Prolog

1.3K 142 2
                                    

Seoul, South Korea

11.55 PM

Sehun menatap pemandangan malam kota Seoul melalui dinding kaca di dalam ruang kerjanya, sebenarnya ia tidak benar-benar menatap pemandangan indah di luar sana. Matanya justru menatap pantulan dirinya sendiri. Sosok tegap di dalam kaca yang seolah menertawakan dirinya.

'Sekarang kau berhasil memiliki apa pun yang dulu tak pernah bisa kau miliki. Dunia bahkan berada dalam genggamanmu saat ini. Tapi apa gunanya semua itu jika kau bahkan tak bisa memiliki Dia? Jangankan memiliki, untuk menemukannya saja bahkan kau tak sanggup'

Tatapan Sehun menajam saat menatap pantulan dirinya, seolah sosok di dalam sana benar-benar menertawakannya dengan puas setelah mencemooh dirinya. Emosi dan rasa frustrasi mulai melingkupi hati pria itu. Bahunya merosot dalam kekalahan, ia tak pernah menyangka akan menjalani hidup sendirian tanpa gadis itu. Gadis yang tak pernah ia lihat lagi sejak sepuluh tahun lalu.

“Kau ada dimana? Apakah kau hidup dengan baik? Apakah kau tumbuh dengan sehat? Apa kau tidak merindukanku?”

Selalu pertanyaan yang sama setiap kali dirinya merindukan gadis itu. Rasa bersalah dan penyesalan yang tak akan pernah lepas dari dirinya sampai kapan pun. Kesalahan yang telah ia lakukan tak akan pernah termaafkan.

Sehun berbalik dan meraih sebuah kalender duduk di atas meja kerjanya, ia menatap sebuah tanggal yang telah dilingkari dengan tinta pulpen berwarna merah.

“Besok ulang tahunmu yang ke 25. Aku harap kau berada di suatu tempat yang aman, semoga kau  merayakan ulang tahunmu saat ini. Di mana pun kau berada, aku akan selalu berdoa untuk dirimu. Maafkan aku.” Ucap Sehun dengan sendu, tampak raut lelah di wajah pria itu. Ia terlalu menantikan kehadiran gadis yang tak pernah lagi ia dengar kabarnya sejak saat itu.

Sehun menatap lukisan besar di salah satu sudut ruang kerjanya, si bocah lelaki melingkarkan tangannya di bahu si gadis kecil lalu tertawa riang menatap ke depan. Itu adalah potret dirinya dan gadisnya yang ia buat ke dalam lukisan besar.

“Jika saja waktu bisa diulang, aku tak akan pernah meninggalkanmu malam itu. Di mana pun kau berada, semoga kau baik-baik saja, Kyungsoo-ya.” Ucap Sehun, sudut matanya basah tanpa ia sadari.

Rasa sesak yang datang tiba-tiba membuatnya sulit bernafas, ia bahkan tak ingin bernafas. Karena bila ia bernafas, ia tahu semua ini nyata. Apa yang sudah ia lakukan pada gadis kecil tak berdosa itu adalah nyata. Meninggalkannya seorang diri bersama orang jahat yang tak pernah ia lihat lagi keberadaannya setelah malam itu. Ke mana ia membawa gadisnya pergi?

Drrt… Drrt… Drrt

Sehun menatap layar ponselnya, saat ini hari sudah berganti. Nama Kyungsoo tertera di dalam layar ponselnya. Alarm untuk ulang tahun Kyungsoo sudah berbunyi.

“Selamat ulang tahun, Kyungsoo-ya.”

****

Painful Memories [HunSoo - Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang