1# Perwujudan Bidadari

9.7K 1K 137
                                    


Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh.
Ketika Cinta Bersanding versi rombakan alias versi revisi.
Baca ulang dari awal sangat disarankan, biar ga bingung.
Oh iya semua part sudah diunpublish ya. Jadi nanti akan up lagi secara rutin, insya Allah. Dengan alur yang baru tentunya.
Terima kasih atas semua support, komen dan vote.
Dukung terus karya saya ya. Tanpa pembaca tulisan ini bukanlah apa-apa.
Happay baca semuanya 💞👇

*****Ketika Cinta Bersanding*****

Malam berarak-arak, gulita membungkus langit dengan sempurna. Deru kendaraan semakin lengang melintas. Mendung. Sunyi dan dingin oleh embusan angin.

Aksara Al Farisi namanya. Pemuda 22 tahun itu berlari sekencang mungkin. Kakinya dikayuh secepat mungkin menjauh dari kerumunan para petugas satpol PP yang mengejar.

Aksa sedang mengikuti balap liar. Sudah diperingatkan Zidan berulang kali, tapi Aksa abai.  Beradu ketangkasan dengan taruhan nyawa sudah jadi kebiasaan. Aksa tidak peduli meski resikonya sangat tinggi. Antara ditangkap petugas yang sedang patroli, atau celaka jika sial dengan menghampiri. Aksa mendapat kepuasan tersendiri dari kemenangan yang didapat. Banyak ucapan selamat, banyak kalimat yang menyatakan dirinya hebat. Sebuah pujian yang tidak pernah didapat dari ayah.

Tidak sekali dua kali Aksa harus berurusan dengan pihak kepolisian karena ulahnya. Ayah selalu datang untuk menebus anak laki-laki satu-satunya.

"Plaaak!!!"

Satu tamparan di pipi Aksa selalu melayang dari tangan ayah. Perih, panas. Meradang seperti hati Aksa. Diperlakukan layaknya anak kecil yang membuat kesalahan. Malu. Aksa merasa minder memiliki ayah seperti itu. Lebih lagi, perlahan namun pasti, rasa benci mulai menyusup di hati Aksa pada ayah.

"Mau jadi apa kamu ini! Kelakukan urakan, seperti orang tidak berpendidikan saja!" Kata-kata ayah sangat tajam, menusuk hati Aksa. Aksa sampai bingung sendiri, sebenarnya dia itu anak ayah atau bukan. Kenapa ayah selalu marah-marah, tidak pernah sekalipun bersikap baik.
Kadang melintas rasa iri di hati Aksa, dia ingin seperti Zidan, temannya yang bercerita kalau sering habiskan waktu di hari minggu dengan ayahnya, entah main futsal, atau lari pagi bersama. Aksa tidak tahu bagaimana rasanya dekat dengan ayah.
Yang dia tahu, ayah selalu sibuk kerja, kerja dan kerja. Ayah jarang di rumah, mengurusi bisnis dan sering keluar kota.

Ibu lebih sabar. Dia akan tenangkan Aksa, memeluknya atau sekadar membisikkan nasihat agar Aksa mulai mengubah hidupnya. Aksa hanya dengarkan, namun tidak pernah laksanakan nasihat ibu.

Aksa punya ayah dan ibu, namun sudut hatinya terasa kosong. Umur 22 tahun harusnya Aksa sudah berada di semester akhir kuliahnya. Namun Aksa beberapa kali kena DO dari kampus karena seringnya membolos dan tidak lulus di beberapa mata perkuliahan.

Universitas Cendekia adalah kampus baru yang Aksa masuki. Atas desakan ibu, Aksa mau memulai kuliah lagi dari awal. Aksa diterima di fakultas kedokteran. Ibu sujud syukur, biar masih suka bandel dan membangkang, tapi Aksa mau turuti kemauan ibu. Sebenarnya Aksa itu anak yang cerdas, dulu di bangku SMP sering ikut kegiatan olimpiade, sering dapat piala. Lanjut di bangku putih abu-abu, Aksa mulai banyak bertingkah. Aksa juga sering melawan ayah. Dia bilang buat apa harus capek-capek kuliah, toh ayah tidak pernah peduli.

"Pak, numpang ya." Aksa menyetop satu mobil bak terbuka. Gerombolan satpol PP sudah tidak terlihat. Aksa tarik napas dalam-dalam. Embusan napasnya berat, akibat berlari kencang.

KETIKA CINTA BERSANDING (TAMAT-TERBIT E-BOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang