❄️II. Similiar but not Same

2.8K 332 16
                                    

Untuk kesekian kalinya, Jisoo kembali ke UGD untuk 'menggeser' pasien dari UGD ke ruang rawat inap


Ditemani dengan Ryujin, anak magang yang sedari tadi memaksa untuk ikut menemani. Padahal Jisoo biasanya akan ditemani Jimin yang berjaga di UGD untuk membawa bankar ataupun kursi roda sedangkan Jisoo memegang cairan infus

Ketika mendorong pintu kaca itu, yang Jisoo rasakan hanyalah hawa dingin dari pendingin ruangan yang suhunya sengaja diturunkan jadi 16°C. Uap yang berasal dari hembusan napasnya terlihat samar di mata, tapi Jisoo yakin kalau uap itu benar adanya

"Eh, Jisoo? Sebentar ya, aku ambil kursi rodanya dulu."

Jimin keluar dari ruang jaga dengan mulut yang masih sedikit mengunyah. Nampak sekali kalau baru saja selesai makan

"Kunyah dulu makananmu. Aku tidak keberatan menunggu sebentar."

Jimin hanya nyengir kuda, kemudian melangkah kearah wastafel untuk mencuci tangan

"Sunbae, apa Sunbae itu teman dekatmu?"

Ryujin, si anak magang bertanya sembari mengetuk bahu Jisoo pelan, tanpa melepas pandangannya dari Jimin yang sedang memapah seorang anak remaja untuk duduk dikursi roda

Jisoo mendengus jengah, "Bukan urusanmu," balas Jisoo kelewat dingin.

Ryujin bahkan sampai bergidik ngeri mendengar nada bicara Jisoo barusan yang kelewat datar dan dingin. Biasanya, yang Ryujin tahu Sunbae nya yang cantik ini tidak pernah berkata dengan nada datar dan dingin. Kalau sudah seperti ini, berarti Ryujin baru saja melakukan kesalahan

Iya, melewati batas privasi adalah kesalahan

"Pasien Thypoid lagi?" Jisoo bertanya setelah membaca buku status milik remaja lelaki di depannya. Kemudian memperhatikan remaja lelaki yang diketahui bernama Choi Soobin

"Iya, Dokter Kim mengintruksikan untuk rawat inap selama 3 hari. Kalau belum ada perubahan, kemungkinan akan dirujuk."

Jisoo hanya mengangguk-angguk mengerti sambil melanjutkan membaca buku status milik Soobin.

"PCT infusnya sudah masuk kan?"

"Sudah, aku ambilkan obatnya dulu."

Jisoo hanya mengangguk-angguk. Sembari menunggu Jimin yang ke apotek. Jisoo memperhatikan kalau Remaja ini hanya sendirian, tak ditemani siapapun disini. Menatap heran, biasanya kalau sudah anak remaja yang masuk UGD, pastilah ada wali yang menemanikan? Tapi Soobin ini sendirian. Apa walinya pergi keluar?

"Soobin-ssi? Di mana walimu?" tanya Jisoo pada akhirnya

Soobin menoleh ke arah Jisoo dengan wajah pucatnya yang kentara. Kemudian tersenyum kecil. Sejenak Jisoo dibuat terpana dengan senyum itu

Senyum orang yang bermasalah

Tidak, bukan berarti Soobin ini anak yang nakal. Kau pasti tahu maksud Jisoo dalam mengartikan konteks kata 'bermasalah' ini

"Orangtuaku bercerai, Ibuku berada di Busan. Ayahku ada di Daegu bersama Istri barunya. Aku tinggal sendiri di Seoul."

Binggo! Benar dugaannya. Kalau Soobin ini anak yang bermasalah. Saat menurunkan pandangan, Jisoo tidak lagi terkejut dengan luka goresan yang menghitam, dan dielus-elus oleh Soobin. Secara otomatis, Jisoo menarik tangan kirinya yang terpasang jam berwarna hitam itu ke belakang. Menyembunyikan di balik lengan panjang baju putih miliknya. Bukan jam yang ia sembunyikan

Tapi bekas luka yang sama seperti Soobin yang berusaha ia sembunyikan

"Jadi, kamu kemari bersama siapa?" Jisoo tak tahan kalau ia tak bertanya untuk bertanya lebih lanjut pada Soobin, dan menghilangkan rasa penasarannya pada remaja lelaki di depannya

Our Love Story: To(get)HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang