Sekarang, (f/n) mengerti kalau Asano itu menyebalkan. Dia suka mengatur. Sejak pertemuannya dengan anak kelas E, Asano melarangnya untuk menemui anak-anak kelas E. Padahal, anak kelas E lebih menarik daripada anak kelas A---menurut (f/n).
"Asano-san, kenapa sih ga boleh ke kelas E? Aku kan penasaran."
Asano mendengus. Sudah satu minggu (f/n) merajuk padanya seperti ini. Dia agak kesal.
"Kamu kok cerewet banget sih."
"Ya, soalnya alasannya nggak banget. Masa gara-gara aku anak kelas A jadi ga boleh deket sama anak kelas E."
"Bukannya ga boleh, tapi itu demi dirimu sendiri."
(f/n) mendengus kesal.
"Gimana kalo kita bikin taruhan?" tanya (f/n).
"Taruhan?" tanya Asano bingung.
Di dalam hati dia tersenyum. Berani-beraninya ada yang menantang dia.
"Kalau di ujian semester nanti nilaiku lebih tingggi, Asano-san gak boleh ngelarang aku lagi ya?" pinta (f/n).
Asano tersenyum. "Oke, kalau aku yang menang gimana?"
(f/n) memasang tampang berpikir. "Terserah Asano-san deh."
"Oke, sekarang belum kepikiran. Nanti aja."
(f/n) mengangguk. "Jangan remehka aku ya Asano-san."
Asano ketawa. Dia emang ga pernah ngeremehin lawannya, pernahnya cuma ngerendahin doang.
"Santai aja."
-*-
(f/n) belajar siang malam cuma demi ujian semester yang jadi bahan taruhan dengan Asano. Dia pengen banget bisa kenalan dan dekat sama anak kelas E yang menurutnya unik dan menarik. Di rumah dia belajar dan di sekolah pun dia belajar. Serasa tiada hari tanpa belajar.
Saat ujian tiba, (f/n) duduk tegang di bangkunya. Dia takut kalau misal dia kalah.
"Gimana (l/n) siap kalah nggak?" tanya Asano.
(f/n) menatap Asano tak suka. Emang ya, hobinya cowok kelabang ini ngehujat ya. Jadi pengen (f/n) gorok.
"Maaf ya, tapi hari ini yang kalah itu kamu Asano-san."
Asano ketawa. "Coba aja kalo bisa ngalahin aku."
(f/n) mendengus sebal. "Aku gak sebodoh yang kamu kira ya Asano-san."
Hari demi hari berlanjut, ujian juga terus berlanjut. Saat ngerjakan soal, rasanya otak (f/n) langsung disconnect. Dia pengen musnah aja baca soalnya. Ngerjakan dah pake segala cara bahkan pake trik hitung kancing (f/n) dah nyoba kalau dah pasrah. Padahal selama ini dia ga pernah pake trik seperti itu.
Hari pengumuman tiba, rasanya (f/n) dah dugun-dugun terus. Untung dia ga punya riwayat jantung, kalo punya dah mokad kali ya?
Satu persatu nilai disebutkan. Sejauh ini nilainya lumayan, dia juga dapat masuk pararel nilai tertinggi dalam semua mata pelajarn. Namun, Asano juga sama seperti (f/n). Itu juga yang membuatnya sedikit was-was.
"Jadi sekarang pengumuman ranking pararel ya," kata guru pembimbing kelas 3-A.
Inilah yang sangat dinanti-nantikan.
"Rangking 3, (f/n)(l/n). Selamat ya."
(f/n) mendengus kesal, dia rank 3? Lalu Asano rank berapa? Bisa dia lihat, Asano menatapnya dengan penuh kemenangan. (f/n) jadi emosi.
"Rank 1, Akabane Karma dari 3E. Kemudian rank 2, Asano Gakushuu."
Asano mendengus kesal. Dia memang menang dari (f/n) tapi dia kalah dengan saingannya yang lain---Akabane Karma.
Setelah kelas dibubarkan, Asano langsung pergi keluar kelas. Hal itu membuat (f/n) ragu untuk menemuinya.
"Tenang aja, Asano-kun cuma butuh waktu buat nerima kenyataan ini kok," kata Ren.
Tomoya tiba-tiba datang dan mengangguk. "Benar, dia gak pernah seperti ini sebelumnya. Di rank pararel dia selalu jadi yang nomor satu. Mendengar ranknya jatuh begini dia pasti terkejut."
(f/n) mengangguk paham. Dia paham perasaan Asano. Entah kenapa dia merasa kasihan pada cowok kelabang itu.
Saat pulang, (f/n) melihat Asano yang sedang duduk sendirian di bangku taman. Penampilannya sangat kacau.
"Samperin ga ya samperin ga ya?"
Pada akhirnya (f/n) mendatangi Asano.
"Asano-san."
Asano diam. Dia tak menoleh.
"Aku tau, rasanya pasti sakit. Tak ada salahnya sekali-kali menangis."
Asano menatap tajam (f/n). "Kamu pikir aku bakal nangis di depanmu?"
"Iya."
Asano mendengus kesal. Dia memalingkan muka. "Sok tau banget."
"Asano-san, aku tau kamu ingin menangis. Jadi keluarkan aja jangan ditahan."
"Apa sih cerewet banget! Aku yang mau nangis kok kamu yang maksa."
(f/n) tersenyum manis. "Nah, gitu dong jadi Asano-san yang lama. Jangan jadi Asano-san yang murung lagi yaa."
Asano memalingkan mukanya. Dia salah tingkah. "Apa sih, nggak jelas banget."
(f/n) menjentikkan jarinya. "Gimana kalo liburan musim panas nanti Asano-san jalan-jalan sama aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Holidays •Asano Gakushuu
FanfictionFragments 3rd project Liburan musim panas dengan Asano si ketos sekaligus cowok no 1 di sekolah? Sesuatu yang sangat buruk dan paling tak kau harapkan. . . . "Kok bisa nyantol sama Asano sih?" Assassination classroom ©Yusei Matsui Storyline by me C...