Chapter 1

2.7K 293 44
                                    

Seorang pria muda sedang beradu argumen dengan sang Ibu sejak pagi hingga siang hanya karena sesuatu hal yang jika menurut si pria muda merupakan hal yang sepele, akan tetapi menurut sang Ibu merupakan hal yang serius, sehingga belum ada akhir yang jelas dari perdebatan diantara keduanya.

"Ibu, tolong berhentilah menyuruhku untuk terus mencari kekasih. Aku lelah..." keluh pria muda tersebut pada Ibunya dengan ekspresi wajah frustasi.

"Tapi usiamu sudah cukup matang untuk mempunyai kekasih, bahkan untuk menikah," sang Ibu terus saja mencoba membujuk sang putra. Dia dan putranya sedang duduk bersama di ruang keluarga sembari menonton televisi.

Pria muda yang sedang menikmati kegiatan menonton televisi di hari minggunya tersebut menghela napas lelah dengan tatapan kesal pada sang Ibu. "Ibu, aku mohon... Aku masih ingin meluangkan banyak waktuku untuk bekerja."

"Sehun-ah, bagaimanapun juga, kau harus memikirkan seorang pasangan. Kurangilah jam bekerjamu. Ibu telah memilih beberapa foto wanita untuk Ibu perlihatkan padamu. Lihatlah, lalu tentukan mana yang kau suka dari mereka. Kau bisa melakukan kencan buta lebih dulu, kemudian-"

"Ibu! Aku sudah mempunyai kekasih!" pria bernama lengkap Oh Sehun tersebut memekik dengan suara cukup keras hingga membuat sang Ibu memberikan tatapan terkejut.

"Kau... Sudah mempunyai kekasih? Benarkah? Sungguh? Lalu kenapa kau tidak pernah mengatakannya pada Ibu?" sang Ibu bertanya dengan penuh keterkejutan hingga matanya membelalak lebar.

"Itu... Um..." Sehun tampak memikirkan jawaban yang tepat. "Itu... Um..."

"Katakan kenapa? Kau juga tidak pernah memgajaknya kesini untuk bertemu dengan Ibu dan Ayah. Kenapa?" desak sang Ibu yang tidak sabar.

"Itu karena Ibu selalu sesuka hati mencarikan aku jodoh tanpa meminta persetujuan dariku terlebih dulu," jawab Sehun akhirnya dengan cepat, tanpa berpikir terlebih dulu. "Aku juga terlalu sibuk dengan pekerjaanku," lanjutnya.

"Ibu hanya ingin membantumu agar kau tidak menikah di usia tua. Ibu tentu ingin menimang cucu saat Ibu masih dalam keadaan sehat."

"Ish! Kenapa Ibu bicara seperti itu? Aku bahkan tidak pernah mendoakan Ibu pergi dengan cepat. Aku tentu berharap bahwa Ibu selalu sehat," balas Sehun dengan ekspresi jengkel.

"Maka siapa wanita itu?"

"Apa? Um... Wanita itu..." Sehun mencoba memutar kembali otaknya untuk memikirkan jawaban yang tepat. "Ah! Dia sebenarnya adalah salah satu temanku."

"Temanmu? Kau menjalin hubungan dengan temanmu sendiri? Omo!" Ibu Sehun tampak tidak percaya dengan ucapan sang putra hingga dia mencoba memastikannya, apakah sang putra mengatakan yang sesungguhnya atau tidak. "Jika memang seperti itu, maka bawalah dia ke rumah akhir pekan ini untuk bertemu dengan Ibu dan Ayah, supaya kami bisa melihatnya secara langsung."

Mata Sehun membelalak sempurna dengan ekapresi wajah seolah melihat hantu. "A-apa? I-Ibu serius?"

"Tentu saja. Kapan Ibu tidak serius jika itu menyangkut dirimu? Kau adalah anak Ibu satu-satunya yang belum menikah, jadi temtu Ibu tidak akan main-main dengan segala hal yang berhubungan denganmu," balas Ibu Sehun dengan wajah menantang.

"T-Tapi... A-aku mempunyai syarat untuk itu."

Dahi Nyonya Oh, Ibu Sehun, berkerut. "Syarat? Apa itu?"

"Ibu jangan mencarikan aku jodoh lagi atau mengatur kencan buta dengan wanita lain, karena itu akan sangat mengganggu kekasihku. Bagaimana nantinya jika dia tahu bahwa Ibu suka menjodohkanku dengan wanita lain sedangkan wanita yang aku cintai adalah dirinya? Dia pasti akan terluka."

LOVE, LIFE AND LIES [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang