17. Sore Bersamanya

110 1 0
                                    

'Andai saja waktu dapat berhenti saat itu, aku tak ingin dunia bergerak maju. Apalagi, saat bersama mu.'

⚜️⚜️⚜️


"Kok Lo bisa sih dapet izin dari kak Adel? " Lazka membuka pembicaraan.

Abil menoleh sekilas ke kaca spionnya, sebelum akhirnya menjawab, "apasih yang gue nggak bisa?" Jawabnya berbangga diri. Membuat Lazka berdecih dari balik punggungnya.

"Ihh pede banget!"

Lelaki itu terkekeh dari balik helmnya. Ya, Abil benar benar membuktikan ucapannya saat di ujung koridor tadi. Mengantar Lazka pulang. Tapi, herannya Abil justru membuat rute ke rumah Lazka jadi lebih jauh. Lazka sendiri tak tau mengapa, hanya saja yang Lazka tahu, bahwa Abil sudah diizinkan oleh Adel yang pada saat itu sudah sampai untuk menjemput Lazka.

Awalnya, Lazka takut Adel tak memberikan izin. Namun, ternyata Lazka salah. Entah dengan cara apa, lelaki yang sedang menyetir motor sport didepannya ini sukses membujuk Adel.

Tak mau ambil pusing, Lazka pun tak memikirkannya juga.

Keadaan mendadak hening. Hanya suara deru motor saja yang terdengar.

Mendadak Lazka kepikiran tentang kalimat ajakan Abil saat di ujung koridor tadi.

"Bil, kalimat Lo pas tadi itu maksudnya apa?" Ucap Lazka agak keras. Karena, suaranya berlomba dengan suara deru motor.

"Kalimat yang mana?" Kata Abil yang tak paham.

Lazka berdecak. "Yang pas Lo ngajak gue tadi itu lohhhhh."

Abil seketika mengingat. "Ohhhh yang itu. Maksud apanya?"

"Ya kenapa Lo bilang 'nantinya bakalan susah'?"

Dari balik helm nya lelaki itu tersenyum jahil. "Jadi, Lo berharap gue anterin pulang terus nih?"

Mendengarnya otomatis Lazka memukul bahu Abil. Sembari cemberut, Lazka menjawab, "Dih! Gue nggak ngomong gitu ya!"

Abil tertawa. "Ngaku aja kali Laz, Ciaelah."

"Ngaku ngaku pala Lo gundul! Lo nya aja yang tingkat kepedeannya over."

"Sudah mendarah daging, Gan. Jadi moon maap." Kata Abil sembari cengengesan. Sementara, Lazka menggerutu kesal. Jika berlama lama dengan Abil, pasti ia bisa darah tinggi.

Hihhh! Abil memang resek!

"Bil, kita mau kemana sih?!" Tanya Lazka yang sudah bosan karena Abil terus membawanya berkeliling tanpa tau mau kemana.

Abil tak menggubris. Namun, saat hendak protes karena Abil yang tak menjawab pertanyaannya, pandangan Lazka langsung beralih merasakan motor Abil yang mulai menepi. Rupanya, Abil membawanya ke sebuah Gor yang tak jauh dari komplek tempat tinggal Lazka.

Lazka langsung turun ketika motor Abil sudah terparkir. "Kok Lo malah bawa gue kesini?"

"Kenapa? Tinggal ikut aja." Jawab Abil setelah melepaskan helmnya.

"Tapi Lo kan ngajaknya pulang, bukan ke Gor."

"Tapi gue juga udah dapet izin dari kakak Lo kalo gue boleh bawa Lo pergi." Kini keduanya sudah berjalan bersisian.

"Emang Lo bilang sama Kak Adel gimana sih?!" Lazka sudah kepo akut.

"Kepo nih yeee"

Lazka cemberut. Tuh kan, Abil itu memang jenis manusia yang menyebalkannya sudah mendarah DNA.

MySelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang