BAGIAN 9

16 1 0
                                    

Oke hallo selamat menikmati cerita ini jangan bosan bosan untuk VOTE and COMMENT di setiap part nya karna itu yang bakalan buat aku semangat nulis.

SO ENJOYY!!❤❤

"weits! Ambil aja kalik, anggep aja ini hadiah pertunangan kalian dari gua" ucap kak Aurel sembari mengembalikan ATM milik arga.

GIWLAK!

"tapi kan kak-" ucapku tidak enak

"udah, jangan nolak kalok sama kak aurel !" ucap kak Aurel memotong pembicaraanku

"makasih kak" ucapku pada kak Aurel

"thanks kak, kita duluan"ucap arga sembari menjabat tangan kak Aurel lalu memeluknya sebentar, begitu pula aku.

"sama sama, semoga lancar ya acaranya" ucapnya padaku dan arga.

Akhirnya kita selesai membeli cincin.

Selepas membeli cincin aku dan kak arga langsung menuju mobil untuk pulang karna hari ssudah mulai sore.

Skip

Mobil manusia kulkas ini sudah memasuki pekarangan rumah milikku.

"em, mau mampir kak?" Tawarku pada arga

"engga, udh sore" jawabnya seadanya, aku hanya mengangguk paham kemudian turun dari mobil miliknya dan bergegas masuk.

Pagi ini Jakarta cerah, namun tidak denganku paalnya malam ini aku akan tunangan dengan seorang kulkas berjalan bernama arga.

Sejak pagi bunda dan ayah sudah rebut ingin menggunakan pakaian apa bagaimana dandannya, ah tererah lah_-

Berbeda dengan abangku yang satu itu ia masih bergulir dengan dokumen dokumen penting perusahannya, sedangkan aku memilih bersantai di kamar mendengarkan music sembari membaca novel.

Di sisi lain

ARGA POV

Hari ini seisi rumah sedang repot mengurus pertunanganku nanti malam, aku memilih duduk di ruang tamu ssembari menonton tv namun tiba tiba papa menghampiriku.

"arga"sapa papah terduduk di sampingku

"hm?" jawabku seadanya, memang mau menjawab apa lagi.

"papah tau perjodohan ini bukan keinginanmu dan kamu bahkan tidak ada rasa dengan naya" ucap papah padaku

"tuh tau" ucapku yang masih acuh dengan pembahasan ini.

"tapi ga, papah ingin kamu setelah ini menjaga naya cobalah mencintainya, naya gadis baik jangan kamu sakiti dia dengan sikap mu yang sekarang, dia pun sama seperti kamu tapi dia selalu beruaha menerima dengan ikhlas, ayolah ubah sikap kamu yang acuh ini" ucap papah yang sepertinya tau kalau aku memang tidak menginginkan semua perodohan ini.

"aku ya aku pah, mau gimana pun itu. Toh ini keinginan papah bukan AKU" ucapku pertegas kemudian beranjak dari sofa menu kamar meninggalkan papah di ruang tv.

Di kamar ini aku terdiam, menatap kotak berisi cincin kemarin.

Sebentar lagi aku menjadi tungan gadis yang bahkan tidak aku cintai, ahrggg!

Dia memang cantik sebenarnya, bahkan aku yakin banyak yang menyukainya namun kenapa dia tidak memiliki kekasih kalau dia memiliki pasti bisa membuat alaan membatalkan pertunangan ini kan.

Sepertinya aku harus membicarakan ini dengannya.

Aku mengambil ponselku, mencari nomer naya yang kemarin di berikan mama.

STAYWhere stories live. Discover now