15. Bukan Pilihan

111 3 1
                                    

'You're my choice. But me, not your choice.'

⚜️⚜️⚜️

Sudah tiga hari ini Lazka setia menjadi pendengar yang baik untuk Abil. Mendengar keseluruhan cerita kenapa Abil dan Rita putus, lalu menjadi penasihat yang baik tentang bagaimana Abil harus menyikapi semua hal yang sudah terjadi.

Lazka tahu, semuanya takkan mudah begitu saja bagi Abil. Karena, seperti yang Lazka tahu bahwa keduanya sudah menjalin hubungan cukup lama. Tepatnya sejak kelas dua SMP.

Ya walaupun kata orang hanyalah cinta monyet, tapi Lazka paham bagaimana berartinya Rita bagi Abil yang notabene nya adalah pacar pertama. Melupakannya tak semudah mengedipkan mata.

Apalagi mengetahui alasan putus keduanya. Lazka yakin itu bukanlah sebuah perkara yang mudah. Banyak kesalah pahaman diantara dua belah pihak. Namun, Lazka tak bisa apa-apa. Lazka sudah tak bisa berperan banyak untuk membuat keduanya bersatu kembali ataupun menjalin asmara lagi.

Tiga hari ini sibuk menebus kesalahannya pada Abil, membuat Lazka tak bertemu dengan Garda. Lebih tepatnya tak bisa bertemu dengannya. Apalagi penyebabnya jika bukan karena Abil yang menahannya.

Selama tiga hari ini Lazka pikir semuanya akan baik-baik saja. Namun, ternyata tidak. Abil benar-benar menyita seluruh waktunya. Bahkan mungkin, seluruh perhatiannya. Maka, jadilah ia tak mempunyai waktu hanya untuk sekedar melihat ataupun menyapa Garda.

Saat mata Lazka tiba-tiba teralih kepada sosok yang sedang berjalan dari arah berlawanan diujung koridor sana, Lazka otomatis diam ditempat. Bingung harus melakukan apa. Otaknya selalu saja beku saat melihat Garda. Hatinya seakan menggila pada detik itu juga.

Lazka melihat sekeliling, tak ada Abil disekitarnya. Mungkin inilah waktunya ia bisa bertemu Garda. Toh lagipula Abil sedang tidak berada disisinya.

Dengan semangat 45 Lazka mendekati Garda yang sedang bersama Permay didepan ruang fotografi.

Garda cukup terkejut melihat kedatangan Lazka. Garda pikir Lazka masih marah kepadanya, tapi melihat sekarang gadis itu sudah berdiri dihadapannya Garda telah salah mengira. Gadis itu sudah baik-baik saja.

"...kak?" Ragu-ragu Lazka berucap. "Iyah Laz? Kenapa?" Garda tersenyum singkat.

Sontak saja Hati Lazka sudah porak poranda. Lazka menggigit bibirnya sejenak. "Mmmhh kakak ada waktu?"

Garda melihat jam tangannya dulu, sebelum akhirnya menjawab.

"30 menit lagi gue ada ulangan Sosiologi sih, kenapa emangnya?"

"Yahh.. yaudah deh kak gajadi." Kata Lazka sembari menghela nafas.

Garda menyerngit. "Emang Lo mau ngapain dek?"

"Gue cuma mau ngobrol aja sama Lo kak, hehe." Lazka cengengesan.

Otomatis Garda tertawa melihatnya. Permay yang disamping Garda pun hanya bisa tersenyum geli.

"Kok kakak malah ketawa sih?" Tanya Lazka kebingungan.

Garda pun menghentikan tawanya. "Yaudah kalo Lo mau ngobrol sama gue ayok aja."

MySelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang