Lebih baik tidak pernah bertemu. Jika hanya mendapat sebuah kebahagiaan semu.
🍂
Pagi yang indah menyambut hari yang sama indahnya. Semua murid melemparkan topi toga mereka setinggi-tingginya.
Ya, itu hari kelulusan siswa siswi SMA Rising Dream. Semua orang gembira, tapi dibalik itu semua, mereka merasa kehilangan.
"Raka, selamat! Kamu lulus!" sapa gadis yang kemudian langsung memeluk Raka dengan erat.
Raka balas memeluk Raka dengan erat. "Thanks, sayang!"
Gadis itu tersenyum sangat manis. "Kamu mau kuliah dimana?" tanya gadis itu sambil menggenggam tangan Raka.
"Saya mau kuliah di Jerman, mungkin." raut wajah gadis itu berubah sendu seketika. "Kamu mau dimana, Key?" Raka bertanya balik. Ya, nama gadis itu, Keyra Anatasya.
"Key, mau kuliah di Milan." jawabnya pelan sambil menahan air matanya. "Ssttt..! Jangan sedih, kamu percaya kan, jarak tanpa batas bukan halangan apapun buat kita, Key."
"Ini yang bakalan aku kangenin dari kamu." Keyra berujar pelan kemudian terkekeh diakhir kalimatnya.
"Apa?" Raka menautkan kedua alisnya ingin tahu. "Bahasa sok puitis kamu yang nggak aku mengerti."
"Makanya doain saya bisa ngegombalin kamu pakai bahasa Jerman!" Raka tersenyum lembut kearah Keyra.
"Kapan mau berangkat?" tanya Keyra menatap mata hazel milik Raka. "Lusa." jawab Raka singkat dan tersenyum. Senyum yang dipaksakan bahagia.
Sama dengan Keyra yang juga menampilkan senyum munafiknya. Keyra tidak tahu saja, Raka juga tidak siap untuk menjalin LDR.
"Jangan pernah katakan selamat tinggal, itu hanya akan menyiksaku, Raka. Pada akhirnya, aku tidak akan mengizinkanmu pergi." Keyra tidak dapat lagi menahan air matanya.
Rafa menangkup kedua pipi Keyra dan menghapus air mata yang turun tanpa izin itu. "Jangan buat hari yang sempurna menjadi sama buruknya dengan susasana hati. Ayo!"
Raka menarik tangan Keyra kearah kerumunan yang sedang tertawa ria.
Namun, Keyra menahan tangannya. Keyra masih belum berpindah dari tempatnya. "Kenapa?"
"Malu, aku habis nangis." bisik Keyra, membuat Raka tertawa pelan dibuatnya. "Saya kira kenapa, percaya deh! Kamu sempurna buat saya, Key. Kalaupun nggak mandi setahun saya juga tetap suka."
Blush
Pipi Keyra memanas mendengar ucapan Raka. Keyra segera memalingkan wajahnya kearah lain. "Aku nggak mau kesana." Keyra masih enggan menatap Raka, itu hanya akan membuatnya jantungan.
"Terus, maunya saya anter kemana?" Raka berujar lembut. "Boleh aku minta menghabiskan waktu bersama di penghujung hari?"
"Tentu." jawab Raka singkat yang kemudian menarik tangan Keyra menuju motornya. Sebelum itu, mereka mengganti baju mereka terlebih dahulu.
"Weh, papi bos sama mami bos mau kemana nih?" goda seseorang. "Mau ngedate ituu!" satu orang menceletuk, disusul dengan cuitan mesra.
Raka segera menarik tangan Keyra menjauhi teman-temannya yang kurang waras itu.
Motor Raka melaju, membelah keramaian ibu kota. Keyra memeluk pinggang Raka dan menyandarkan kepalanya di punggung Raka.
Punggung kekar ini, punggung yang selalu menjadi sandarannya. Akan pergi sebentar lagi. Tangannya, yang selalu mencegah air mata Keyra jatuh, akan pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo-Lea(Ving)
Teen FictionKarena hidup sudah ditakdirkan untuk mencintai dan ditinggalkan. - Raline dan Relina yang sama-sama berharga. - Tentang perjalanan hidup yang tak tahu arah yang kita inginkan. Semesta tak seharusnya menyiksa kita lebih dari yang disanggupi. Ketika s...