4

725 126 33
                                    

"Nah, Asano-san selamat datang di paket liburan (l/n) ya...tujuan kita di hari pertama adalah taman bermain!!!" seru (f/n).

"Padahal aku nggak bilang bakal setuju sama rencanamu."

(f/n) memiringkan kepalanya. Dia bingung. "Kalo gak setuju, kenapa masih disini?"

Asano memasang muka kesalnya. Untung (f/n) cewek, kalo nggak dah dia mutilasi mungkin ya?

"Yaudah aku pulang," Asano membalikkan badannya.

Namun, hal itu dengan segera dicegah oleh (f/n) dengan cepat dia menahan tangan Asano.

"Ehhh... jangan gitu dong. Masa nanti hidup Asano-san belajar terus, ga seru banget."

Asano berusaha nafas dengan teratur, agar emosinya terjaga. Cewek yang satu ini memang sangat menyulut emosi seorang Asano Gakushuu.

"Hmm... jadi sekarang mau kemana?"

(F/n) berpikir. "Gimana kalo roller coaster?"

Asano mengangguk mengiyakan. Dia cepet-cepet ngeiyain daripada nanti (f/n) tambah cerewet. Dia males aja dengerin.

Mereka udah nyobain hampir semua wahana di taman bermain itu. Sekarang mereka sedang mengisi perut di kafe. Asano sebenarnya hanya memesan kopi, sementara (f/n) dia membeli es krim. Ingin yang dingin-dingin katanya.

"Kamu bisa makan yang bener ga sih?" kesal Asano.

"Hah?"

Asano memasang tampang kesalnya. "Hah... makan es krim aja kamu remed."

"Apasih? nggak paham."

"Itu loh, kamu makannya belepotan, Bersihin sana."

(f/n) akhirnya paham. Memang disaat kayak gini otaknya sering buffering. Dengan cepet dia mengusap mulutnya. Setelah itu, ia melihat tangannya. Memang benar ada bekas es krim disana.

Asano terkekeh. "Kamu ini, seperti anak kecil aja."

(f/n) kaget. Baru pertama akali ini dia mendengar Asano tertawa. Biasanya dia ketawa nyindir terus, sekarang ketawanya beneran. (f/n) jadi khawatir, ini besok Asano ga bakal ninggalin peradaban kan?

"Asano-san."

"Apa?"

"Asano-san masih sehat? Besok ga bakal mati kan?"

"Pertanyannya ga mutu banget. Berani banget ya kamu."

(f/n) tersenyum. "Habisnya jarang ngeliat Asano-san ketawa. Kan jadi heran."

"Eh."

"Apa?"

"Setelah ini ke wahana rumah hantu yuk?"

(f/n) langsung memberi tampang tak suka. Dari kecil dia sudah anti dengan hal-hal yang berbau seperti itu. Bisa-bisa nggak bisa tidur di rumah.

"Nggak mau!!!" tolak (f/n) langsung.

"Kenapa? takut ya?"

"Itu tauuu, nanti aku nggak bisa tidur."

"Santai aja, ada aku kok."

"Nggak mauuuuuu."

Asano tersenyum miring. "Kalo kamu mau ke rumah hantu, kuijinin deh kenalan sama anak kelas 3E."

(F/N) langsung semangat. Lumayan tawaran kayak gini ga boleh disia-siakan.

"Wah! Beneran?"

Asano mengangguk.

Di dalam rumah hantu, kerjaan (f/n) cuma tutup mata. Dia jalan sambil tutup mata, ga peduli hantu dan Asano ada dimana. Intinya sekarang dia lagi meminimalisir hal yang iya-iya.

"Ngapain sih tutup mata terus?"

"Takut."

"Ayo dong buka matamu, kalo nggak tawaranku yang tadi batal ya?"

(f/n) mendengus kesal. "Kok jadi gitu sih."

"Terserah aku dong, buka mata gak?"

Akhirnya dengan penuh keterpaksaan akhirnya (f/n) membuka matanya. 

"Huhuhuh gimana kalo nanti hantunya ngejar?"

"Santai aja."

Sekarang pekerjaan baru (f/n) adalah jalan di belakang Asano. Tiba-tiba di tengah perjalanan, ada hantu yang muncul mendadak. Hal itu membuat (f/n) kaget. Dia berteriak dan memeluk Asano dari belakang. Matanya ditutup rapat.

"Huhuhuh Asano-san, aku nggak mau disini. Aku mau pulang aja."

Asano yang dipeluk tiba-tiba, dia bingung harus ngapain. "Sebentar lagi selesai kok."

"Beneran?"

Asano mengangguk. "Iya."

"Sekarang kalo takut tutup mata aja gak apa. Pegang tanganku ya biar ga nabrak."

(f/n) mengangguk mengerti.

Disini Asano belajar satu hal, mengajak (f/n) ke rumah hantu adalah hal yang salah. Karena akan sangat merepotkan.

Summer Holidays •Asano GakushuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang