TIGA

545K 6.7K 496
                                    


Follow sebelum membaca guy!

Pagi harinya Larisa bangun dari tidurnya dan membuka pakaiannya. Berdiri di depan cermin sambil menatapi tubuhnya yang semalam dilahap oleh Jonathan. Larisa sadar diri bahwa statusnya adalah sebagai seorang istri. Tapi bagaimanapun juga dirinya sangat terkejut karena perbuatan Jonathan yang membuatnya sangat malu.

Larisa melihat ke arah dadanya begitu banyak tanda yang dibuat oleh Jonathan di sana. Bahkan ia merasa sangat berbeda dengan dirinya sekarang. Ada rasa geli, dan rasa ingin melanjutkan apa yang telah terjadi tadi.

Larisa pergi ke kamarnya meninggalkan Angel sendirian di kamar lainnya. Selama ini dirinya sadar bahwa Jonathan menyimpan jalang pribadi. Yaitu Astrid, saat itu perasaannya benar-benar tidak peduli. Yang ada hanyalah tentang kekhawatirannya terhadap Angel yang sudah terlanjur menganggap dirinya sebagai mama dari anak itu.

Kali ini ia benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa. Mengingat dirinya yang semalam hampir ditelanjangi oleh Jonathan di samping anak tirinya.

Semenjak kejadian semalam. Larisa tidak mungkin melupakan itu dengan mudah. Ciuman pertama, dan bahkan merasakan sensasi yang sangat berbeda dari apa yang dia rasakan selama ini dan itu benar-benar nikmat bagi Larisa. Ingin mengulangi, akan tetapi jika dilanjutkan, dirinyalah yang akan menanggung sakit itu.

Tok tok tok

Larisa selesai mandi dan baru saja mengeringkan rambutnya. Saat ini dirinya hanya mengenakan kimono dan beranjak dari tempat duduknya. Barangkali saat itu Angel sudah bangun dan dirinya dipanggil oleh asisten untuk menemani Angel.

Ceklek

Larisa membuka pintu. Ia menemukan Jonathan yang sudah bersiap mengenakan setelan kerjanya berdiri di depan pintu. Raut wajah yang ditampilkan Larisa pun tak bisa digambarkan dengan kata-kata lagi. Merasa malu tentunya karena kejadian semalam membuatnya ingin menjauhi Jonathan.

"Saya tidak dipersilakan untuk masuk?"

Takut jika tuannya marah. Larisa pun memberikan jalan agar suaminya itu masuk. Bagaimanapun status mereka, Larisa tetap menganggap bahwa Jonathan adalah majikannya sendiri.

Jonathan masuk begitu saja mengunci pintu.

"Ke-kenapa dikunci?"

"Terserah saya,"

"Angel, sudah bangun?"

"Dia ke rumah, Mama. Rumah ini hanya ada kita berdua,"

Berada di rumah berdua? Di kamar berdua? Tubuh Larisa mulai menegang saat itu juga. Apakah Jonathan akan memperkosanya nanti? Semua pikiran itu berkecamuk menyerang dirinya.

"Sa-saya permisi ganti baju dulu, Pak,"

Larisa meraih pakaian yang ada di atas ranjang tempat Jonathan duduk. Kamar itu jarang di tempati oleh Larisa karena ada kamar khusus di mana dia dan Angel tidur bersama. Kamar itu juga diberikan oleh Jonathan untuknya, akan tetapi siapa saja boleh menggunakannya antara Jonathan dan Larisa.

"Tunggu!"

Baru saja Larisa ingin pergi, tetapi tangannya ditahan oleh Jonathan. "Ganti di sini, Cha!" Larisa membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Jonathan. Jadi benar apa yang ada dalam pikirannya itu.

"Cha, kamu tahu kan dosanya istri yang menolak perintah suami?"

Larisa mengangguk, "Ta-tapi, Pak?"

"Panggil nama aku, Cha! Nggak ada panggilan tuan atau Bapak lagi, Larisa!"

Larisa memejamkan matanya dan hendak lari, tetapi tangannya ditarik oleh Jonathan hingga dirinya terlempar ke ranjang.

"Apa-apaan, ini pak?"

After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang