Sudah kesekian kalinya isi botol itu diteguk, dan tegukan kali ini menjadi tegukan terakhir
Taehyung menatap jengah wanita didepannya, padahal hanya meminta waktu sebentar untuk berbicara. Tapi apa? Bibir wanita itu tak kunjung bergerak untuk berbicara walau sepatah kata
Demi Tuhan, Soobin pasti sedang menunggu sekarang. Anak itu pasti sudah mau dipindahkan ke rawat inap dan sudah dipastikan tak ada orang yang akan menungguinya selama sakit. Soobin pasti akan kesepian
Jari telunjuk Taehyung mengetuk - ngetuk dataran meja pelan tapi menimbulkan sedikit suara yang menemani keheningan mereka
Habis sudah kesabaran Taehyung sekarang. Taehyung berdiri dari tempat duduknya, sampai wanita yang duduk didepannya itu mendongak menatap Taehyung yang menjulang didepannya
Memasukkan kedua tangannya kedalam saku mantel, Taehyung menatap datar wanita itu. "Kalau tidak ada yang ingin dikatakan. Aku pergi."
Tapi baru saja mau berbalik, lengannya ditarik wanita itu. Taehyung melirik sekilas tangan putih yang memegang lengannya itu. Lalu dengan sedikit gerakan hentakan, pegangan itu terlepas
"Jangan sentuh aku."
"Duduklah lagi. Ada yang ingin Ibu bicarakan."
Taehyung menuruti permintaan wanita yang diketahui adalah Ibunya. "Cepatlah. Aku harus menemani Soobin."
Soohe menatap wajah putra sematawayangnya itu lembut. "Apa kau masih marah dengan Ibu?" Soohe berusaha meraih telapak tangan besar itu, tapi dengan cepat telapak tangan itu ditarik. Beserta wajah yang dibuang kesamping. "Masih marah ternyata."
"Aku tak punya alasan untuk tak marah padamu."
"Ibu tahu, tapi tidak bisakah kau menerima? Tak apa kalau kau masih marah, Ibu hanya ingin kau kembali lagi kerumah. Itu saja."
Taehyung membalikkan kepalanya, memberikan tatapan marah pada Soohe. "Apa? Tinggal denganmu? Jangan bercanda." Taehyung terkekeh pelan. "Sayangnya, Aku tak mau serumah dengan wanita murahan sepertimu."
Soohe langsung terdiam. Sungguh, demi apapun. Kalimat hinaan dari mulut anaknya sendiri itu lebih tajam dari sebilah belati yang menusuk. Tapi apalah daya, ia tak bisa (walau hanya sepatah kata) untuk mengeluarkan segala kalimat untuk membalas hinaan Taehyung padanya. Karena memang benar apa yang Taehyung katakan
Ia adalah wanita murahan
Taehyung kembali menghembuskan nafasnya kesal. Kemudian kembali berdiri. "Sudah, tidak ada yang mau dibicarakan lagi kan? Aku pergi."
"Kau benar tidak mau tinggal bersama dengan Ibu?" Soohe berdiri, nampaknya wanita ini masih belum menyerah. Ia bahkan mengeluarkan segala keberaniannya untuk menanyakan hal yang sudah ia tahu jawabannya sejak awal
Sebuah lengkungan terbit dibibir Taehyung, lengkungan yang tersirat akan kesinisan. "Bukankah jawabannya sudah jelas? Haruskah kuperjelas lagi?"
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Taehyung langsung pergi. Tapi baru beberapa langkah ia berbalik. Menatap langsung mata yang sudah berkaca - kaca itu
"Berhenti mengirimiku uang - uangmu. Aku tak butuh. Aku masih terlalu banyak uang untuk menerima transferanmu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story: To(get)Her
أدب الهواة"Aku ditantang untuk mencairkan kutub utara? Siapa takut?" Kim Jisoo x Kim Taehyung ©𝟸𝟶𝟸𝟶 ʙʏ ʀɪᴋᴏᴏᴋɪᴇ__ ⚠️Aʟᴛᴇʀɴᴀᴛɪᴠᴇ Uɴɪᴠᴇʀꜱᴇ