21. Merelakan Dan Direlakan

52 1 1
                                    

'Meskipun tipis kemungkinan, dan kalaupun pada akhirnya masih tetep sama, gue tetep bahagia. Seenggaknya gue pernah berjuang buat dia.' - Abil

🥀🥀🥀

Percayalah, sudah beberapa hari ini seorang Abil begitu kalut. Tak tentu arah dan juga sulit mengontrol amarah. Arham dan Jojo sudahlah kehabisan cara, capek untuk memberikan masukkan padanya.

Abil pikir, menjalankan rencana ini tak sesulit yang ia bayangkan, namun justru sebaliknya. Semuanya rumit, ia justru tersiksa sendiri. Lebih sialannya, objek yang menjadi sasarannya justru tak menghiraukannya. Lazka masihlah cuek seperti biasanya.

Seperti pada pagi ini, Abil harus merasakan kecewa lagi. Yang diharapkannya tak menjadi kenyataan lagi. Ahh sial.

Jika ia tahu bahwa belajar di perpustakaan justru membuat emosinya memuncak, Abil lebih memilih membolos saja. Entah ke UKS atau ke warung Pakde Dahar di belakang sekolah. Intinya kemana sajalah yang bisa membuatnya tak satu ruangan dengan Lazka.

"Arggh! Lo berdua kenapa nggak bilang sih kalo di perpus lagi ada kelas mipa5 juga?" Ujar Abil tiba tiba. Jojo dan Arham sama kebingungannya.

Jojo melirik Arham sekilas. "Noh kan pasti gue sama Arham yang kena, bosen banget dah. Lo kapan sih sembuh dari bucinnya?"

Abil mendengus, "enak aja Lo! Gue nggak bucin ya anjir."

"Lo hampir seminggu marah marah mulu cuma karena ngeliat si Lazka baik baik aja tanpa Lo disisinya, Lo bilang itu bukan bucin? Terus Lo kira apa? Lo kesurupan gitu?" Celoteh Arham panjang lebar.

"Tau nih. Udahlah bucin mah bucin aja. Lagian sih kalo Lo suka ya tinggal deketin aja, susah banget. Perasaan dulu Lo pede pede aja." Ujar Jojo ikut mendukung perkataan Arham, yang semakin membuat Abil dongkol tingkat dewa.

Andai saja Jojo ataupun seluruh orang dimuka bumi ini dapat mengerti bahwa sekarang keadaan sudahlah tak lagi sama. Semuanya akan rumit jika sudah menyangkut hati,rasa dan cinta.

"Lo berdua nggak ngerti sama apa yang lagi gue jalanin." Nada suara Abil sudahlah mereda. Nafas lelaki itu sudah kembali teratur, tak menggebu seperti sebelumnya.

"Gimana kita berdua mau ngerti kalo Lo nya aja kagak mau cerita?" Kata Arham membuat Abil bungkam.

Apa ia harus memberi tahu misinya? Misi yang bisa saja membuat dirinya ditertawai oleh seluruh penduduk dibumi ini?

Jojo mendengus, "Malah bengong lagi nih bocah!"

Abil menarik nafasnya dalam dalam, meyakinkan hati. Meskipun ragu, tetapi kalimat itu tetap ia utarakan pada kedua sahabatnya.

Sampai detik berikutnya, Abil harus menggampar muka Arham dan Jojo yang justru tertawa ngakak! Kan, sudah ia duga pasti hal ini akan terjadi.

"Anjir misi Lo basi banget sih!?"

"Ngga ada cara lain gitu? Udah nggak jaman, Pleaseee."

Arham dan Jojo masih terus tertawa ngakak. Abil yang menjadi objek menggerutu kesal.

"WOY BISA DIEM NGGAK SIH?! KALO MAU RIBUT JANGAN DISINI." teriakan seseorang membuat tawa Arham dan Jojo langsung mereda.

Perhatian pun langsung terbagi pada kedua belah pihak. Ketiganya langsung saling melirik saat mengetahui darimana asal suara itu. Tepatnya, dari meja yang berada pada ujung perpustakaan.

Disana dapat Abil lihat, ada Lazka dan para sahabatnya. Dengan raut wajah Revi yang sudah sangat kesal. Dapat disimpulkan bahwa yang tadi berteriak itu ialah Revi.

MySelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang