Mereka Pergi

62 5 0
                                    

"As...hadualla... ila...hailallah" Ucap Agus yang terbata-bata.

-oOo-

Setelah 1 bulan lamanya menemani Rara di rumah dan mengurusnya, Indah pun memberanikan diri untuk meninggalkanya untuk bekerja lagi dan menitipkan Rara kepada kakek dan nenek.

Saat itu masih pagi hari. Indah terlihat siap untuk berangkat kerja di sebuah perhotelan di pusat kota. Seperti yang sebelum-sebelumnya Indah berangkat dengan seragam hotel berwarna merah maroon.

"Pak, Buk, titip Rara ya. Indah mau kerja dulu, soalnya jatah cuti Indah juga sudah habis dan Indah harus masuk kerja lagi."

"Siappp... Biarkan ibumu yang jaga si mungilmu ini." Ucap Kakek.

"Hm..."

"Ya udah Pak, Buk, Indah berangkat dulu. Assss...."

Tiba-tiba Handphone Indah berdering panjang tanda ada telepon. Setelah di buka ternyata telepon dari sang suami, Agus.

"Bentar..."

Indah mengangkat telepon tersebut dihadapan kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum.....?"

"Waalaikumsalam..."

"Ada apa mas?"

"Maaf ini saya, rekan dari suami mbak."

"Oh ya.. Ngomong-ngomong kok handphonenya suami saya ada di mas ya?"

"Jadi begini mbak."

"Iya gimana??'

"Hmm..."

"Ada apa mas?"

"Jadi gini mbak, mohon maaf sekali. Baru saja suami mbak, mas Agus.... meninggal dunia."

"in...nalillahi wainnailaihi rojiun" Indah melepaskan handphonenya dan memberikanya ke Kakek.

"Loh Ndah? Kenapa?" Ucap kakek sambil melihat Indah yang berlari menuju ke kamar. Dan terdengar dari luar tangisan Indah yang begitu jelas.

"Anakmu kenapa Pakkk??!!!"

"Nggak tauu!!!??"

Lalu Kakek menyambung telepon yang tadinya di terima Indah. Dan sengaja Kakek mengencangkan suaranya biar nenek tahu akan penyebab Indah menangis.

"Halo...?"

"Halo Pak,"

"Ada apa mas? Kok anak saya sampai manangis?"

"Maaf sekali. Hmm.... Agus.... Sudah pulang Pak..."

"in... nalillahi wainnailaihi rojiun...." Ucap Kakek dan Nenek secara bersamaan dan spontan Kakek dan Nenek duduk di kursi rotan untuk menenangkan diri.
"KREEETEKKK..." Suara kursi tua yang di duduki kakek dan nenek.

Lalu handphone indah di taruh atas meja dan terdengar teman Agus menjelaskan penyebab kematian Agus, suami Indah.

"Agus meninggal karena dehidrasi berkepanjangan Pak. Di saat itu, Agus berada di paling belakang rombongan untuk menjaga agar rombongan tidak ada yang tertinggal. Saat itu kami mengetahuinya saat salah satu teman kami menghubungi Agus menggunakan telepon. Karena tidak di angkat oleh beliau. Maka kita berinisiatif untuk menghampirinya di barisan belakang. Dan saat kita sampai....."

Spontan Kakek menutup telepon dan menghampiri Indah yang sedang terpuruk di kamar.

"Ndah...??"

Indah saat itu masih menangis karena kepergian sang suami, Agus. Karena melihat Indah yang sangat terpuruk, Kakek pun menyarankan indah untuk menghampiri Agus ke Mekkah, karena jika mayat sang suami di bawa ke indonesia maka makin banyak pula biaya yang harus di keluarkan.

"Ini... ayah masih ada uang, semoga cukup buat kamu bisa pergi melihat suamimu di Mekkah."

Setelah beberapa hari kemudian Indah pergi ke Mekkah untuk melihat makam sang suami. Nenek dan Kakek mengantar Indah ke bandara, sedangkan Darto di rumah untuk manjaga rumah. Tak lama setelah kedatangan Indah di bandara, sirine bandara memberi tahu bahwa pesawat yang di tumpangi Indah akan berangkat. Mengetahui akan hal itu, Indah berpamitan kepada Nenek dan Kakek.

"Pak, Buk, Indah pamit dulu."

"Iya Ndah.." Ucap Nenek

Setelah itu Indah berangkat menuju pesawat yang akan di tumpanginya. Kakek dan Nenek pun menuju parkiran untuk mengambil motor Kakek yang menghadap langsung ke arah lintasan pesawat.

"Yuk pulang.." Ucap Kakek sambil menggenggam tangan Nenek.

"Bentar."

"Mau ngapain? Kan indah udah ke sana."

"Hmmm...."

"Udah ayo."

"Ya.."

Kakek pun menaiki sepeda motor tuanya.

"Ayo naik. Katanya masih ada arisan?"

"Kalau di sini dulu gimana? Aku mau liar Indah terbang."

"Ya udah. Tapi bentar aja ya."

"Ya."

Pesawat yang di tumpangi Indah tampak bersiap-siap dari ujung lintasan. Tak lama kemudian Pesawat yang di tumpangi Indah melaju dengan kencang bertanda akan lepas landas.

"Udah tu. Ayo pulang." Ucap kakek.

"Bentarr..."

Tiba-tiba kedua mesin jet yang ada di sayap pesawat itu mengeluarkan asap tebal. Tak lama setelah itu, mesin jet tersebut mengeluarkan api. Dan pesawat yang di tumpangi Indah itu pun jatuh dan meledak. Pesawat itu meledak di hadapan kakek dan nenek.

"in...nalillahi wainnailaihi rojiun" Ucap Kakek dan nenek dengan terbata-bata sambil melihat pesawat yang di tumpangi Indah turun menajam ke tanah.

Karena melihat hal tersebut kakek dan nenek langsung menangis dan bersujud di tempat parkiran.

-oOo-

Terimakasih sudah membaca cerita saya. Kalau ada saran atau kritik silahkan ketik di sini.

...

KELUARGA FATAMORGANA (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang