1. Awal Mula

23 3 0
                                    

-Kehidupanku saat ini tidak seindah yang orang-orang lihat. Lelah? Pasti. Tapi apa yang bisa dilakukan gadis lemah sepertiku. -
.
.
.
.
.
.
.
.

Aurora POV

Hari ini hari pertamaku di bangku SMA. Disini terasa asing. Tidak ada seorang pun yang ku kenal. Kelas 10 S1 aku duduk dibangku paling belakang. Kursi disampingku masih kosong. Melihat beberapa murid dengan seragam yang sama saling bercanda gurau mambuatku sedikit iri. Didalam keramaian ini terasa sepi menurutku.

"Hai" seorang gadis menyapaku, kutatap dia. Siswi berseragam batik coklat senyumnya begitu manis, wajahnya cantik dan bersih serta lesung pipi dikedua pipinya membuatnya begitu manis saat dipandang. Gadis ini terlihat seperti seorang yang baik.

"Boleh aku duduk disini?" tanyanya lagi.

"Ya" jawabku singkat.

"Terimakasih, hei, namaku Liani Anawiryo, panggil aja Lian. Kamu?"

"Aurora Briella, panggil Rora" ucapku tersenyum.

"Oke Rora!"

Perkenalan awal yang sedikit canggung,namun sangat berkesan. Saatnya memulai awal kehidupanku yang baru, dengan lingkungan baru, orang baru dan teman baru. Semoga semuanya berjalan dengan lancar.

Sebulan kemudian

Sekarang aku memiliki 3 orang teman dekat Lian, Elin dan Ana. Kami selalu bersama dan bisa dibilang kamu selalu bercerita satu sama lain. Sampai suatu hari pengakuan Ana membuatku terkejut.

"Eh, kali tau gak?" tanya Ana.

"Enggak!" jawab kami ber-3 serentak.

"Ih... kalian nyebelin." Bibir gadis bernama Ana maju 2cm mambuat kami terbahak. Anasthasia Jasmine. Temanku yang satu ini benar-benar cantik. Kulitnya putih bersih, proposi tubuhnya bagus dan dia memiliki darah keturunan tionghoa dan Belanda.

Dia benar-benar menjadi idaman para siswa pria disini. Sifatnya yang supel dan dia juga termasuk murid terkenal sejak bangku sekolah menengah. Seperti tidak ada kekurangan dalam hidupnya.

"Udah, udah. Tadi mau ngomong apa Na?" tanyaku.

"Kamu kenal sama Rian gak? Itu loh kelas S4. Kayaknya aku suka deh sama dia" wajah Ana terlihat berseri-seri.
Kami ber 3 mendadak terdiam.

"Serius kamu! Kamu suka sama Rian. Diakan terkenal nakal. Banyak yang bilang dia anggota geng loh Na!" ucap Lian mengebu-gebu. Sedangkan aku hanya bisa terdiam.

"Ya kan keren, kayak dinovel-novel gitu" bantah Ana.

"Yang suka kamu itu banyak! Kenapa harus Rian? Ya, pokoknya kamu ati-ati aja kalo deket-deket sama cowok itu. Takutnya kamu kenapa-napa" ucap Elin.

"Iye-iye, santuy lah.... Yuk! Kelas bentar lagi bel" Ana langsung berdiri dan menarik tanganku.

Kami berjalan beriringan dari kantin semabari bercanda gurau dan saat hampir sampai dikelas kami tiba-tiba kami dihadang oleh seseorang.

"Nih, bajummu. Tadi dititipin ke aku."

Cowok itu menyerahkan baju olah raga berwarna hitam biru kepadaku. Ketiga temankua hanya terdiam dan terpana dengan pemandangan dihadapannya. Riando Gilang. Cowok yang baru aja kami perbincangkan dikantin.

"Makasih" tanpa mendengarkan ucapanku Ian langsung pergi dari hadapan kami. Kutatap punggungnya yang semakin jauh itu dengan tatapan sedih, seketika tatapan mata ke3 temanku berpindah padaku.

Tubuhku tiba-tiba diseret masuk kedalam kelas. Mereka bertiga menataku dengan tatapan menyelidik.

"Kamu kenal sama Rian?" tanya Ana, kujawab dengan angukan.

"Kok tadi pas kita gosipin dia dikantin kok kamu gak bilang!" lanjut Ana.

"Apa jangan-jangan kamu pacarnya Rian ya?" Elin menatapku menyelidik.

"Enggak kok! Ian bukan pacarku."

"IAN!?" ucap mereka serentak.

"Kalo bukan pacar terus apa? Mantan?" ucap Ana sedikit merajuk.

Kulihat kesekitarku dan melabaikan tanganku sebagai pertanda mendekat serentak mereka mencondongan kepalanya kewajahku.

"Jangan bilang siapa-siapa trus jangan berisik, Janji!" mereka ber3 menganguk.

"Sebenarnya, Ian sepupuku"

"HAH!?!"

"Stusss! Udah aku bilangkan jangan berisik."

"Trus kenapa kamu tadi pura-pura gak kenal?" tanya Lian.

"Soalnya kita emang gak terlalu deketl. Terus Ian itu panggilan dia dulu. Jadi ya gitu..."

"Ra, kamu kan temen aku. Bantuin aku deket sama Rian dong, kamu pasti punya nomer wa-nya kan. Aku minta dong." Ana mulai mengeluarkan wajah memohonnya yang menjijikan itu lagi. Ana terus saja merengek padaku.

"Gak ah! Nanti dia marah sama aku"

"Aku gak bakal bilang deh, kalo aku dapet nomernya dari kamu, ya, Ya, YA!" paksa Ana. Kuputar bola mataku dan menatapnya malas.

"Hm...." dehemku lirih.

"APA/? Gak denger Ra!" teriak Ana.

"IYA KUCRUT!" balikku teriak.

Sejak saat itu Ana terus tersenyum aneh dikelas. Sebenarnya aku sendiri bingung gimana caranya aku bantu Ana, deket aja enggak. Rian dan aku punya masa lalu yang sebenarnya aku sendiri gak ngerti, kami pernah dekat tapi saat usia kami 6 tahun tiba-tiba dia menjauhiku dan tak pernah mau bermain denganku lagi.

KRING!

Bel pulang sekolahpun berbunyi. Kami segera membereskan barang-barang kami. selayaknya anak SMA kebanyakan, kami pulang sekolah dengan motor. Ya, walau kami belum punya SIM tapi ini lah masa SMA. Sering kali anak-anak sekarang saat SD rasanya ingin segera masuk SMP. Alasannya pengen ganti temen, bosen sama masa putih merah dan bahkan ada yang pengen ngerasain punya pacar di SMP. Tapi setelah mereka masuk SMP banyak yang mengeluh. Kangen masa putih merah, pelajaran di SMP susah-susah, kakak-kakak tingkat ganteng-ganteng tapi temen sekelas kok cupu semua, dan beberapa alasan lain.

Saat itu pasti beberapa memiliki pikiran pengen cepet-cepet masuk SMA. Tapi setelah masuk SMA kekecewaan itu terulang lagi. Banyak siswa SMA sekarang mengeluh dengan berbagai hal, seperti fasilitas sekolah, kualitas guru dalam mengajar, teman yang kurang baik, bahkan banyak yang suka mengunjing Kepala Sekolah atau Kesiswaan yang galaknya bikin kepala pecah.

Siswa selalu merasa tidak puas dengan apa yang mereka dapatkan. Banyak yang bilang masa SMA adalah masa dimana kita lagi nakal-nakalnya. Sebenarnya ini adalah masa kita mencari jati diri. Kadang orang dewasa sering menganggap hal ini salah, tapi menurut kita masa ini adalah masa-masa mengukir kenangan.










Beberapa part awal alurnya bakal cepet. Soalnya aku mau semua inti cerita dan konflik-konfliknya ada di kelas 12. Jadi mohon dipahami ya guys. Semoga cerita ini dapat mengjibur kalian. See u next 😉👐
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

noonall


[ #HSS ] EXIRILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang