang manja jika sudah bersama Raka. "Naina bau. Naina bau. Raka mau bilang mamah Naina belum mandi. Raka mau bilang mamah" ucap Raka melepas pelukan Nay kemudian keluar mencari mamahnya.
Setelah Raka keluar dari kamarnya, Nay mengambil foto yang ada di mejanya. Itu adalah fotonya bersama Ricky dan Raka 3tahun lalu. Di foto itu Naina cemberut karena pipinya dicubit oleh kedua abangnya. Tanpa disadari air matanya menetes menatap foto itu. "Bang gue sayang kalian. Gue cuma bisa berdoa suatu hari nanti bang Ricky bisa kembali menjadi Bang Ricky yang ceria. Gue kangen kita kaya dulu Bang. Gue kangen lo Bang." Akhirnya Naina menangis sambil memeluk foto tersebut. Naina tidak tahu bahwa ada seseorang yang juga menangis mendengar ucapannya tadi, wanita itu adalah mamahnya. Mamahnya pergi lagi takut Naina tahu bahwa ia telah mengintip Naina menangis.
Naina baru saja selesai mandi sore tiba-tiba ponselnya bordering menandakan ada panggilan masuk. "Panji?" Nay membaca nama kontak yang menelponnya dan langsung menjawab panggilan tersebut. "Hallo, apaan?" tanya Nay dengan nada malas.
"Santai dong Nay. Bete nih basket kuy." ajak Panji
"Boleh deh dimana?"
"Lapangan komplek aja. Nanti gue nyamper lo tapi naik sepeda aja."
"Oke."
Nay langsung menutup sambungannya. Nay sudah rapih dengan celana training hitam dan kaos putih berlogo adidas serta jaket hitam adidas. Tak lupa sepatu abu-abu dan rambutnya yang dikuncir kuda. Nay mencari mamahnya ke dapur dan melihat mamahnya sedang memasak bersama Bi Siti, asisten rumah tangganya. "Mamah aku mau main basket sama Panji ya. Oiya aku juga pinjem sepedanya Bang Rcky ya soalnya sepeda aku bannya bocor" kata Nay sambil mencium tangan mamahnya "Jangan lupa pintunya ditutup Naina" ucap mamahnya saat Nay sudah berjalan keluar. "Siap mah!" Teriak Naina.
Saat membuka pintu rumahnya, Nay melihat Bang Ricky sedang melepas sepatu. "Bang, Nay pinjem sepedanya." Ricky hanya mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumah.
"Bapaaaauuuuu bapaauuu!" teriak Panji dari luar gerbang rumah Naina.
"Emang ye nih anak mulutnya harus dikaretin." gerutu Naina sambil membuka gerbangnya dan keluar bersama sepeda abangnya.
"Kuy bosQ"
Rumah Nay dan Panji memang masih satu komplek hanya berbeda blok saja. Tak butuh waktu lama untuk sampai di lapangan, Naina dan Panji pun langsung memarkirkan sepedanya. Mereka bermain basket bersama hingga keringat membasahi mereka.
Akhirnyaaa aku update jugaa wkwkwk seneng sendiri :v happy reading sayang-sayangnya akuuu😘😘😘
🎈Jangan lupa vote,comment, dan share🎈
KAMU SEDANG MEMBACA
NAY
Teen FictionSekarang sunyi membuatku tenang, luka membuatku kuat, dan jarak membuatku rindu. -Naina Zifara