Suara percikan air yang dipukul itu terdengar mengasikan di telingaku. Tapi, entah mengapa aku malas hendak berpindah dari posisi dudukku saat ini.
Bahkan, Ayanokouji-kun juga tidak berpindah dari posisinya duduk di sampingku. Yah, terkecuali tadi saat ia membeli minum.
Percakapan kami juga tidak terbilang lama. Sangat-sangat singkat, jika menurutku. Ingin sekali aku menanyakan banyak hal kepadanya, namun apadaya mentalku yang tiba-tiba drop saat berada di dekatnya. Untuk mengeluarkan satu kata-pun aku harus mengumpulkan banyak tenaga dahulu. Dasar, aku!
Terik sinar matahari menusuk kulit kami semua yang berada di sini. Sembari meneguk minuman yang Ayanokouji-kun bawakan untukku, kami menonton air-air yang melayang ke udara karena hentakan dari orang-orang yang bermain air di kolam sana.
Saat diriku menikmati suasana yang ada dihadapan mata, aku merasakan hentakan kaki menjauh dari arahku duduk. Ku tolehkan kepala ke tempat dimana Ayanokouji-kun duduk. Benar saja bahwa pria itu tidak berada pada tempatnya.
Mataku menelusuri luasnya tempat ini dan menemukan pria yang kucari keberadaannya. Entah kemana ia hendak pergi. Yah... karena aku penasaran, jadi aku mengikutinya secara diam-diam di belakangnya.
Tidak salahkan, jika aku hanya ingin mengetahui kemana ia akan pergi? Ayanokouji-kun berbelok. Berjalan di koridor ruang ganti.
Aku berhenti, lalu menyembunyikan tubuhku disebalik tiang bangunan yang lumayan besar. Saking besarnya tiang itu, badanku saja tertutup sepenuhnya. Ya, dan itu bagus agar diriku tidak ketahuan oleh Ayanokouji-kun.
Terpaksa, aku mengintip. Di depan sana terdapat seorang senior dan Horikita yang terpojok di dinding. Yang kutangkap di mataku ini adalah Ayanokouji-kun menghampiri keduanya.
Sepertinya, senior Manabu sedang memarahi Horikita-san. Tangannya mengepal dan bersiap melakukan tinjauan pada Horikita-san. Sedangkan, gadis itu hanya pasrah dan bersiap untuk mendapatkan pukulan.
Kepalan tangan itu melayang ke arah wajah Horikita-san. Namun, dengan cepat Ayanokouji-kun menangkap kepalan tangan tersebut. Keduanya saling menatap.
Senior Manabu menatap Ayanokouji-kun dengan tatapan tajam, namun berbanding terbalik dengan Ayanokouji-kun yang menatapnya dengan tatapan biasa saja.
"Kau lagi!" Kata-kata itu keluar dari mulut senior Manabu. Suaranya yang berat seperti menandakan bahwa emosinya begitu meluap pada Ayanokouji-kun.
Tapi, dari kata-kata yang keluar dari mulut senior Manabu seperti pernah berhubungan masalah dengan Ayanokouji-kun.
"Kau tidak bisa bertingkah seperti itu pada wanita," ucap Ayanokouji-kun tenang.
Dia sudah seperti pahlawan para wanita. Ayanokouji-kun sangat keren. Lebih keren daripada sebelumnya.
Sebuah pukulan melayang cepat ke arah Ayanokouji-kun, hampir saja aku teriak dan buru-buru diriku menutup mulut dengan telapak tanganku sendiri. Bisa saja tadi aku ketahuan, jikalau aku berhasil teriak saat itu juga.
Pukulan demi pukulan melayang, namun Ayanokouji-kun selalu menghindarinya dengan cepat. Mataku terbelalak dan mulutku masih ku bungkam dengan telapak tangan sendiri.
"Berhentilah menjadi pahlawannya."
=================
[∆] 448 kata [∆]
=================To Be Continued )>
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Holidays; Ayanokouji x reader
Fanfiction[SFragment Projects][End] Libur musim panas adalah suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh semua orang, termasuk dirimu dan terkecuali untuk dirinya. [Ayanokouji Kiyotaka x reader(u name)] >©2019, Tiiramizu< Note . 13 Juni Story pub. 17 Agustus