Selamat membaca cerita baruku. Masih dengan nuansa Romance-Adult 😘
Ballroom hotel di desain semewah mungkin demi pesta ulang tahun dari seorang putra konglomerat dari EMERT Group yang baru berusia ke-20 tahun. Seorang pria berwajah tampan menatap datar ke arah kue ulang tahunnya setinggi satu meter. Para tamu menyanyikan lagu happy birthday untuknya. Kedua orang tuanya yang berdiri di sampingnya tampak begitu bahagia, berbeda halnya dengannya yang seolah tidak merasakan apapun.
"Tiup lilinnya," bisik wanita yang berdiri di sampingnya.
Pria itu menuruti dengan meniup lilinnya tanpa mengucapkan do'a apapun. Setelah lilin padam, para tamu bertepuk tangan. Pria itu memotong kue nya dan memberikannya kepada wanita yang berdiri di sampingnya yang diyakini adalah ibunya.
"Happy birthday, sayang."
Wanita itu memberikan sebuah kecupan hangat di kening putranya yang kini telah berusia 20 tahun.
"Happy birthday, Sadewa. Semakin bertambah usia, kamu semakin terlihat dewasa saja." puji seorang wanita yang mungkin berumur beberapa tahun lebih muda dari ibunya.
Pria yang dipanggil Sadewa itu hanya tersenyum simpul tanpa tertarik membalas ucapan dari wanita tadi.
"Iya. Makanya kamu cepat menikah dan punya anak, Ameera. Biar Sadewa cepat ketemu jodohnya," sahut ibunya, Damia.
"Kamu bisa aja, Damia. Kasian Sadewa kalau jodohnya belum lahir," balas Ameera.
Sadewa hanya mendesah berat. Ia benar-benar benci dengan topik pembicaraan seperti ini. Sadewa memutuskan untuk meninggalkan Ballroom untuk sekedar mencari udara segar.
🏵
Seorang wanita hamil yang besar baru keluar dari sebuah mini market. Ia melihat orang-orang berkerumunan di dekat mobilnya terparkir. Wanita itu langsung menghampiri kerumunan tersebut.
"Ada apa?" tanya wanita itu kepada sopirnya yang juga berada di antara kerumunan.
"Itu... Nyonya... Ada seorang gadis bunuh diri. Dia baru saja terjun dari atas gedung," jelas si sopir.
"APAAA?" pekik wanita itu karena kaget.
"Lalu kenapa kalian diam saja? Cepat panggil ambulans!!" teriak wanita yang sedang hamil itu.
🏵
Dengan pakaian santai namun tetap terlihat rapi Sadewa keluar dari lift yang membawanya dari lantai tempat kamarnya berada menuju lantai satu. Mansion Sadewa terdiri dari 3 lantai dan dilengkapi lift. Maklum saja karena orang tuanya termasuk dalam 10 orang terkaya di dunia.
"Mau kemana kamu?" tanya Damia yang melihat Sadewa baru saja keluar dari lift.
"Menemui Gabriel," jawab Sadewa.
"Kamu masih berhubungan dengan gadis itu? Bukankah sudah Mama bilang kalau kamu hanya boleh menikah dengan gadis pilihan Mama?" omel Damia. Sadewa memutar bolamatanya jengah.
"Maksud Mama gadis yang belum lahir itu? Please, deh... Mama nyuruh Sadewa melajang selamanya? Sadewa udah gede, Ma. Sadewa berhak menentukan pilihan Sadewa sendiri!" sahut Sadewa bernada gusar.
"Kamu tidak akan pernah bisa bersama gadis bernama Gabriel! Kamu hanya membuang-buang waktumu untuk jatuh cinta pada gadis yang bukan jodohmu, Sadewa!" bentak Damia.
Sadewa hanya menatap datar ke arah Damia kemudian berlalu begitu saja meninggalkan Damia yang menggeram. Sadewa menggunakan mobil sportnya untuk menemui gadis idamannya.
Sadewa menghentikan mobilnya di sebuah panti asuhan tempat dimana gadis pujaannya tinggal. Sadewa menatap bendera kuning yang terpajang di depan pintu asuhan tersebut. Sadewa keluar dari mobilnya untuk mengetahui apa yang terjadi.
Sadewa menatap bingung kepada seluruh penghuni panti asuhan yang memakai pakaian hitam semua. Ia melihat pemilik panti asuhan, Bu Mina, sedang menangis dengan didampingi seorang wanita hamil yang kini mengelus-elus lembut punggung Bu Mina.
"Bu Mina..." panggil Sadewa masih dengan kebingungannya. "Apa yang terjadi?"
Kini semua mata menatap iba ke arah Sadewa. Ia sendiri bingung kenapa semua orang menatapnya iba. Mata Sadewa mencari dimana keberadaan gadis pujaannya, Gabriel.
"Tuan muda..." lirih Bu Mina yang berusaha berdiri menghampiri Sadewa.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Bu? Dimana Gabriel?" tanya Sadewa dengan kebingungannya.
"Gabriel..." Bu Mina tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Wanita hamil itu mendekati Sadewa kemudian meraih tangannya untuk menggenggamnya. Sadewa bingung kenapa wanita asing itu menggenggam tangannya, tetapi Sadewa membiarkannya karena menyadari ada hal yang ingin dibicarakan oleh wanita tersebut.
"Gadis bernama Gabriel itu... Meninggal tadi malam. Sekarang dia sudah dimakamkan, Nak." terang wanita itu.
🏵🏵
Gimana nih prolognya ???
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man {Complete}
RomanceAdira selalu tunduk dengan segala yang telah di atur oleh orang tuanya. Sadewa menyerahkan masa depannya untuk diatur oleh orang tuanya. Keduanya dipertemukan kemudian terikat pada sebuah pertunangan. Sanggupkah Sadewa (37) bertahan pada Adira (17)...