🥀 01 | Kecelakaan

158K 4.3K 120
                                    

🥀 Surga Dalam Luka 🥀

Luthfi tak henti melukis senyum di wajahnya. Pantulan cahaya rembulan yang menembus kaca mobilnya, semakin menambah kadar ketampanannya malam ini. Kotak merah berisikan cincin berlian serta buket mawar putih di sampingnya adalah salah satu dari sekian banyaknya alasan yang membuatnya tak sanggup menyembunyikan binar bahagia dirinya.

Malam ini, Luthfi akan berkunjung ke rumah sang pujaan hati untuk melamar gadis yang sudah disukainya selama 3 tahun ke belakang. Bukan usaha yang singkat untuk Luthfi akhirnya mendapat jawaban dari pujaan hatinya untuk dapat menerima dirinya sebagai calon suami. Padahal Luthfi tahu, jauh di dalam hati gadis itu, ada seorang pria yang masih bertahta di sana, tanpa pernah Luthfi tahu siapa orangnya.

Luthfi hanya memiliki harapan, lambat laun ia bisa menjadi pria satu-satunya yang mengisi hati gadis pujaannya.

Nissan Juke yang dikendarai Luthfi akhirnya berhenti di batas garis lampu merah. Matanya kembali melirik ke kursi kosong sampingnya. Kotak merah dan bunga mawar putih itu sebentar lagi akan mengantarkannya selangkah lebih dekat menuju hari pernikahan. Hari yang begitu ia tunggu dan ia nanti selama ini. Hari yang sampai kapan pun akan selalu ia perjuangkan.

Jalanan Jakarta malam ini terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa mobil di sekitarnya, dan jalanan pun tak macet seperti biasanya. Kosong dan lancar. Luthfi bersyukur. Setidaknya ia tidak harus bermacet ria malam ini yang mungkin nantinya malah akan membuatnya terlambat.

Melihat lampu hijau sudah benderang, Luthfi melepas remnya dan menginjak pedal gasnya kembali. Fokusnya yang penuh ke arah depan, membuat Luthfi jelas tak menyadari jika ada mobil CRV berwarna putih yang melaju cepat ke arahnya walaupun lampu untuk jalur itu sudah berubah menjadi merah. Luthfi tidaklah salah. Ia menaati rambu lalu lintas dengan begitu baik.

Waktu seolah berjalan melambat. Luthfi menoleh kepalanya ke kanan. Matanya sontak menyipit saat ada dua lampu mobil yang begitu menyorot terang dirinya yang kini sedang berada di tengah perempatan.

BRAK!!

CRV putih itu berhasil menabrak sisi kanan mobil milik Luthfi dengan begitu kencang. Luthfi merasa dunianya berbalik dan berputar dengan begitu cepat. Ia merasakan tubuhnya seperti terhempas masuk ke dalam jurang dan menabrak sebuah benda panjang dan keras seperti besi.

"Uhuk!!" batuk darah langsung menyembur keluar dari mulut Luthfi. Kental dan warnanya merah segar juga pekat.

Luthfi berusaha membuka kedua matanya. Pandangannya buyar dan berbayang. Ia tak lagi dapat melihat apa pun lagi selain kepulan asap putih yang membumbung tinggi keluar dari kap depan mobilnya. Kaca depan mobilnya retak dan beberapa pecahan kacanya menancap di permukaan kulit Luthfi. Rasa sakitnya sudah tak tergambarkan lagi.

Darah mengalir deras dari kanan kepalanya. Tubuhnya tak dapat bergerak sedikit pun karena badan mobil yang menghimpit tubuhnya. Rasanya, kedua kakinya itu mau patah karena bagian rem dan juga kopling mobilnya yang penyok itu menjepit kedua kakinya di bawah. Luthi tak dapat melakukan apa pun lagi selain merintih sakit dan juga memohon pertolongan dari siapa pun yang mendengarnya.

"Mas!"

Dengan napas kasar yang sudah mulai tersengal berat, Luthfi masih dapat mendengar suara dari orang di sekitarnya.

"Mas! Bisa buka pintunya nggak?!" seorang pria paruh baya yang melihat mobil Luthfi terguling hampir 20 M dari lokasi kejadian langsung membuatnya menepikan mobilnya dan segera turun untuk melihat kondisi korban yang terlibat kecelakaan.

Kaca mobilnya terus digedor, tapi Luthfi tak dapat melakukan apa pun. Tubuhnya seakan lumpuh. Tak mampu ia menggerakkannya, bahkan jemarinya sekalipun.

Surga Dalam Luka | PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang